1 - Calon pacar yang baik

133 16 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vote dulu ya sebelum baca❤️ dan juga comment disetiap paragraf biar gemes🌹
happy reading🌹❤️

❤️❤️❤️

"Osis buka pendaftaran buat sekretaris baru, karena si Agatha pindah, lo minat nggak, Jell?" Tanya Winne. Karain, Giselle, Winne dan Pinka tengah berada di kantin untuk menuruti perut mereka yang sudah keroncongan.

"Oh, ya? Bagus dong, ini kesempatan buat lo, Jell!" Ujar Pinka yang masih belepotan dengan semangkok bakso didepannya.

Giselle meletakkan sendoknya, lalu ia menghela nafasnya Pelan, "yang seleksi Osis kemaren aja gue nggak kepilih apalagi ini," keluh Giselle pesimis. "Dari sekian banyak siswa disini, gue yakin, gue nggak bakal keliatan wujudnya sedikitpun," ungkap Giselle dengan wajah lesu.

"Ck, gampang putus asa banget sih lo, coba aja dulu Jell, lo mau nolak jadi sekretarisnya Mahesa, juga..." Winne menggantung ucapannya,

"Juga apa?" Kali ini Rain yang bersuara.

"Juga kesempatan deket sama Mahesa, lah. Kapan lagi coba bisa deket - deket sama ketos ganteng, iya kan?" Lanjut Winne.

"Mahesa? Gue belum tertarik buat deket sama cowok, i'm free okey!" Jawab Giselle percaya diri. "Tapi boleh deh, gue coba, kali aja kali ini gue berhasil," semangat Giselle.

"Nah, gitu dong, Jell! Biar ada pengalaman organisasi lumayan kan?" Nasehat Rain, "Kalian? Nggak sekalian nyoba?" Lanjutnya bertanya kearah dua bocil kematian, Winne dan Pinka.

"HA-HA-HA. Makasih Rain cantik aku udah ikut komunitas theater. Lebih tertarik akting daripada ngebabu, hehehe." Jawab Winne.

"Iya, gue juga udah ikut paduan suara sama club musik, Rain. Jadi makasih nggak mau sibuk." Pinka menimpali.

Setelah makanan masing-masing habis. Winne langsung menyeret teman-temannya untuk mendaftarkan Giselle ke sekretariatan Osis. "Winne, ya Tuhan. Es jeruk aku, huaaa... Belum habis." Hanya teman-temannya dan Tuhan yang tahu sikap Karain yang satu ini - kekanak-kanakan jika itu menyangkut es jeruk.

❤️❤️❤️

"Rain, pulang!" Seru Rain saat memasuki pekarangan rumahnya. Rumah dua lantai dengan gaya Scandinavian yang tidak terlalu besar itu yang hanya ditempati olehnya dan sang Mama.

"Makan, gih. Mama udah siapin di meja," sahut Naomi, Mama Rain.

Rain mengangguk lantas masuk ke kamarnya terlebih dahulu untuk ganti baju.

Rain berbaring diatas kasur dengan nyaman sebentar. Membalas pesan-pesan dari teman-temannya yang dia rasa penting. Rain bukan tipe orang yang dua puluh empat jam bermain ponsel, tidak penting menurutnya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang