✦ - 5

3 3 0
                                    

sang fajar sudah menampakkan wujudnya, kicauan burung mulai terdengar. disana, seorang gadis masih terlelap dan larut akan mimpi indahnya. Bersyukur karena Tuhan masih mengizinkan gadis itu untuk menghirup udara segar di pagi hari.

Kring!

Kring!

Kring!

alarm pun berbunyi dengan nyari, lantas gadis yang sedang terlelap itu segera bangun dari tidurnya. melihat keadaan dirinya yang ya sedikit kacau berkat semalam.

"demi? Alhamdulillah ya allah, akhirnya masih hidup, meskipun semalem mungkin gua pingsan tapi alhamdulilah bersyukur masih bisa hirup udara pagi" Celetuk Claira.

tetapi gadis itu kembali merenung, memikirkan masalah semalam. kabar dari mama nya itu, menurut dia adalah masalah. nanti dirinya akan menghadapi pria yang ingin bersanding dengan mama nya. ntahlah dia harus merespon seperti apa. ia berharap semoga pria yang ingin bersanding dengan mamanya itu, adalah pria baik, tak seperti papanya dahulu.

iya, claira tahu bahwa dahulu setelah ia lahir, papanya itu diam-diam sudah menikah siri dengan wanita lain. bahkan parahnya, mereka sudah memiliki seorang anak laki-laki. darimana dia tau? dari nenek serta kakeknya. anak laki-laki itu diketahui umurnya tak jauh berbeda dari dirinya.

mamanya seakan enggan untuk bercerita tentang mantan suaminya serta kehidupan dahulu. Claira berfikir, mungkin mamanya enggan menceritakannya karena hal itu menorehkan luka yang sangat dalam dihatinya yang apabila diceritakan kembali akan membuka luka dalam yang papanya torehkan.

setelah bercerai dengan mamanya, papanya itu awalnya memang memberi sebuah janji bahwa dia akan menanggung biaya hidup dirinya. tetapi hal itu hanya mampu bertahan sampai claira duduk di bangku sekolah dasar, kelas satu. setelah itu, papanya tanpa pamit meninggalkan mamanya serta dirinya. papanya itu hilang bak ditelan bumi.

begitu mirisnya melihat Claira kecil, yang selalu meraung memanggil papanya itu. kebiasaan Claira kecil di waktu itu ketika merindukan papanya adalah menenggelamkan mukanya di atas bantal, lalu berteriak, meneriakkan papanya. Berharap dia datang, tetapi selalu nihil, tak ada keajaiban yang mampu membawa papanya ke hadapannya.

semenjak hari itu, hari dimana papanya meninggalkan dirinya. Mamanya mulai bekerja, mencari nafkah untuk dirinya kala itu, sampai tidak ada waktu luang untuk dirinya, dan mulai dari sana, dirinya hidup bersama nenek kakeknya.

Mamanya itu menjadi seorang ibu serta ayah baginya. Mamanya di kala itu menjadi perisai bagi claira yang mampu melindunginya dari ribuan panah, ibu yang hebat memang.

tok!

tok!

tok!

ketukan pintu itu, mampu membuat lamunannya itu hilang. claira pun bangkit dari kasurnya, lalu membuka kunci kamarnya.

"nak, turun sarapan dulu" ucap mamanya

yang hanya dibalas anggukan saja, claira tak bermaksud bersikap cuek kepada mamanya. dia hanya bingung ingin merespon nya seperti apa, ingatan semalam melintas di pikirannya, lalu tersenyum sendu.

mamanya pun terlihat menatap dirinya dengan sendu, terlihat dari gelagatnya, ada sesuatu yang mamanya ingin katakan tetapi enggan diucapkan.

"ada yang mau dibicarain ma?" tanya claira santai.

"eh? Enggak ra, kamu bersihin diri kamu dulu aja nanti turun ya" jawab mamanya sembari membalikkan badannya, lalu akan melenggang pergi, tetapi langkah kaki mamanya itu terhenti ketika mendengar celetukan anaknya.

"mama nga lupa kan kalo anaknya ini ambil prodi psikologi?" celetuk claira sembari menyender ke tembok dekat pintu.

"nanti aja bicaranya kalo udah makan". jawab mamanya

𝐃iary 𝐎f 𝐂lairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang