"Pantas para mahasiswi dan dosen muda di kampus begitu mengelu-elukan laki-laki itu meski dia terkenal dingin nyaris tak tersentuh! Ternyata, magnet pesonanya kuat benget"
-ZAYN-
'
'
'
ZIRA terbangun dari tidurnya, begitu melihat jam, ternyata sudah menunjukkan pukul lima lewat. Sontak ia langsung bangkit. "Aduhh telat ini gue subuhhh!" ringisnya.
Setelah melaksanakan sholat subuh ia pun beranjak ke dapur. Ia cukup sadar bahwa ia sekarang sudah memiliki status baru, yaitu sebagai istri dan menantu. Ia akan membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini.
Tengah asyik berkutat dengan bahan-bahan dan alat dapur, kemudian datang Bi Ina-ART di rumah itu. "Non Zira, maaf bibi telat. Semalam bibi lagi gak enak badan, non," keluh wanita paruh baya itu.
Zira menoleh. "Gak apa, Bi," jawabnya kemudian kembali fokus.
"Lagi bikin apa, non?"
"Bikin nasi goreng, Bi. Buat sarapan."
"Kalau begitu biar bibi saja yang lanjutkan , non." Wanita paruh baya itu semakin merasa tidak enak. Karena membuat sarapan setiap hari di rumah itu adalah tugasnya.
"Gak apa, Bi. Biar aku saja. Bibi bantu cuci dan ngupas ini saja ya, Bi." Zahra kemudian menyerahkan beberapa mentimum. Sedangkan untuk meracik bumbu dan memasaknya ia lakukan sendiri.
"Baik kalau begitu, Non."
Setelah nasi gorengnya siap, Zira pun langsung menghidangkannya di meja makan.
Begitu hendak berbalik, sontak Zira terkaget begitu sebuah badan kokoh sudah berdiri di depannya.
"Astagfirullah!" Zira langsung mendongak.
"Pak Zayn? Saya kira siapa tadi..."
Sejenak Zira tertegun menatap pria di depannya itu. Pak Zayn terlihat sempurna dilihat dari sisi manapun. Tampan,tubuh tinggi dan atletis, rapi, dan "wangi..." gumamnya tanpa sadar.
"Apa? Kamu mengatakan sesuatu?" tanya Pak Zayn.
Deg
Seketika pipi Zira sudah memerah.
"Ah tidak-tidak, Pak," gelengnya cepat.
"Saya baru bikin nasi goreng untuk sarapan. Silakan dimakan, Pak," ucapnya cepat-cepat mengalihkan.
Pria itu kemudian hanya mengangguk dan lalu memilih langsung duduk. "Kamu tidak kuliah?" tanyanya begitu menyadari Zira masih menggunakan baju rumahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zayn ✓Lengkap
Science Fiction"Dia seperti mata kuliah yang diampunya. Rumit!" Kalimat itu cukup untuk Zira menggambarkan seorang Zayn Malik Akbar, tidak ada yang tidak mengenal dosen muda sekaligus Doktor termuda di Jurusan Kimia Murni di University of Science and Technology it...