BAB 5

180 25 3
                                    

-●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-●●●

keesokan harinya, ao'nung,rotxo, Tsireya dan as'a sedang menjelaskan tentang seekor tulkun yang telah menyelamatkan lo'ak kepada anak-anak suku hutan.

"Payakan?!"seru anak-anak suku hutan

"Yeah dia adalah payakan, tidak mungkin seekor tulkun sendirian"jelas as'a

"Siapa payakan!"tanya kiri

"Seekor paus muda yang galak"jawab rotxo

"Dia terasingkan, sendirian"

"Dan siripnya hilang satu"

"Kata orang-orang dia adalah paus pembunuh, dan kata paman tonowari ayah serta ibuku meninggal karna dibunuh oleh payakan"ujar as'a dengan nada pelan diakhir

"Tidak-tidak"sanggah lo'ak

"Tidak dia bukanlah pembunuh"bela lo'ak

"Lo'ak kau beruntung masih bisa hidup"ujar as'a

"Kalian aku beritahu ya, dia menyelamatkan nyawaku"ujar lo'ak tegas

"Dia temanku"

Neteyam bangkit dari duduknya menghampiri lo'ak. "The mighty knight who faced the slayer tulkun and still lives to tell it huh?"

Lo'ak bangkit berdiri saat semua orang tidak mempercayai ucapannya tentang tulkun yang telah menyelamatkannya.

Bahkan gadis yang ia sukai pun tidak mempercayainya membuat ia sedikit kecewa.

"Kalian tidak mendengarkanku"lo'ak berjalan hendak pergi

"Lo'ak aku mendengarkanmu"sahut tuk

"Lo'ak kembali!!"seru kiri

As'a bangkit berdiri lalu berjalan menghampiri neteyam, saat ia disamping pemuda itu ia pun mengelus lengannya untuk menenangkan neteyam.

"Berikan waktu untuk dia sendirian"ujar as'a

Neteyam yang mendengarnya menghela nafasnya berat lalu menoleh menatap as'a yang menatapnya dengan tersenyum tipis, lantas ia pun membalas senyuman itu.

"Come on, we will show you a beautiful place"ujar tsireya

"Apakah kau yakin!?"tanya as'a khawatir

"Tentu saja"

Setelah mengatakan itu, tsireya pun mengajak mereka kesuatu tempat dengan mengendarai ilu.

"Kita sampai"

"Ini teluk para leluhur, tempat kami yang paling suci"ujar as'a

Anak-anak suku hutan memandang tempat itu dengan penuh kekaguman.

Lalu mereka pun berlanjut masuk kedalam gua yang dimana terdapat sebuah pohon roh didalamnya.

"Ini adalah pohon roh, ayo kita buat ikatan"ujar as'a

Mereka semua pun dengan perlahan-lahan membuat sebuah ikatan dengan pohon roh, tetapi tiba-tiba saja as'a merasakan sesuatu yang menyengatnya dan tidak lama kemudian ia pun mengalami kejang-kejang.

"Kukira ini tidak akan terjadi lagi"batin as'a sebelum menutup matanya

Semuanya langsung menghampiri as'a, neteyam dengan segera melepaskan ikatan pohon roh lalu dengan cepat membawa as'a naik kepermukaan.

"Ayo!!"

Neteyam menaikan as'a keatas ilunya dengan raut muka khawatir.

"Is she breathing?"

Neteyam dengan segera memberikan nafas buatan kepada as'a tetapi tidak membuahkan hasil.

"Ayo kita harus segera membawanya kedesa!!"seru ao'nung

Mereka pun bergegas kembali kedesa membawa as'a yang masih memejamkan matanya.

Sesampainya didesa, neteyam langsung membawa as'a ke rumah Tsireya agar diobati oleh ronal.

"Ibu tolong as'a!!"seru tsireya dengan berlinangan air mata

"Astaga!!"ronal langsung menyuruh neteyam membawa as'a kekamar

Setelah as'a diletakan diatas kasur, ronal mengusir semua orang agar ia dapat menangani as'a dengan fokus.

Ronal beralih mengurus as'a. Ronal terus merapalkan doanya kepada eywa agar bisa menyembuhkan as'a.

Tidak berapa lama kemudian as'a pun sadar.

"As'a akhirnya kau sadar juga"ujar ronal penuh syukur

As'a terlihat menangis setelah bangun dari pingsannya. Ronal membawa gadis itu kedalam pelukannya, untuk menenangkannya.

"Hei ada apa?"ronal mengusap kepala gadis itu dengan perlahan

Suara tangisan yang kencang membuat neteyam, tuk, kiri, tsireya, rotxo serta ao'nung masuk kedalam kamar untuk melihat apa yang terjadi.

Dan bisa mereka lihat ada ronal yang berusaha menenangkan as'a.

Neteyam berjalan menghampiri ronal. setelahnya, ia pun mengambil alih as'a lalu membawa gadis itu kedalam pelukannya.

Mereka semua pun memilih keluar untuk memberikan mereka ruang untuk berdua.

"Ssst"neteyam menepuk-nepuk kepala as'a

Neteyam menunduk melihat kearah as'a saat ia tidak lagi mendengar suara tangisan, dan benar saja dugaannya as'a sudah tertidur dengan air mata berlinang dipipinya.

Neteyam menghapus air mata itu dengan perlahan lalu mengusap pelan kedua mata as'a yang terpejam.

"Sebenarnya apa yang kau mimpikan tadi sampai-sampai kau menangis?"gumam neteyam pelan

A LOVE BETWEEN A GIRL AND TWO BOYS|| Oc×metkayinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang