Darrel, anak tengah keluarga Alexander ini terlihat tengah mondar-mandir di ruang tamu rumahnya dengan raut wajah cemas.
Tadi malam, ia mendapat kabar dari Ravel yang katanya akan pulang hari ini. Namun sejak kabar terakhir itu hingga saat ini, ia tak mendapat kabar lagi dari sang kakak.
Ia sudah menghubungi nomor Ravel, namun tidak aktif, membuatnya semakin cemas.
"Kak, belum ada kabar dari Kak Ravel lagi?" tanya si bungsu. "Belum, Dek, nomornya nggak aktif dari tadi," jawab Darrel lemas.
"Kita berangkat sekolah dulu, ya, Kak? Nanti Papa marah kalo tau kita bolos," kata Jessica.
Ekspresi Darrel berubah marah. "Emang Papa pernah peduli?" katanya dingin.
"Kak ...." Jessica memanggil kakaknya dengan suara lirih, takut.
"Kita berangkat, ya?" Nada Darrel kembali lembut, ia mengusap kepala Jessie sembari tersenyum.
Kelemahan dan juga kekuatan Darrel adalah Ravel dan Jessica, kedua saudaranya. Jika salah satunya hilang, maka Darrel juga akan kehilangan setengah jiwanya.
~~~
Di sekolah, Darrel mendapati Deandra sendirian dengan raut wajah gelisah.
"Kenapa, De?" tanyanya.
"Nggak tau, Rel, dari semalam firasat gue nggak enak," jawab Dea.
"Iel sama Delon belum berangkat?" tanya Darrel lagi. "Iel ke Jepang, Rel, ngurusin kerjaan ortunya. Kalo Delon nggak tau, nggak biasanya dia belum berangkat jam segini," ujar Dea.
"Coba gue telpon Delon, deh!" kata Darrel.
Darrel menghubungi nomor Delon, terhubung tapi tidak terjawab.
"Rel, Ravel ngabarin lo, nggak?" tanya Dea. "Itu dia, De. Semalam Kak Ravel ngabarin katanya lagi OTW pulang ke Indo, tapi sampe sekarang dia belum datang atau ngabarin lagi," jawab Darrel.
Keduanya sama-sama kuatir dengan Ravel yang hilang kabar sejak semalam, Ravel tidak pernah seperti ini sebelumnya.
***
Di tempat lain, ada Delon yang terisak di lorong rumah sakit. Penyebabnya ialah kondisi Ravel yang menurun hingga kritis. Tadi Ravel tiba-tiba collapse, muntah darah lumayan banyak di rumah Delon.
"Halo, Delon ... lo di mana?"
Delon menjawab panggilan Darrel, tapi ia tak mengatakan apapun. Tadi pagi Darrel juga meneleponnya, tapi ia malas menjawab.
"Del? Halo???"
"Iya, Rel. Sorry, gue lagi nggak enak badan."
"Oh, pantesan lo nggak berangkat sekolah hari ini. Gue cuma mau nanya, Kak Ravel ngehubungin lo, nggak? Soalnya dari semalam katanya dia mau pulang tapi hilang kontak, gue kuatir."
"Ravel? Gue nggak tau, Rel. Terakhir gue telponan sama dia empat hari yang lalu, dia emang bilang mau pulang tapi abis itu kita nggak kontakan lagi."
Padahal HP Ravel dibawa Delon, tapi sengaja di-nonaktifkan.
"Ooo ... ya udah, lo istirahat yang banyak. Lama-lama lo kayak Kak Ravel aja, sibuk sampe lupa istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEL [END]
Fanfiction[Brothership | Siblings | Family | Friendship | Sad] *Mohon vote, komen, dan share kaka... Thankyou😊* Jika Ravel bisa memutar waktu, ia ingin kembali ke masa kecilnya saja. Masa kecilnya yang begitu bahagia, kebersamaan dengan keluarga dan para sah...