Bagian 26

71 42 29
                                    

Happy Reading ♥️
*
*
*

"Kenapa balik lagi Sam?"tanya Angga.

Angga dan Raka yang baru saja datang, melihat Samudera yang sepertinya sudah ingin pergi.

Mereka bertemu diparkiran.

"Ada urusan, gue duluan."ucap samudera langsung menancap gas motornya meninggalkan parkiran rumah sakit.

Angga dan Raka tak ambil pusing mereka melanjutkan jalannya menuju ruangan Ara.

Tibalah dua cunguk itu di ruangan Ara.

"Pantes aja balik lagi tuh sibos, cemburu dia."ucap Angga terkekeh.

Raka juga terkekeh, "Emang susah sih gengsi banget si Sam buat bilang suka aja harus tapa dulu ke nya."

Mereka melihat Rafa yang duduk didalam ruangan Ara dengan memegangi tangannya.

"Masuk gak nih?"tanya Angga.

"Masuk lah bege, pegel juga gue."

Dua cunguk itu masuk ke dalam ruangan Ara.

Rafa menoleh melihat Raka dan Angga datang.

Rafa mengernyit, apa mereka sudah tahu Ara koma sebelum dirinya?

"Santai aja."ucap Angga melihat wajah heran Rafa.

"Lo dari kapan disini Raf? Rajin bener jengukin jodoh gue."tambahnya terkekeh.

Raka menggeplak kepala Angga, sembarangan amat jodoh jodoh.

"Sakit anying Lo demen banget geplak pala gue!"ujarnya kesal.

Rafa terkekeh melihat Raka dan Angga.

"Gue tadi baru kesini, bahkan gue baru tau Ara koma itupun gue tau dari nomor yang gak dikenal yang kirim gue pesan kalau Ara koma. Lo berdua ada yang tau kenapa Ara bisa kaya gini?"jawabnya.

Angga dan Raka saling lirik, apa mereka juga harus membicarakan yang mereka tahu pada Rafa?

"Maksud Lo nomer gak dikenal gimana Raf?"tanya Raka.

"Gue juga gak tau itu nomer siapa, tapi nomer itu udah dua kali kirim gue pesan, pertama waktu dia nyuruh gue susulin Ara yang mau kepanti asuhan, terus tadi nomer itu ngasih tau gue kalau Ara koma."jelasnya panjang lebar.

Raka mengernyit heran, pikirannya sedikit teringat saat dirinya menaiki angkot dan berjumpa dengan Ara dimana Ara mengatakan akan kepanti asuhan.

"Aneh banget"jawab Raka.

Rafa mengedikan bahunya acuh.

"Lo napa diem bege!"ucap Raka kesal melihat Angga yang diam seperti patung.

"Syut Lo diem gue lagi mikir, siapakah nomer itu misterius sekali efribadeh"Angga berkata seolah dirinya berpikir dengan jari yang dia ketuk-ketukan pada kepalanya.

"Gobloknya natural!"batin Rafa

"Lo berdua belum jawab pertanyaan gue yang tadi, kenapa Ara bisa kaya gini?."tanya Rafa lagi.

"Sasa gak sengaja dorong Ara waktu mereka berantem di tangga lantai dua."jawab Raka datar.

Raka masih kesal dengan Sasa. Setelah kejadian di Roftoop Sasa selalu menghindarinya, kenapa Sasa tak menjenguk Ara?

Bukannya Sasa masih mengakui Ara sahabatnya?

"Maksud Lo Sasa pacar Lo itu?"tanyanya.

"Iyah, dan semua pertengkarannya itu terjadi karena gue."ucap Raka.

Naura HanindiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang