Part 55

2.2K 146 0
                                    

Zarkya dan Zarka mengapit Moana di tengah mereka. Setelah turun dari mobil mereka tak meninggalkan gadis cantik itu sedikit pun. Sari dan Hendra hanya menggeleng melihat kelakuan anak-anak nya yang sangat posesif.

Banyak pasang mata menatap lapar ke arah Moana. Penampilan gadis itu sangat cantik malam ini, ia bahkan mengalah kecantikan dari most wanted di setiap sekolah.

Zarkya hanya menatap tajam ke arah pria yang menatap penuh minat pada tubuh Moana. Sedangkan Zarka pria itu memasang wajah dingin dan datar tapi tetap saja ia mengawasi setiap pria yang juga menatap lapar ke arah gadis cantik yang berada di sampingnya.

Moana tersenyum saat siswa lain menyapanya. Mereka masuk ke dalam aula pesta yang sudah di penuhi beberapa tamu dan siswa lainnya. Seakan pemeran utama dalam pesta ia menjadi sorotan dari semuanya.

Tap tap tap...

Hagh hils yang beradu dengan karpet merah berbunyi nyaring di aula yang sunyi. Semua orang terdiam, melihat gadis cantik yang di apit oleh dua pria tampan sekaligus dan di belakangnya dua orang yang sangat berpengaruh di negara ini.

Keluarga itu berjalan menuju tempat yang sudah di sediakan oleh panitia. Moana duduk dengan anggun.

"Selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua. Saya mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada para tamu yang menyempatkan hadir pada acara malam ini. "Ucap MC

Beberapa sambutan telah selesai, saatnya penampilan dari berbagai sekolah. Ada 5 sekolah yang sudah tampil.

"Mami, ade izin ke toilet bentar"ucap Moana meminta izin.

"Mau mami temani dek?" Tanya mami sari. Moana menggeleng tanda tak perlu.

Srett...

"Kamu kemana?"tanya Zarka. Zarkya dan papi Hendra menoleh ke arah Moana yang sudah berdiri dari kursi.

"Ke toilet"jawabnya. Ia pun pergi tanpa menunggu ucapan Zarka.

Di bilik toilet, Moana mengeluarkan telfon miliknya.

"Bagaimana gali? Apakah semuanya sudah siap? "Tanya Moana pada orang di seberang sana.

"Saya sudah menyiapkan semuanya queen. "Balas orang di seberang.

Moana mengangguk.
"Bagus. Lakukan kerja mu. Aku rasa dia akan segera bertindak. Berhati-hatilah"ucapnya tulus.

"Baik queen saya akan berhati-hati. Kalau begitu saya permisi"

Telepon mati sepihak. Moana tak bisa hanya diam saat nyawanya dalam bahaya. Ia harus bertindak, dia bukanlah musuh yang bisa di tangani dengan mudah. Walaupun ia tak tahu pasti apa penyebabnya tapi ia yakin, dia mengincar nyawanya dan kekuasaan Moana.

Moana asli memiliki musuh yang selalu mengincar dirinya. Dan itu membuat beban bagi kina.

Kina mengetahui nya pada buku diary yang di tinggalkan. Awalnya ia hanya acuh saja tapi setelah beberapa kejadian yang ia alami, ia sadar bawah nyawa keduanya terancam.

Kina tahu, musuh yang saat ini ia hadapi sama kuatnya dengan nya. Ah, lebih jelasnya kekuasaan yang mereka miliki. Seorang ketua mafia terdahulu yang entah apa motif nya mengincar nyawa dan jabatan yang sudah ia bangun sejak dulu.

Ia kembali ke area pesta yang kini menampilkan sekelompok siswa dengan penampilan vokal grup. Tepukan para penonton kala nyanyian berakhir.

"Selanjutnya penampilan dari SMA Gugus Bangsa"seru MC.

Lampu seketika padam, suara Hagh hils membuat intensi mengarah ke arah panggung. Di sana, nampak sosok gadis  dengan balutan gaun merah panjang menjuntai, di bawa sinar lampu yang menerangi setiap jejak nya.

Cantik dan anggun di saat bersamaan. Rambut yang di kepang menyamping, di tambah make up tipis yang membuat penampilan nya malam ini memukau para kaum Adam. Shinta, gadis yang saat ini menjadi pusat perhatian semua orang.

Senyum nya mengembang penuh percaya diri. Tatapan matanya menatap puja ke arah seorang pria yang duduk dengan sorot mata dingin. Shinta mengalihkan tatapan ke arah Moana yang di balas dengan anggukan dan senyum dari gadis itu.

"Lagu ini akan saya persembahkan kepada seseorang yang sangat berarti bagi hidup saya. Mungkin ini akan menjadi hadiah terakhir yang bisa saya berikan" seru Shinta menahan sesak saat menatap mata yang sudah tak sehangat dulu.

"Terimakasih sudah menemani masa kecilku dan memberikan banyak tawa bahagia kepada ku. Terima kasih lagi dengan apa yang sudah kamu korban kan untuk ku waktu dan tenaga kamu. Aku sadar, bahwa aku salah menyimpan hati ini kepada kamu hiks...ak aku salah..hiks"sesak dan sakit di hatinya seperti di tusuk oleh pedang yang tak kasat mata.

Deg

Debaran jantung Alzam seperti di hantam batu yang amat besar. Hatinya sakit saat mendengar ucapan Shinta. Apalagi melihat air mata dan tangis pilu dari gadis di sana membuat perasaan nya sedikit terluka.

"Tapi, tenang saja. Perempuan ini akan pergi selamanya. Kamu tidak akan bisa mendengar suara berisik yang selalu meneriakkan nama mu lagi. Tidak akan ada lagi gadis gila yang selalu menganggu waktu tidur mu, istirahat mu dan tidak akan ada hama lagi di hidup mu. Kamu akan bebas, seperti yang kamu harapkan. "

"Lagu ini aku persembahkan untuk mu"ucap shinta mengatur nafas untuk tetap tenang.

Banyak sudah ku lewati
Kisah cinta lain
Tapi tak seindah kamu
Kau tlah sandarkan hatiku
Hingga ku memilih
Dirimu di hatiku
Takkan pernah lagi kutemukan
Cinta yang sama seperti kamu
Kau berikan aku cinta
Berikan aku rasa
Hingga tak bisa berpaling
Kau terindah di hidupku
Terbaik tuk diriku
Jangan pernah terpisahkan
Banyak sudah ku lewati
Kisah cinta lain
Tapi tak seindah kamu
Kau tlah sandarkan hatiku
Hingga ku memilih
Dirimu di hatiku
Takkan pernah lagi kutemukan
Cinta yang sama seperti kamu
Kau berikan aku cinta
Berikan aku rasa
Hingga tak bisa berpaling
Kau terindah di hidupku
Terbaik tuk diriku
Jangan pernah terpisahkan
Takkan bisa ku pergi
Meninggalkanmu
Walaupun sesaat
Kau
(Berikan aku cinta)
Berikan ku cinta
(Berikan aku rasa)
Rasa
(Hingga tak bisa berpaling)

Kau terindah di hidupku
Terbaik tuk diriku
Jangan pernah terpisahkan
Jangan pernah terpisahkan

Sorakan semua penonton bertepuk tangan haru bahkan ada yang menangis mendengar lagu yang di bawakan oleh Shinta. Shinta tak kuasa menahan tubuhnya yang langsung jatuh terduduk dengan tangisan pilu. Air matanya mengalir deras, hatinya sakit sangat sakit.

"Hiks hiks...kenapa sangat sa sakit hiks..kenapa hiks.. aargghhh"rintihan Shinta mencengkram dada nya erat.

Tangisan gadis itu semakin menjadi saat Moana memeluk tubuh rapuh itu.

"Sa sakit hiks..kenapa dia kayak gitu hiks...hati gue sakit Moana hiks...kenapa harus gue yang nanggung semuanya hiks...kenapa takdir gue kayak gini hiks.."ujar Shinta memukul mukul kepalanya.

'kasian, ckckck...tapi, sayang takdir aku lebih buruk dari pada kamu' ucap batin Moana.

Tiba-tiba suara pistol memenuhi ruangan.

Dor...

Dor...

Dor...

MOANA (And) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang