"Aku akan berhenti berharap jika hanya akan ada luka yang aku dapat"
-ZAYN by SN Aisyah-
.
.
.
Semenjak kejadian kemarin Zira saling diam dengan Zayn. Mereka hanya berbicara sesekali bila ada hal penting saja. Zira benar-benar mengikuti kata pria itu, hubungan mereka hanya sebatas orangtua Abil dan sebagai seorang mahasiswi dan dosen, tak lebih.
Zira baru saja memandikan Abil. Kini balita itu sudah rapi dan wangi. Tak lama Zayn datang, ia sudah janji untuk bawa Abil jalan-jalan sore ini ke taman.
"Wah... anak Papa sudah ganteng ya. Sini gendong sama Papa."
Zira kemudian menyerahkan Abil pada Zayn.
"Pa-pa..paa..."
"Iya, Abil sudah tidak sabar ya mau jalan-jalan sama Papa?" ucapnya tersenyum lebar seraya mengusap kepala anaknya.
Seyelah puas mencumbu Abil, Zayn kemudian menoleh ke arah Zira. "Loh Zira, kamu kenapa belum siap-siap?" ujarnya begitu melihat Zira yang masih menggunakan pakaian rumahan.
"Aku kan tidak ikut. Yang pergi hanya Bapak sama Abil," jawab Zira.
"Kenapa begitu?"
"Ya, nanti kalau aku ikut vibes-nya kaya keluarga bahagia lagi. Kita kan tidak seperti itu. Bapak sendirikan yang bilang semalam." Zira berusaha mengingatkan ucapan pria itu semalam seraya tersenyum kecut.
Sejenak Zayn tampak speechless. Namun ia tetap berusaha tenang.
"Kamu harus ikut. Ini bentuk kerja sama kita sebagai orangtua Abil. Saya tidak mau nanti Abil nangis cari kamu. Sekarang cepat ganti pakaian. Saya tunggu di depan!" ujar Zayn tak ingin di bantah kemudian langsung pergi ke depan membawa Abil. Meskipun sedikit mendumel Zira pun akhirnya tetap menuruti perintah Zayn tersebut.
Selama di taman, Abil tampak sangat bahagia. Tanah yang datar dengan rerumputan sangat cocok untuk Abil yang tengah belajar berjalan.
"Abil ayo sini. Jalan ke arah Papa..."
"Ayok sayang..."
Dengan langkah meng-eja pelan seraya tertawa Abil berjalan ke arah Zayn.
Tap tap tap
Hap!
Zayn langsung menangkap Abil begitu sudah berada di depannya.
"Abil..."
"Sekarang ayoo jalan ke tempat Mimi sayang..." ujar Zira dari arah seberang.
"Abil ayo sekarang jalan ke tempat Mimi kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zayn ✓Lengkap
Fiksi Ilmiah"Dia seperti mata kuliah yang diampunya. Rumit!" Kalimat itu cukup untuk Zira menggambarkan seorang Zayn Malik Akbar, tidak ada yang tidak mengenal dosen muda sekaligus Doktor termuda di Jurusan Kimia Murni di University of Science and Technology it...