sore telah tiba, terdapat suatu keluarga yang sedang menunggu kedatangan seseorang. siapa lagi jika bukan keluarga Claira? mereka sedang menunggu kedatangan tamu mereka.
disana, nenek dan kakek sedang tersenyum, mungkin tak sabar ingin melihat siapa lelaki yang akan mendampingi anaknya serta merawat cucunya? Mereka berharap lelaki itu mampu membuat anak beserta cucunya bahagia.
"masih lama ma?" tanya Claira.
"sebentar lagi juga sampe ra, tunggu aja. Barusan bilang udah deket katanya" jawab mama nya
Claira pun mengangguk paham, sungguh dia sedang kesal, mengapa calon pendamping ibunya ini lama sekali? tetapi dia harus bersabar.
tin!
tin!
klakson mobil sudah terdengar, ibunya beserta nenek kakeknya pun berjalan keluar dari rumah melihat pria itu. tersisa Claira di dalam rumah. mau tak mau dia harus ikut kan?
memejamkan matanya sejenak lalu menghela nafas. Claira pun berjalan keluar dari rumah, tak lupa mengunci pintu rumahnya itu.
"loh ini Claira ya? pangling banget om liatnya nak" ucap pria itu, yang diketahui calon suami ibunya itu.
"iya om, salam kenal" jawab Claira seraya tersenyum tipis, tak lupa dia bersalaman terlebih dahulu kepada pria itu.
"masuk ra, kita berangkat sekarang ya" ucap pria itu.
hanya dibalas anggukan saja. lalu Claira pun masuk ke dalam mobil itu. di kursi depan, terdapat ibunya. lalu di kursi tengah terdapat dirinya serta kakek neneknya.
suasana di mobil hening, tak ada yang membuka percakapan. hal ini membuat Claira merasa bosan. Menguap beberapa kali lalu dia menatap ke arah langit.
melamun memikirkan, bagaimana dia menghadapi suasana nanti, disaat ibunya sudah resmi menjadi istri pria itu. tapi ya sudahlah bagaimana nanti saja. dia hanya mengikuti alur kehidupan saja.
————
sesampainya di sebuah tempat yang menyediakan berbagai makanan, mereka pun duduk, tetap hening tak ada yang membuka percakapan hingga sebuah suara menghempaskan keheningan itu.
"ira, kuliah sudah semester berapa? Ambil jurusan apa?" tanya pria itu.
"Semester akhir om, ira ambil jurusan psikologi" Jawabnya
"waduh keren ya, sebentar lagi skripsian dong ya? udah nyicil?" tanya pria itu lagi
"iya om, udh nyicil, aman deh" jawab ira sembari tersenyum canggung.
"sok-sok an senyum malu gitu, dirumah macem cucu durhaka kamu" celetuk kakeknya
"sembarangan, cucu baik begini berbakti" balas claira dengan memutar bola matanya malas. Kakeknya ini memang senang sekali membuat dirinya naik darah.
"pembohong publik, nak jangan percaya ya kalo dia berbakti, dia durhaka gini-gini" ucap kakeknya dengan memberikan sebuah tatapan mengejek
"Om, jangan percaya juga kalo kakek kakek ini keliatannya baik, aslinya ngeselin" Ucap claira tak kalah sengit
ucapan claira hanya dibalas dengan tawa pelan dari pria itu. nenek dan ibunya hanya tersenyum tipis saja melihat interaksi cucu dan kakek itu. Memang tidak ada akurnya.
"tuhkan nak, keliat durhakanya, ngomong-ngomong anak mu mana? Nga ikut?" Tanya kakeknya.
"lagi di jalan pak, sebentar lagi juga sampai" jawab pria itu
kakeknya hanya membalas dengan anggukan kecil, tanda dia paham akan ucapan pria itu.
berbincang kecil bersama mereka, ternyata tak seburuk dengan apa yang Ira pikirkan. Calon papanya kali ini asik juga, kesan pertama bertemu dengan pria itu baik. Bersyukur karena ibu nya memilih pria itu sebagai pendampingnya. dengan begitu, ira tak perlu khawatir akan ibunya, sebab pria itu, ira yakin dapat menjadi kepala keluarga yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃iary 𝐎f 𝐂laira
Novela JuvenilClaira Neiranjana, gadis yang menyukai bunga tulip serta memiliki mimpi untuk pergi ke banda neira bersama keluarganya setelah dia menemukan ayahnya. tetapi akan kah dia bisa menemukan ayahnya? atau pergi ke banda neira bersama keluarganya? tidak ta...