8

215 27 0
                                    

"Yoga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yoga. Hana udah punya calon?" tembak sang ibu, membuat Yoga terdiam sejenak.

"Mama tau dari mana?"

Pasalnya, Yoga tak pernah membicarakan hal itu, kecuali Hana yang memberitahu pada sang ibu atau ...

"Liana ngoceh ke Mama, katanya abis jalan sama Hana dan Om-om baik," tutur ibunya.

Ah, ternyata informasi itu justru datang dari mulut anaknya sendiri.

"Iya, Ma. Bener," desahnya pelan.

"Ya sudah kalau begitu. Kamu ikhlas, 'kan, Nak?"

Yoga mengernyitkan dahinya. "Kenapa Yoga harus nggak ikhlas, Ma? Itu 'kan kemauan Hana. Mungkin laki-laki itu memang yang terbaik buat Hana."

Kali ini ibunya yang menghela napas pelan. "Kalau dia nikah, ada kemungkinan Liana nggak lagi jadi prioritas, Yoga. Dia udah punya keluarganya sendiri. Apalagi Liana juga bukan anak kandung Hana."

"Daripada Mama ngomong kayak begitu, mending doain yang terbaik buat Hana, Ma. Hana sayang banget sama Liana, Yoga bisa jamin hal itu. Mau dia udah berkeluarga, Yoga nggak akan ngurangin intensitas Hana yang masih mau ketemu sama Liana. Kalau udah nggak jadi prioritas pun, nggak masalah. Liana masih punya Yoga."

Yoga menjeda sejenak. Agaknya jika topik pembicaraan mengenai Hana kembali mencuat, membuat hatinya dilanda kegusaran.

"Lagi pula, kata Liana calonnya Hana baik. Anak kecil nggak mungkin salah nilai. Yoga juga sempat ketemu sama dia. Dan Yoga bisa nilai kalau laki-laki itu lebih baik dari Yoga."

"Kenapa kamu malah merendah?" Terdengar nada tak suka di dalamnya.

"Kalau Yoga lebih baik dari laki-laki itu, Hana nggak mungkin minta cerai sama Yoga, 'kan, Ma?" Lagi dan lagi Yoga mendesah berat, bak dadanya baru saja dipukul tak beraturan. "It's my fault, Ma. She deserves better than me."

Ah, Yoga baru saja mengakui kesalahannya.

***

Kali Kedua [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang