꒰ 𝟎𝟖 : 𝐃𝐔𝐌𝐁𝐋𝐄𝐃𝐎𝐑𝐄𝐒 𝐀𝐑𝐌𝐘 ꒱

241 31 7
                                    

——————————
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
-———————————————

⊱┊꒰ 𝗱𝗲𝘁𝗲𝗻𝘀𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 ꒱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱┊꒰ 𝗱𝗲𝘁𝗲𝗻𝘀𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 ꒱

Hari jumat. Hari terakhir Harry dan Ella menjalani detensi dengan pulpen mengerikan yang menyayat-nyayat punggung tanganmu seperti yang diharapkan.

Ella memakai jubah Slytherin miliknya, lalu keluar dari kamarnya dengan Pansy dan Daphne.

"Seperti biasanya," kata Ella, berpamitan kepada anak-anak Slytherin lain yang ada diruang rekreasi. "Sampai jumpa nanti."

"El!" panggil Draco, dia berdiri lalu mengejar Ella.

"Ada apa, Draco?"

"Aku bisa mengirim surat ke father dan dia akan membuatmu tidak usah menjalaninya lagi."

"Tidak usah," kata Ella cepat. Dia tersenyum kepada Draco, "terimakasih banyak."

"Tidak perlu," kata Draco. "Kau kembali jam berapa? biar kujemput dari kantor Umbridge."

"Tidak, tidak usah, Draco. Aku bisa sendiri."

"Ayolah, Ella."

"Astaga Draco, aku tidak apa-apa, kau lihat sendiri, kan?"

"Tapikan, El."

"Sampai jumpa nanti, Draco!"

Ella keluar dari ruang rekreasi. Akhirnya dia bisa lega, dia selalu menggunakan mantra penghilang kepada punggung tangannya yang berbekas, agar Draco tidak perlu melihatnya.

Dia berjalan menaiki tangga-tangga yang jumlahnya ratusan. Semenjak saat itu, dia selalu janjian datang bersamaan dengan Harry.

"El!"

Ella menoleh, tersenyum ketika melihat Harry berlari ke arahnya.

"Bagaimana lukamu?" kata Harry.

"Aku menggunakan mantra penghilang agar Draco tidak melihatnya." kata Ella, nyengir.

"Yeah, beruntung kau pintar."

"Kau juga pintar, Harry. Kau tahu."

"Terimakasih,"

Harry beruntung sekali kenal dengan Ella, gadis yang menurutnya tulus sekali. Dia bahkan tidak marah kepada Harry, karena dia datang dengan pacar Ella yang benar-benar sudah mati mengenaskan.

𝐄𝐕𝐄𝐑𝐘𝐓𝐇𝐈𝐍𝐆 || 𝗁𝖺𝗋𝗋𝗒 𝗉𝗈𝗍𝗍𝖾𝗋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang