Happy Reading ❤️
***
Hari ini, pagi-pagi sekali Aleanna sudah berada di BRT menuju perjalanan ke Ace Sysmec. Sebenarnya Aleanna sudah tidak ingin melanjutkan kembali proses rekruitmen ini. Hanya saja Zhang Zhenyuan pacar sahabatnya itu membujuknya. Bukan hal yang mudah untuk Haoyi membantunya sejauh ini untuk menanyakan informasi lowongan kerja dari pacarnya. Lebih baik Aleanna menjalaninya saja dulu sebagai formalitas menghargai niat baik Zhenyuan dan Haoyi.
Setelah hampir kurang dari dua halte lagi mata Aleanna menangkap sosok yang tidak asing sedang mengantri untuk menaiki bus dari balik jendela. Bertemu orang itu lagi. Spontan saja Aleanna langsung menutupi wajahnya dengan ponsel beserta tas miliknya agar lelaki itu tidak melihatnya. Yang benar saja seorang bos besar seperti Ding Chengxin menggunakan transportasi umum untuk berangkat kerja.
Aleanna sempat menjelajah mengenai Dingxin Group sebelumnya. Dingxin Group menguasai empat sektor industri di kota ini. Dimulai dari pabrik makanan dan minuman instan. Kemudian perusahaan Logistik agar pengiriman lebih efektif serta dapat melakukan ekspor-impor dengan budget yang lebih kecil. Lalu masih ada tekstil dan juga manufaktur otomotif sebagai anak perusahaan dari Dingxin Group. Mengingat Ding Chengxin merupakan salah satu pewaris Group tersebut. Mustahil jika bos sekelas Ding Chengxin tidak mampu membeli mobil pribadi untuk transportasinya sehari-hari.
Mata Aleanna terpejam sambil mengucapkan dalam hati agar Ding Chengxin tidak melihatnya. Karena Aleanna sadar setiap pertemuan mereka selalu terjadi hal yang tidak baik di antara keduanya. Maka sebisa mungkin Aleanna menghindari Bos gila itu sebelum ia tertimpa kesialan lagi.
Begitu Chengxin memasuki bus matanya langsung mengenali sosok yang duduk di dekat pintu masuk. Cewek itu lagi. Entah apa yang sedang dilakukan wanita itu selalu terlihat aneh bagi Chengxin.
Detik kemudian pintu automatis tertutup bersamaan dengan ponselnya yang berdering. Sebuah panggilan masuk yang tidak bisa diabaikan dari supplier, sementara ia harus menempelkan kartu terlebih dulu sebelum ia ditegur sopir busnya.
"Sebentar, Pak," ucap Chengxin pada sopir bus lalu mengangkat panggilan teleponnya.
"Halo Direktur Lin bisa tunggu sebentar jangan dimatikan dulu panggilannya." Chengxin menekan tombol silent pada sambungan teleponnya. Ia mengambil dompetnya mulai mencari kartu elektronik miliknya di sana.
Chengxin menepuk dahinya ketika sadar ia lupa membawa kartu. Tidak mungkin ia turun di pemberhentian selanjutnya dengan malu, bukan? Chengxin mendekat ke arah Aleanna membuat gadis itu terperanjat kaget. Mau tidak mau Aleanna harusnya menyapa Ding Chengxin.
"Halo, good morning Mr. Ding. Ketemu lagi kita," sapa Aleanna ramah.
Chengxin menunduk kemudian berbisik pada Aleanna. "Ekhem, aku lupa bawa kartu. Bantu aku tap-in pakai punyamu. Nanti aku ganti via Wechat."
"Baik."
Aleanna menyodorkan kartu miliknya namun Chengxin sudah beralih kembali dengan panggilan teleponnya.
"Direktur Lin pendapatan kuartal ketiga kemarin hanya 778 juta ini terlalu kecil, bukan?"
"Ini harus banget aku yang jalan ke depan buat tap-in kah? Kampret banget." Batin Aleanna.
"Anda yakin bisa memberikan sampel sesuai keinginan saya? Kalau begitu saya akan investasi satu miliar lagi. Bagaimana menurut anda?"
Begitu Aleanna bangun tempat duduknya langsung diduduki orang lain. Untung saja sudah dekat, jika tidak ia harus menahan pegal berdiri selama perjalanan. Pasalnya hari ini dia memakai wedges milik Haoyi membuatnya sedikit tidak nyaman. Temannya itu memaksa Aleanna untuk memakainya dengan ancaman, jika tidak mau maka ia harus mencuci kaos kaki milik Haoyi selama seminggu. Tentu saja Aleanna lebih memilih tersiksa seharian daripada seminggu mencuci kaos kaki Haoyi yang bau sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Chinese Boss
Fiksi PenggemarDing Chengxin adalah seorang pebisnis muda sukses asal China yang terkenal sangat pelit dan arogan. Karakternya yang dikenal buruk oleh masyarakat luas membuat pria usia 27 tahun itu kesulitan memiliki pasangan. Hal ini membuat keluarga Ding khawati...