(1) Quirk?

533 76 0
                                    

Awalnya kamu tidak menyadari bahwa kamu telah bereinkarnasi.

Ingatan yang kamu miliki di awal kehidupan agak kabur. Tapi perlahan kamu segera membentuk sebuah kesadaran untuk dunia di sekitarmu saat kamu masih bayi.

Saat kesadaran itu sudah selesai di bentuk, kamu tidak bisa menghentikan tubuhmu untuk berhenti menangis.

Kesadaranmu membuatmu ingat dan berduka atas segala hal yang telah kamu tinggalkan di kehidupanmu yang sebelumnya.

Kamu bisa merasakan segala emosi yang terpendam segera meluap keluar tak terkendali.

Sayangnya karena kamu masih bayi, tubuhmu hanya bisa merespon emosi negatif tersebut dengan menangis.

Orangtuamu benar-benar bingung dengan situasi ini, mengingat kamu adalah anak pertama yang satu-satunya mereka miliki.

Mereka tidak memiliki pengalaman dengan bayi yang tidak akan berhenti merengek dan menangis.

Kamu hanya berhenti menangis disaat tubuh bayimu lelah dan mencapai batasnya.

Atau saat tubuhmu membutuhkan kebutuhan dasar seperti makan, tidur dan buang air.

Kamu sudah 6 jam lebih masih menangis dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Orang tuamu benar-benar khawatir dan frustasi dengan keadaanmu.

Segera orangtuamu membawamu ke dokter langganan mereka yang terpercaya.

Sayangnya, jawaban dokter yang mereka temui tidak memuaskan. Anak mereka sehat dan tidak ada yang aneh dengan tubuh fisikmu.

Dokter itu menyarankan mereka untuk menunggu besok untuk tinjauan lebih lanjut dengan dokter yang lebih berspesialisasi.

Setelah membuat janji temu dengan dokter spesialis yang dimaksud, orangtuamu pulang ke rumah dengan perasaan kecewa dan khawatir.

Kamu merasa tidak enak untuk mereka. Namun, kamu tidak bisa menghentikan tangisanmu.

Semuanya terasa salah.

Mereka bukan orang tuamu, ini bukan rumahmu, bukan duniamu, dan bukan dimana kamu seharusnya berada.

Ini semua salah.

Kamu sudah mati.

Seharusnya kamu tidak bereinkarnasi.

Malam itu, kamu akhirnya berhenti menangis karena tubuhmu telah mencapai batasnya. Kamu tertidur pingsan karena kelelahan.

Orangtuamu sedikit lega, walaupun masih ada rasa khawatir dan was-was saat melihat dirimu yang tertidur tenang.

Mereka mengharapkan kamu untuk terbangun dan menangis keras seperti biasanya.

Tapi sampai fajar tiba pun kamu masih tertidur lelap.

Esoknya, orangtuamu segera ke rumah sakit untuk janji temu dengan dokter spesialis tersebut.

Kamu yang sudah bangun kembali menangis dengan keras dan meratapi hidupmu.

Ibumu yang kelelahan karena kurang tidur menggendongmu dengan erat di dekapannya.

Ayahmu sedang mengurus administrasi rumah sakit, sehingga kamu ditinggalkan berdua dengan ibumu di ruang tunggu.

Kamu yang masih terisak-isak kecil tanpa sengaja mendengar percakapan ibumu dengan pasangan suami-istri.

Mereka bersama anak perempuan yang terlihat masih balita. Kamu menebak anak itu adalah anak pasangan suami-istri tersebut.

Ternyata istrinya adalah teman kerja ibumu dulu sebelum dia pensiun.

Achieve a Peaceful Life (BNHA x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang