Bagian 32

51 18 16
                                    

Happy Reading ❤️
*
*
*
*

"Menurut lo yang kirim kirim pesan selama ini itu siapa?"tanya Angga.

"Kalau gue bilang lo gimana?"jawab Raka.

Angga terkejut, ia bangkit dari duduknya "Maksudnya lo nuduh gue hah?!"

Raka terkekeh,"Santai aja napa sih, apa jangan jangan emang bener?"

"Lo bilang gitu seakan gue dalang dari semuanya, gue gak nyangka lo bisa berpikiran kaya gitu Rak. Lo tau gue dari kecil, lo tau gue seperti apa!"

Raka menepuk bahu Angga, "Gue becanda Ga, lo kenapa sih serius amat nanggepinnya."

Angga memutar bola matanya malas, "Ya bego gue lagi serius lo malah bilang gitu! sebel gue jadinya!"

"Kalau lo sendiri kira kira siapa orang yang lo curigain?"tanya Raka pada Angga.

Mereka berdua kini tengah duduk dikelasnya, Samudera tengah sibuk bersama kekasih tercintanya Ara.

"Gue curiga sama s Rafa," jawabnya.

Raka mengernyit heran, "Kenapa Rafa?"

"Ya gue ngerasa dia aja orangnya, secara kan bukannya Rafa suka sama Ara?bisa jadi kan dia kirim kirim pesan supaya dia bisa lebih leluasa deketin Ara disaat Ara emang butuh seseorang."

Raka terdiam, ia kembali bersuara menoleh ke arah Angga.

"Gak mungkin banget deh untungnya buat dia apa?bukannya lo tau Rafa sebegitu sayangnya sama Ara, gue rasa bukan dia orangnya. Rafa gak mungkin buat hubungan Sasa renggang sama Ara saat itu, dan bukannya dia sendiri juga dapet pesan dari nomor yang gak dikenal?" Jelas Raka.

Angga menganggukan kepalanya, "Iya juga ya untungnya buat Rafa apa kalau dia emang orangnya, tau ah anjing pusing gue!"

*****
"Ara, Sasa bener-bener minta maaf ya. Sasa udah keterlaluan banget sama Ara selama ini, Sasa udah pernah celakain Ara. Bahkan, Sasa pernah kerja sama buat jahatin Ara sama Clara dan juga Ratu. Ara maafin kesalahan Sasa yah?" ucap Sasa sendu ia memegang tangan Ara.

Ara tersenyum, "Ara udah maafin Sasa sebelum Sasa minta maaf sama Ara. Ara tau Sasa bukan orang seperti itu, Ara gak ngerti entah apa yang orang-orang inginkan dalam hidup Ara. Ara gak punya apapun, bahkan keluarga?Ara gak punya."

"Ara aja gatau hidup Ara akan bertahan sampai kapan."lanjutnya dalam hati.

Sasa memeluk Ara, "Makasih hiks makasih sahabat Sasa hiks, Ara gak boleh hiks bilang gitu hiks Ara punya Sasa hiks."

Ara memejamkan matanya, Ara bahagia Sasanya telah kembali.

Ara melepas pelukannya, "Sasa?, Tetap jadi Sasa yang Ara kenal yah. Sekalipun nantinya Ara gak ada, Sasa harus selalu jadi Sasa yang ceria yah?jangan hilangin senyum cantik Sasa."

Sasa mengangguk, "Sasa pasti akan selalu tersenyum jika itu bersama sahabat Sasa, Ara orangnya. Ara yang selalu buat Sasa ceria. Bahagia bareng bareng sama Sasa yah Ra?"

Ara tersenyum tulus.

"Semoga Ara masih bisa Sasa, semoga Tuhan sebaik itu buat Ara lebih lama lagi bertahan dan bahagia bareng kalian semuanya."batin Ara sakit.

*****
"Sayang ikut aku yuk,"ucap Samudera lembut.

"Ikut kemana Arka? Ini udah malem."jawab Ara.

"Pokonya ikut aja, aku yakin kamu pasti suka."katanya terkekeh.

"Yaudah deh Ara ikut."

"Nah gitu dong cantik nurut, sekarang peluk aku yang erat yah."

Samudera menarik tangan Ara membawanya pada pinggangnya.

Naura HanindiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang