"cup cup, jangan nangis adek" kata Karina yang tengah menenangkan salah satu adeknya yang nangis gara gara minta susu, Karina agak panik soalnya bundanya lagi mandi dan ayahnya juga lagi nganter bingkisan akikahnya si kembar ke saudara saudara yang hari ini gabisa datang.
"Lhoh, kok diem?" Batin Arumi yang masih didalam kamar mandi dan udah nggak denger suara tangisan bayi. Arumi ngebuka sedikit pintu kamar mandi dan ya hatinya seketika tersentuh melihat Karina yang nenangin Semesta sambil dipeluk peluk dan ditepuk tepuk punggungnya. Ya persis seperti yang ayah dan ibunya lakukan waktu si bayi nangis "pinter banget si kakak" batin Arumi lalu menutup pintu kamar mandi dan melanjutkan kegiatannya untuk mandi.
Sudah 10 hari ini si kembar lahir dan baru sore ini mereka di akikah i.
Arumi bisa aja cantik pas diacara tapi percaya nggak percaya dia terakhir mandi itu 5 hari yang lalu.
Memang, anak anak udah punya suster sendiri sendiri tapi Arumi tetep aja gabisa berhenti buat ngurusin mereka karena susternya anak anak cuma akan bertugas untuk bantuin mandiin dan ganti pampers dan jagain kalau Arumi sama Agung lagi repot banget. Lalu sebagian besarnya tetap Arumi yang kerjain.
Ini tadi sebenarnya si kembar pun anteng banget tapi tadi Semesta memang belum minum susu sama sekali sementara kembarannya udah duluan. Semesta masih tidur pas abangnya nyusu. Makanya nangisnya kenceng banget. Ya untungnya ada Karina yang selalu pasang badan buat jagain si kembar.
"Duh, makasih ya kak" Arumi yang langsung peluk dan cium anak sulungnya yang bener bener hebat.
"Mas, capek" kata Arumi yang malem malem ngeluh badannya pegel semua tapi itu wajar karena Arumi nggak berhenti sama sekali hari ini "sini aku pijitin" kata Agung.
"Besok aku ada periksa kesehatan ke dokter" kata Arumi "kamu sakit?" Tanya Agung yang langsung cemas dan berhenti mimijat pundak sang istri "nggak, cuma setelah melahirkan ini memang aku disuruh periksa kesehatan karena udah 2 kali operasi sesar. Takut kenapa kenapa gitu. Kamu bisa antar kan mas? Aku masih takut soalnya" kata Arumi "bisa sayang, apa sih yang nggak kalau buat kamu" kata Agung lalu mengelus kepala sang istri.
"Jadi gabisa ya dok kalau mau punya anak 7?" Tanya Agung setelah tau keadaan kesehatan sang istri "bukan gabisa pak, cuma nggak dianjurkan saja. Karena kondisi jantung Bu Arumi kan memang sudah lemah sejak dulu. Jadi sebenarnya pun Bu Arumi tidak boleh punya anak tapi Allah maha baik" ucap dokter "kalau setelah ini kondisinya Bu Arumi terus baik baik saja ya akan Alhamdulillah sekali" kata dokter.
"Hehe, maaf ya mas" kata Arumi yang melihat raut wajah kekecewaan diwajah sang suami "gapapa sayang, yang penting kamu sehat" kata Agung lalu mencium kening sang istri "3 anak cukup" kata Agung.
Arumi memang punya penyakit jantung sejak dia kecil jadi sebenernya pun Arumi gaboleh punya anak karena khawatir mengganggu kesehatannya Arumi dan membuat kerja jantungnya Arumi nggak stabil. Tapi ternyata sampai Arumi punya 3 anak, semua nggak ada masalah.
Tapi ternyata ya setelah diperiksa lagi, Arumi sudah harus stop untuk hamil dan melahirkan. Mungkin Arumi bisa hamil lagi kalau keadaannya sudah benar benar membaik.
Dan Agung sendiri pun sebenarnya agak kecewa karena dia bener bener pengen punya banyak anak. Tapi cintanya ke Arumi jelas lebih besar dan dia gamau istrinya kenapa kenapa. Ngelihat jarinya Arumi luka aja Agung udah panik apalagi kalau Arumi sakit yang bener bener parah. Hidupnya Agung pasti udah nggak ketata lagi. Jadi yaudahlah, mungkin 3 anak aja cukup membuat rumahtangga mereka berwarna.
Beres dari rumahsakit mereka pun beli kue karena Karina minta dibeliin kue.
"Karina suka yang mana ya?" Kata Arumi "ini aja sayang" kata Agung yang nunjuk kue brownies "yaudah itu aja" kata Arumi "okedeh" kata Agung lalu bilang ke mbakhya.
"Mas" Arumi manggil suaminya yang daritadi ngelamun "hm?" Tanya Agung "lagi mikirin apa?" Tanya Arumi "apa nggak sebaiknya kita cari aja pengobatan buat jantung kamu? Aku takut sayang" kata Agung "aku gapapa mas, kalau kambuh kan tinggal minum obat" kata Arumi "maaf ya" kata Agung "kenapa?" Tanya Arumi "kalau aku nggak maksain buat kita punya anak mungkin keadaan kamu akan terus baik baik aja" kata Agung "anak kan juga rezeki mas" kata Arumi "iya, tapi awalnya kan aku juga yang maksa" kata Agung "nyatanya hidup kita bahagia kan kalau ada mereka?" Tanya Arumi "tapi hidupku nggak akan lebih bahagia kalau kamu nggak ada" kata Agung.