Tugas event BPC, nulis collab bareng Aes (saya lupa nama wetpetnya)
Well, enjoy.
————————————————————————————————————
Bangun, tersadar, dan merasakan kerangkeng di sekeliling tubuh. Rasa terjepit di ruang sempit selama bertahun dalam posisi meringkuk, disertai pegal otot juga keram semakin menyadarkan nalar. Aroma amis juga bau daging mentah mengocok perut dalam sensasi mual. Segera berbagai pertanyaan muncul dalam benak.
Di mana ini? Apa yang terjadi?
Tak kuat menahan aroma yang terus menari-nari di ujung hidung, satu hentakan keras dari tinju meretakkan cangkang yang sudah menjadi penjara sejak lahir. Bunyi nyaringnya dari tiap serangan malah menambah rasa sakit, tapi apa harus peduli? Raga tetap bergerak keluar dari cangkang.
Awalnya tubuh ini terus jatuh, linglung akibat terlalu lama hanya meringkuk. Kaki seakan tidak memiliki otot, pun tulang menjelma seperti lunak tulang bayi. Berkali-kali merangkak dan bangkit di atas lantai licin dan lembek hingga membuat kaki kesulitan menapak dengan benar. Apa ini? Lantai macam apa yang dibuat menjadi pijakan setiap langkah di sini? Teksturnya persis daging, kenyal, merah, dan anyir. Pun sulur-sulur nadi tampak melintang di atasnya menyerupai batasan ubin keramik di rumah, juga bangunan lain.
Ubin? Satu kata itu langsung menghunjam kepala dengan berbagai macam kilasan. Perlahan gambaran gedung bertingkat yang dipenuhi kaca dan jalanan aspal disertai kendaraannya yang tidak habis-habis memenuhi visual, membentuk semacam luka rindu dan ketidakpercayaan dalam dada.
Langkah masih terus berjalan, menyusur ruang lain yang semakin lama semakin ganjil. Tulang menjadi dinding; pahatan dari tiap tulang yang kecil tampak jelas, membentuk ukiran kasar pola kuncian untuk memenuhi ukuran dinding yang besar, pun otot menjadi mesin penggerak dari pintu, mengganti mesin katrol yang biasa ada di pintu buka otomatis.
Ini ... dunia yang kini dipijaki bukanlah dunia yang seharusnya, bukan dunia yang dikenal sejak dalam rahim ibu. Dunia yang kini terbilang asing, jauh dari angan-angan dunia ideal yang digambarkan para ilmuwan ketika mengembangkan kinerja AI sebagai pusat pengendali koordinasi dalam mempermudah penghubungan masyarakat. Yang terlihat saat ini tentu bukan khayal, tidak! Pikiran terlalu waras jika berhalusiansi akan daging, tulang dan otot yang dijadikan bahan bangunan. Lagipula siapa pula yang membayangkan dunia menjadi begini menyedihkannya? Tidak akan ada. Ini bukan surga, bahkan lebih buruk dari neraka. Usaha mereka untuk mensejahterakan umat justru menjadi bencana baru.
Akhirnya berlari adalah tujuan pasti, meski sesekali kaki terjepit satu sama lain akibat bentuknya yang tidak lagi benar, keluar dari gedung ini adalah pengharapan baru. Tak peduli jika lantai daging yang diinjak justru semakin melesakkan kaki, tak peduli otot penggerak pintu putus, tak peduli banyaknya tulang mencuat hingga terlalu tajam jika tersentuh. Menjadi orang bebas bukanlah dosa yang harus ditanggung, tak akan ada yang dapat menghalangi rasa takut ini.
Sayangnya belum genap langkah membawa tubuh, sebuah kerusuhan di depan sana menghentikan larian di tengah jalan. Tampak beberapa raga cacat lain yang ikut berlari, susah payah ditunggangi ketakutan asli, tak lama dua sosok gumpalan daging meraung, berusaha meraih manusia cacat lain untuk ditangkap kemudian dimakan. Sontak menambah keterkejutan, setelah gedung aneh ini, ternyata penghuninya jauh lebih gila.
Gumpalan daging itu adalah hasil evolusi terakhir dari penciptaan AI untuk membuat bahan bangunan, manusia diklon berdasar DNA fisik terbaik, dipelihara dalam cangkang dan di-dopping berbagai macam asupan pembesar badan. Tentu hal itu tidak akan membantu memulihkan perut lapar, yang ada justru membangkitkan sisi hewani manusia ternak tersebut dan menumpulkan akalnya. Sekilas ingatan melintas, memperkuat tragedi saat AI secara jelas memusnahkan manusia dengan menyerbakkan racun melalui udara di malam hari. Banyak yang mati, tapi tak sedikit pula yang bertahan dalam penderitaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World Of Silence (Kumpulan cerpen)
Short StoryPernahkah kau berada di tengah hutan, ditemani suasana gelap dan seramnya? Atau pernah bertemu dengan psikopat yang menjalankan rutinitas paginya seperti manusia normal, hanya saja dengan cara berbeda? Terjebak dalam sebuah dunia penuh fantasi, berm...