Dilihatnya dari jauh, Marsha yang sedang mengobrol dengan Ashel.
"Kenapa lo bisa suka sama Adel?" Tanya Ashel yang terdengar dari kejauhan oleh Adel dan Flora.
Adel lantas menghentikan langkah kakinya, seolah menunggu jawaban yang akan dikatakan Marsha.
"Well... She is good."
Jantung Adel berpacu cepat, Apa ia salah dengar? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.
Adel masih tidak tahu harus berbuat apa, badannya kaku, nyawanya bagai terbang entah kemana.
"Wah kacau, kesambet ni bocah." Gumam Flora sambil melihat Adel.
"Dul, sadar Dul," Ucap Flora pelan.
Tak menghiraukan Flora, Adel malah berjalan lurus ke arah meja Marsha dan Ashel.
"Lah si anjir gue ditinggal..."
Ashel mengedipkan matanya beberapa kali, mencoba memastikan apakah benar yang dilihatnya itu Adel?
Namun benar, yang dilihatnya itu memang Adel, ia berjalan mendekat ke arahnya, ke arah Marsha lebih tepatnya.
"Lah, lo ngapa--" Ucapan Ashel terputus karena Adel yang langsung membuka suara.
"Sha, what did you say? You... What? Likes me?"
Mendengar suara Adel, Marsha sontak menoleh ke sumber suara.
"Adel..." Gumam Marsha pelan.
"Sha, jawab.."
Marsha menundukkan kepalanya, "Yes, and I'm sorry..." Jawabnya pelan.
"Dih ngapa lo minta maap?? harusnya ya ni si kampret yang minta maap sama lo, marsha!" Sahut Ashel.
Flora dengan inisiatif menghampiri Ashel, "Lo jangan merusak suasana ya, ini tuh harusnya jadi momen romance dodol. Udah ayo ikut gue,"
"Ah ogah, gue--"
"Bacot." Flora langsung menarik tangan Ashel, membawanya pergi dari sana.
Adel dan Marsha sama sama tak memperdulikan keributan antara Flora dan Ashel, keduanya sama sama sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Sejak kapan?" Tanya Adel.
Marsha mengangkat kepalanya, memberanikan diri menatap Adel.
"Sejak kapan, Sha? Sejak kapan kamu suka aku?"
Aku? Kamu? kosa kata yang hampir tidak pernah Adel pakai selain untuk Flora, itupun hanya sesekali ia gunakan dengan Flora, kini terpakai untuk Marsha.
"Sejak kamu belain aku pas aku dipojokkin anak padus." Jawab Marsha malu-malu.
Adel mengerutkan keningnya, mencoba mengingat kembali kejadian yang dikatakan Marsha.
Ah, Adel ingat. Waktu itu Marsha tak sengaja mengunci ruang paduan suara yang padahal masih ada dua orang di dalamnya yang tak sengaja tertidur.
Di esok harinya semua anggota padus marah, dan Marsha mendapat caci maki bertubi-tubi dari mereka.
Namun Adel membelanya, mengarang cerita bahwa Marsha sedang terburu-buru karena akan menemuinya, dan Adel sendiri yang menyuruhnya untuk mengunci seluruh ruangan tanpa harus memeriksa terlebih dahulu.
Jadi di hari itu Adel menjalankan hukuman bersama Marsha, mereka tak banyak bicara pada saat itu, namun Marsha begitu terpukau pada Adel yang rela menerima hukuman demi orang yang bahkan tak dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side [End]
FanfictionTentang dua orang berwatak berbanding terbalik yang saling menyukai dalam diam. Disclaimer. •Non-baku. •Harsh words. •GxG content. •100% fiksi. •Sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan nyata. MOHON UNTUK TIDAK MENYANGKUT-PAUTKAN CERITA INI DI...