Seseorang terlihat sedang duduk termenung menatap lautan. Anak rambutnya bergoyang terkena angin. Tatapannya begitu sendu. Ia tidak peduli dengan rintik hujan yang menerpa tubuh.
"Kau tidak ingin pulang nak?" tanya seorang wanita yang sudah lanjut usia.
"Aku lebih nyaman disini nek," jawab pemuda tersebut.
"Keluargamu merindukanmu. Nenek sudah melihat berita di televisi, mereka bahkan melakukan sayembara siapa yang menemukanmu akan diberi hadiah yang setimpal,"
"Apa nenek berniat memberi tahu mereka bahwa aku disini?" Pemuda tadi mengernyit tak suka.
"Tidak. Nenek membebaskanmu. Mungkin ini hukuman untuk mereka mengingat masa lalumu yang begitu kelam. Waktu adalah hukuman yang paling menyakitkan Kyungsoo."
Kyungsoo tersenyum sejenak. Neneknya benar. Ia sebenarnya ingin pulang tapi sebagian hatinya enggan kembali. Meski Kyungsoo tahu keluarganya sudah menerimanya dengan baik tapi tetap saja. Luka di hatinya tak akan sembuh semudah itu.
"Jangan sampai kau menyesali keputusanmu Kyung. Nenek tidak akan menahanmu disini kalau kau memang ingin pulang,"
"Iya nek."
***
Usai tenggelam dan sempat tidak sadar beberapa detik, Kyungsoo segera berenang semampunya. Tapi sayang arus laut malah membawanya ke pulau terpencil. Malam itu Kyungsoo terdampar di bibir pantai. Beruntung Kakek Seong Mo menemukannya dan membawanya pulang.
"Astaga yeobo, siapa yang kau bawa?" tanya Nenek Eunji.
"Dia terdampar di pantai. Aku memeriksa nadinya dan dia masih hidup," jawab Kakek Seong Mo. Nenek Eunji bergegas membantu suaminya merebahkan pemuda itu di kamar. Mengganti dengan pakaian yang lebih hangat dan memberikan selimut tebal.
"Tubuhnya dingin sekali," ujar Nenek Eunji. Tangannya lihat mengompres anak itu dengan air hangat.
"Dia pasti terombang-ambing di lautan. Sepertinya dia anak sekolah," timpal Kakek Seong Mo melihat pakaian yang dipakai anak itu merupakan pakaian sekolah.
"Kita rawat saja, nanti kalau keadaannya sudah membaik kita bantu dia." Kakek Seong Mo mengangguk setuju. Pasangan renta itu akhirnya merawat pemuda yang mereka temukan di bibir pantai. Pemuda yang tak lain adalah Kim Kyungsoo.
***
Meski sekarang tinggal di bibir pantai, Kyungsoo tidak terlalu berani mendekati pantai. Ia masih trauma terombang-ambing di lautan yang ganas. Tadinya ia merasa bersalah karena tidak bisa ikut membantu Kakek Seong Mo menjaring ikan tapi Kakek Seong Mo tidak keberatan dan malah khawatir jika Kyungsoo ikut melaut.
Sebagai gantinya Kyungsoo membantu Nenek Eunji berjualan ramen di bibir pantai yang memang menjadi objek wisata di pulau itu. Kyungsoo juga memutuskan untuk menyelesaikan studi SMAnya di pulau ini meski harus mengulang dari awal tapi Kyungsoo ternyata bisa akselerasi karena kecerdasannya.
"Ayolah Kyung, kau tidak mau ke Seoul untuk mengikuti lomba?" Kang Ssaem membujuk Kyungsoo agar bisa mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade matematika.
"Maaf ssaem, saya tidak bisa. Tolong jangan paksa saya." Kyungsoo terus menolak tawaran tersebut.
"Baiklah ssaem tidak akan memaksamu lagi."
Kyungsoo berlalu pergi, ia sebenarnya tidak ingin mengecewakan sekolah tapi dirinya belum sanggup pergi ke Seoul. Kyungsoo takut bertemu keluarganya. Ia sudah nyaman disini. Damai dan pikirannya tidak lagi memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk.
"Yak Kyungsoo!" suara sahabatnya memanggil. Jongdae merangkul Kyungsoo yang berjalan menuju kantin.
"Sebentar lagi kita kan naik kelas dua belas. Kau sendiri akan melanjutkan kuliah atau bekerja?" tanya Jongdae begitu keduanya mendudukkan diri di meja kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Setelah Hujan ✔
FanfictionSequel dari Rintik Sendu Kalau mau baca cerita ini baca Rintik Sendu dulu ya, atau kalau yang sudah baca bisa review sekilas terutama di bagian ending biar inget hehe.. Mari bertemu kembali dengan kisah Kyungsoo dan Chanyeol Happy Reading