Bagaimana Perasaan Itu Sebenarnya?

52 7 0
                                    


Avena berdiri di depan rumahnya malam itu, ia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 8 malam, ia merasa khawatir malam itu karena malam itu adalah hari yang begitu ia tunggu-tunggu selama satu minggu ini, hari dimana Arion berjanji akan datang kerumahnya untuk menemui Ayah Avena, namun kali itu Avena merasa Arion sedikit terlambat karena sudah berjanji akan datang jam 7 malam.

"Belum dateng juga Vin?" tanya Haris yang menghampiri Avena diluar.

"Ehh Ayah, ehmm ga tau nih, mungkin sedikit terlambat Yah" ucap Avena tersenyum namun raut wajahnya tampak cukup bingung, Haris pun tersenyum.

"Yasudah tidak apa-apa, mungkin saja dia sedang kena macet, atau lagi ada pasien" ucap Haris mencoba menenangkan Avena yang tampak khawatir.

"Yasudah Ayah masuk aja gih, Vina aja yang nunggu disini" ucap Avena.

"Yasudah, Ayah tunggu di dalem ya" ucap Haris, Avena menganggukkan kepalanya dan mencoba tersenyum. Avena pun mengambil Hpnya dan mencoba menelfon Arion, namun tidak ada jawaban sama sekali dari pria tersebut.

Malam pun semakin larut, Avena masih duduk menunggu Arion datang, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Haris pun kembali keluar dan melihat Avena sedang duduk menundukkan wajahnya, ia merasa cukup sedih melihat putrinya tampak sedih saat itu, ia pun tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya meskipun ia cukup kecewa dengan Arion malam itu.

"Vinnn" panggil Haris pelan, Avena pun kaget dan langsung mengangkat wajahnya.

"Ayahh?" ucap Avena.

"Masuk aja yuk, sudah larut, ga baik angin malam" ucap Haris, Avena memandangi jalanan diluar pagar rumahnya yang sudah tampak begitu sepi namun masih belum ada tanda-tanda Arion datang, ia juga melihat Hpnya yang memang tidak ada jawaban dari Arion malam itu, ia pun akhirnya pasrah bahwa pria itu tidak akan datang kerumahnya.

"Yuk" ucap Haris, Avena pun mengangguk dan masuk ke dalam rumahnya menuruti permintaan Ayahnya, ia merasa hatinya begitu sedih, begitu banyak pertanyaan dalam benaknya malam itu, apakah ada sesuatu yang terjadi dengan Arion, namun satu jam yang lalu Avena sudah menelfon Reyhan dan menanyakan keadaan Arion, tapi Reyhan mengatakan bahwa Arion sudah pulang sejak siang dari rumah sakit, ungkapan Reyhan tersebut semakin membuat fikiran Avena bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Namun Avena lebih memilih untuk menenangkan fikirannya, ia pun masuk ke dalam kamarnya, masih berusaha menatap keluar jendela, berharap Arion datang meskipun malam sudah cukup larut, ia masih ingin mendengarkan alasan Arion dan memaafkan kesalahan pria itu.

Namun pada akhirnya, Arion benar-benar tidak datang, Avena melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, ia pun menutup jendela kamarnya dan merebahkan tubuhnya yang terasa begitu lelah.

Avena membuka matanya dengan begitu kaget karena ia tidak sadar bahwa dirinya tertidur malam itu, ia pun melihat ke jendela yang tampak sudah terang, ia berdiri dan berjalan membuka kain jendela kamarnya, dan benar saja, hari sudah pagi, ia langsung melihat jam dinding yang sudah menunjukkan jam 7 pagi, Avena memegang kepalanya yang terasa cukup pusing.

Tok...tok...tok....

"Vinn, kamu udah bangun?" panggil Haris dari luar kamar Avena, Avena pun menoleh dan berjalan membuka pintu kamarnya.

"Sudah Yah" ucap Avena pelan, Haris melihat wajah Avena yang tampak sendu.

"Ayah sudah buatin kamu sarapan di meja, kamu kerja hari ini?" tanya Haris, Avena menggelengkan kepalanya.

"Engga Yah, Avena ambil cuti 2 hari" ucapnya pelan, Haris menghela nafasnya sejenak.

"Ayah mau pergi?" tanya Avena.

Terlalu MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang