menurut claira, pergi kuliah itu menyenangkan. disana, dia menemukan segala hal yang tentunya belum dia ketahui dan melupakan suatu hal yang menyakiti hati. teman-temannya sangat baik tetapi ada juga yang selalu terlihat tidak suka kepadanya.
tetapi dia disini untuk belajar, mengejar gelar kebanggaan nya yaitu gelar s.Psi atau sarjana psikologi. Tidak perduli akan ketidaksukaan mereka kepada dirinya, sekarang ia hanya fokus untuk skripsiannya.
"woy ra, ngelamun bae lo, mikirin apa? Mikirin kapan lo berangkat ke banda neira ya?"
"astagfirullah, demi apapun lo kalo dateng salam dulu bukan langsung ngagetin gua ila"
orang yang membuat ira terlonjak kaget itu ada ila, lebih tepatnya sheila, teman ira dari sejak menjadi maba. Pertemanan mereka sangat baik, dan saling melengkapi. ira gadis introvert sedangkan ila ekstrovert, dan mereka berdua memiliki sebuah hobi yang sama, yaitu bernyanyi. Terkadang mereka bernyanyi bersama dan saling meresapi suara masing masing.
"hehe, selamat morning ya, duh lo jangan kebanyakan ngelamun deh ra, katanya, di ruangan ini ih merinding gua, ada sesuatu loh ra, ntar kesambet gimana? Terus kat-"
"berisik astaghfirullah, sesuatu sesuatu, di berbagai ruangan juga ada sesuatu ila, jangan ngomong aneh-aneh" potong claira
"elah anjir mikirin apaan lo ra, smpe kaget begitu, untung ga punya riwayat jantung lo" ucap ila.
"mikirin kucing bentukan tikus" jawab ira mengasal.
"HAH LO ANEH BANGET ANJIR, DEMI DAH ISTIGHFAR LO" kaget ila.
"BERISIK ASTAGA, INI LAGI MIKIRIN SKRIPSIAN"
tak sadar dengan nada tingginya, semua orang langsung melihat ke arah mereka berdua dengan berbagai macam tatapan, ada yang geleng-geleng karena memang kebiasaan mereka berdua begitu, ada juga yang menatap mereka dengan tatapan aneh.
"waduh ges, maaf maaf ini emng ira lagi dateng bulan, makannya sensi begini"
"apaan sih ila, suka bener buat gua naik pitam" kesal ira
"emosian amat bos, lagi ngidam ya?" curiga ila
"la, lo salah jurusan ya? rata rata anak psikologi kalem kalem gua lihat, lo doang yang demi apapun gua aja smpe istighfar"
"sembarangan, meski ga kalem, gini-gini gua kawan lo anjir, sembarangan amat cocot nya"
Claira hanya menanggapi nya dengan helaan nafas dan hanya mengangguk saja. karena memang ada benarnya, meskipun ila tergolong manusia yang tidak ada aura santainya, dia memang teman nya.
tak lama setelah perdebatan tidak berfaedah itu, dosen pun datang.
--
kuliah hari ini sudah selesai, waktunya pulang. hari ini cukup melelahkan bagi claira, karena dia harus menghadapi berbagai pertanyaan dan pernyataan yang tak masuk ke akal dari sheila. memang temannya itu mampu membuatnya mendidih lahir batin"ra, tau ga ra, kan kata lo, impian terbesar lo itu mau ke banda neira ya?" ucap sheila
"Iya terus?"
"kalo kesana, boleh ga gua ikut?"
"asal ga ngebebanin gua sih"
"mulut lo jahat amat anjir, sakit hati"
"Lebay, tinggal ikut aja astaga, asal bayar sendiri, gua sih ogah harus tanggung idup lo" sinis claira
"santai santai, tapi lo udah nabung belum? Rencananya mau kapan?" Tanya sheila.
"kalo udah ketemu papa" batin claira
tapi lidahnya kelu untuk mengatakan itu, hanya bisa tersenyum sembari menatap ke arah jalanan yang terdapat banyak kendaraan yang berlalu-lalang.
"gua gimana takdir tuhan aja, baru gua berangkat, tapi kalo lo mau berangkat kesana duluan mah, yaudah pergi aja. Soal biaya, gua udh nabung" jelas claira
"idih, gua mau bareng sama lo aja, lo tau kan bunda sama ayah gua hectic mulu, ga ada waktu buat gua, gua juga ga berani sendiri, jadi yaudah sama lo aja"
terdapat nada yang sedikit sedih yang terselip dari kata-kata sheila. memang anak itu pandai menyembunyikan kesedihan, tetapi dimata claira, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihan itu, dia tahu bahwa temannya itu sedang menyembunyikan Kenyataan pahit itu. Maka daripada membuat temannya berlarut dalam kesedihan, dia pun berinisiatif untuk mengajak sheila melakukan sesuatu.
"iya bareng gua aja nanti, ngomong-ngomong dah lama ga sih kita nga ngelukis bareng? lo cape nga? Kalo nga, ayo ngelukis bareng!" Ceria claira
"woy iya juga, ayo dah ntar malem aja gimana? Katanya ada pasar malem nih, kan suka ada tuh yang tukang ngelukis gitu, ayo dateng ntar malem" jawab ila tak kalah ceria
dengan rasa bersyukur, karena temannya tak lagi bersedih, claira pun menyetujui ucapan temannya.
"Ayo lah, pake motor aja dah ya, sekalian night ride, ceilah night ride macem anak anak elit aja"
"HAHAHAHAH anjir ngakak, iya anjir macem anak elit aja, yaudah sampai jumpa ntar malem, gua balik dulu, mau hujan nih bos" Ucap sheila
"Iya, dah sono, gua juga mau cepet-cepet balik, ada sesuatu yang harus gua urus, see you ya" jawab claira
sesudah mengucapkan kalimat sampai jumpa itu, mereka pulang kerumah masing-masing. dengan sheila yang tersenyum manis dan claira yang terlihat seringkali menghela nafas dan murung, seperti ada beban berat yang sedang ia pikul, tetapi ntah apa yang sedang ia pikirkan. hanya bisa berdoa semoga dia baik-baik saja.
------
hi cinta, tbc ya
seperti biasa, maaf kalo ada typo, soalnya gua rusuh mau kerjain tugas wkwk
sampai jumpa di chapter berikutnya
jangan lupa voment♡
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃iary 𝐎f 𝐂laira
Teen FictionClaira Neiranjana, gadis yang menyukai bunga tulip serta memiliki mimpi untuk pergi ke banda neira bersama keluarganya setelah dia menemukan ayahnya. tetapi akan kah dia bisa menemukan ayahnya? atau pergi ke banda neira bersama keluarganya? tidak ta...