Chapter One; Hi? I guess...

2.3K 191 7
                                    

"TUNGGU!!" Teriak gadis tinggi berambut pendek itu.

Reva Fidela atau yang lebih akrab disapa Adel, murid yang hampir setiap pagi pasti telat masuk gerbang sekolah.

Tepat setelah kakinya memijak depan gerbang, dengan sigap pula sang satpam menutup gerbang tersebut.

"Satpam kampret." Umpatnya dalam hati.

"Maaf ya Del, memang sudah waktunya gerbang ditutup," Ujarnya ramah.

"Pak jangan gitu lah, masa saya hari ini kena hukuman sendirian." Bujuknya.

Memang benar, hari ini ia terlambat sendiri, tak ada murid lain yang terlambat.
Tak lama, datanglah dua gadis lain dari belakang badan Pak Budi, Satpam.

"Tolong dibuka pak gerbangnya," Pintanya ramah.

Adel segera mendengus sebal, gadis itu tak lain tak bukan adalah si Ketua OSIS yaitu Adzana Shaliha atau Ashel dan Wakilnya Marsha Lenathea.

"Shel, hari ini gue gak usah dihukum lah ya, pleaseee," Bujuknya,
"Liat tuh gak ada murid lain lagi yang bakal nemenin gue dihukum, masa lo tega ngehukum gue sendirian gini? gak tega kan? ya ka--"

"Brisik. Lo tetep gue hukum, sini." setelahnya ia langsung berlalu meninggalkan Adel yang masih kesal karena omongannya dipotong.

"KETOS JUAANCOOK!!" Teriaknya pada Ashel.

Namun setelahnya tetap mengekori Ashel dan Marsha menuju lapangan untuk diberi hukuman.

Selagi jalan Marsha sesekali menengok ke arah Adel di belakang yang masih sibuk mencak-mencak. Ujung bibirnya terangkat sedikit.

"Lucu." Fikirnya.

"Lain kali jangan motong omongan orang, Cel. Gak sopan tau." Ujar Marsha pelan.
"Emang gak sopan, tapi kalo buat makhluk kaya dia sih kewajiban namanya."

Marsha menggelengkan kepalanya, temannya yang satu ini memang keras kepala.

Ashel dan Marsha sudah berdiri siap di depan tiang bendera menunggu Adel yang masih berjalan.

"Woi cepet dong, lama banget lo!" Ujar Ashel agak keras.
"Sabar dong kakak OSIS, aku kan lelah." jawabnya bercanda.
"Udah Del jangan bercanda, jalannya agak cepetan ya." Titah Marsha.
"Tuh Ketos, kalo nyuruh tuh begitu, yang lembut kaya bu Waketos." Protesnya, lalu melempar senyuman pada Marsha.

Marsha segera membalas senyuman Adel dengan manis, sedangkan Ashel mendecih sebal.

"Giliran ke Marsha senyam-senyum lo, ke gue marah-marah."
"Lah? Yang marah-marah mah anda ya kakak OSIS, saya mah hanya menanggapi sesuai kelakuan anda terhadap saya, ya kan bu Waketos?"
Marsha tersenyum simpul, lalu mengangguk pelan.

Ashel merengut kesal, "Ck, bukan temen gue lo."

-

30 menit berlalu

Adel kini sedang berjalan menuju kelasnya, sambil sedikit meregangkan badannya yang pegal karena baru selesai melakukan hukuman dari Marsha dan Ashel.

Hampir sampai di depan kelasnya, terdengar suara guru yang sedang mengajar di kelasnya.

Adel segera mendecih, "Ah mampus gue, bu Retno yang ngajar."

Sebenarnya Bu Retno bukan tipe guru yang suka marah, tapi disiplin. Beliau tak akan menerima murid telat masuk dengan mudah. Pasti harus menerima hukuman meminta surat izin masuk dengan setidaknya 10 tanda tangan dari guru-guru tertentu.

"Kantin ajalah gue," ucapnya lalu berjalan ke kantin.

Ia melangkah dengan santai ke arah loker untuk menaruh tasnya terlebih dahulu, setelahnya ia langsung menuju kantin.

Sesampainya di kantin ia hanya duduk di pojok ruangan agar tak menarik perhatian guru yang berlalu-lalang.

Lebih dari 15 menit ia duduk di sana sambil menyeruput minumannya, juga memakan cemilannya.

"Woi jangkung!" Ujar seseorang dari depannya.

Adel hanya menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya apa tujuan orang itu memanggilnya.

"Lo gak cek grup? katanya yang bolos bakal dibawa ke BK sekarang,"
Adel segera menghentikan kunyahan di mulutnya, "Demi apa lo, kak?"

Orang yang ia sebut 'kak' tersebut ialah, Azizi alias Zee. Kakak kelasnya yang juga sering bolos sama sepertinya.

"Bener anjir, lo di sini malah nyantai makan kentang goreng. Gak ada takut-takutnya lo bocil."

"Yaudah nice ingfo yah min, bye!" ujarnya lalu segera pergi meninggalkan Zee begitu saja.

"Iye, bye!" Dilihatnya Adel yang langsung lari entah kemana, lalu matanya tertuju pada makanan yang ada di meja.

"Lumayan nih kentang goreng masih banyak, hehe."

-

Di sisi lain, Adel tengah berusaha mencari cara bagaimana caranya bisa kabur tanpa ketahuan.

"Masa bodo besok dihukum, yang penting hari ini gue aman." monolognya.
"Ini gue gimana kaburnya deh? Manjat aja apa ya?"
"Eh tapi nanti rok gue robek kaga ya? Adooh ribet deh gue."

Setelah banyak pertimbangan, akhirnya Adel memutuskan untuk memanjat tembok belakang sekolah. Dibantu dengan beberapa bangku yang sudah rusak untuk naik.

"Ya Allah maap ya, Adel nakal dulu sehari."

Perlahan ia mulai menaiki kursi yang sudah disusunnya, dengan hati-hati ia menaikinya.
"Aelah kursi reot, bantuin gue dikit napa si." ucapnya kesal.

Sedang seriusnya ia menaiki kursi, terdengar suara langkah kaki mendekat.

"Wah anjeng gawat, siapa tuh?" Buru-buru ia menggapai tembok tinggi itu.

"Adel? Ngapain?"

Di sana, di belakangnya, berdirilah seorang gadis cantik dengan gelar Wakil Ketua OSIS. ya, itu Marsha.

"Eh, hehehe... Ada Marsha, hi? I guess..."

To be continue...

________

Starring

Adel jkt48 as Reva Fidela
___________

Marsha jkt48 as Marsha Lenathea
___________

Baca ini sebelum bobo ya hehe, night all👋



By Your Side [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang