Moa Jatraji, seorang psikiater yang didatangkan ke boarding school SMA Elang setelah seorang anak bernama Cakrawala Sadawira hampir membunuh teman satu dorm-nya yang ternyata adalah anak anggota dewan. Namun semuanya menjadi semakin rumit ketika ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum baca vote dulu.
Minimal 1k komen dan 1k vote dulu buat update ke chapter selanjutnya.
Yang udah baca chapter ini minta tolong tag aku di Instagram ya
⚠️ Harap bijak ketika membaca ⚠️
Are you ready?
® Happy reading ®
---000---
Playlist—Jar of Hearts
Moa melangkah memasuki area sekolah lebih dalam. Namun belum jauh ia memasuki SMA Elang, tiba-tiba sebuah air keruh bekas pel dari ember menerjang tubuhnya dengan keras hingga membuatnya basah kuyup.
BYUUUUR!!
Wajahnya pun gelapan karena terkena siraman itu.
Ia menatap ke arah depan, bersiap untuk memaki orang yang dengan sengaja menyiramnya. Belum usai keterkejutannya, ia dibuat semakin terkejut melihat wajah anak laki-laki yang memegang ember dimana isinya telah habis karena ia siramkan padanya itu.
Dunia seorang Moa Jatraji seakan berhenti melihat anak itu. Dia-
"NGAPAIN LO KESINI, HA?! GUE NGGAK BUTUH PSIKIATER KAYAK ELO!"
Cakrawala menyentak kasar, sedangkan di hadapannya wanita yang jauh lebih tua darinya bernama Moa Jatraji itu diam membeku. Air mata Moa tidak tertahankan ketika melihat wajah remaja di depannya. Seketika ingatan Moa terbawa pada masa puluhan tahun silam saat-saat dia bersama seorang pria yang sempat mengisi hatinya. Hatinya terasa sesak bukan main, lukanya seolah sedang ditaburi oleh garam hingga perih sejadi-jadinya.
Semua orang yang ada di ruangan itu pun dibuat terkaget-kaget dengan sifat tidak ramah dari seorang Cakrawala Sadawira itu.
Tidak jauh dari situ seorang gadis bersurai hitam tergerai panjang dengan sebuah bando berwarna biru di atas kepalanya itu berdiri menggenggam satu cup coffe. Gadis itu adalah Zalisha. Ia juga menyaksikan perlakuan kasar yang dilakukan oleh Cakrawala pada kakak tirinya itu.
Zalisha mengeraskan rahang, matanya menyorot tajam pada Cakrawala. Ia melangkah ke arah cowok itu dengan mantap, hingga akhirnya...
Byur!
Zalisha menyiramkan coffe di tangannya itu ke wajah Cakrawala hingga wajah cowok itu kotor, pun dengan kemeja putih serta jas seragam yang melekat di tubuh Cakrawala.