6

176 30 1
                                    

Dengan sabar, Yoga menunggu orang di seberang sana untuk mengangkat sambungan telepon darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sabar, Yoga menunggu orang di seberang sana untuk mengangkat sambungan telepon darinya. Sejujurnya, Yoga agak merasa tidak enak hati. Akan tetapi Liana terus saja merengek padanya; berkata ingin menemui mamanya. Bahkan anak itu sampai mogok makan, sebab memang sudah cukup lama keduanya tak saling bertemu.

"Halo, Mas?"

"Hana," tak sadar dirinya menghela napas dengan lega, sebab memang sudah beberapa kali pria itu berusaha menghubungi sang mantan istri.

"Maaf, aku baru sempat pegang hape. Kenapa sama Liana?"

Tuh, 'kan. Obrolan mereka pasti tidak akan jauh-jauh dari Liana.

Memangnya selain tentang Liana, ingin membahas tentang apa?

Hubungan mereka, misalnya?

Hehe. Mustahil.

"Iya. Maaf, Liana cari kamu terus. Kamu nggak mau ketemu sama Liana? Udah tiga minggu lebih kamu nggak ke sini. Atau aku aja yang bawa Liana ke apartemen kamu?" cerocos pria itu tanpa henti.

"Ya ampun, maaf, Mas. Aku kemarin-kemarin lagi hectic banget, jadi nggak sempat buat ngunjungin Liana."

"Kamu sabtu minggu kerja juga?"

Hana tak spontan menjawab. Wanita itu justru menjeda sejenak. "Sibuk ngurus sesuatu. Kalau minggu depan Liana aku ajak jalan-jalan, boleh nggak, Mas?"

"Boleh. Berdua aja?"

"Pengennya sih bertiga."

"Aku sabtu minggu selalu kosong, kok," balas Yoga dengan rasa percaya dirinya yang tinggi, membuat Hana terkekeh canggung.

"Maksudku bukan sama Mas Yoga, tapi sama calonku, Mas. Aku boleh kenalin dia ke Liana, Mas?"

Ah, apa ini? Kenapa tiba-tiba dadanya terasa ngilu saat mendengar penuturan tersebut?

***

Kali Kedua [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang