Part 5

212 33 13
                                    

Audisi dimulai pukul delapan. Jongdae sudah bersiap sedari tadi. Ia tidak sabar untuk menunjukkan bakatnya. Ia sedang menunggu giliran untuk dipanggil ditemani oleh Kyungsoo yang sibuk mengunyah popcorn. Mereka asik menonton penampilan dari para siswa.

"Kyungsoo-ya, kau tidak bersiap-siap?" tanya Jongdae.

"Untuk apa?" balas Kyungsoo.

"Audisi." Kyungsoo menoleh dan menemukan Jongdae hanya menyengir lebar.

"Jangan bilang kau-,"

"Mian."

"Aduhhhhhhhhh!!" adu Jongdae kesakitan ketika cubitan maut dari Kyungsoo mendarat di pinggangnya.

"Kau mendaftarkanku tanpa memberitahuku terlebih dahulu? Yak!!!" marah Kyungsoo.

"Suaramu bagus Kyung-aa. Sayang kalau bakatmu itu kau sia-siakan," bujuk Jongdae. Kyungsoo tidak peduli, ia bangkit dan berlalu dari ruang audisi.

Brukk.. Karena buru-buru, Kyungsoo jadi menabrak seseorang di depan pintu masuk.

"Baekhyun hyung,"

"Kenapa kau cemberut begitu?" tanya Baekhyun. Kyungsoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia tidak tersenyum canggung.

"Kau ikut audisi ya. Wah aku tidak sabar mendengarmu bernyanyi." Baekhyun mengalungkan tangannya pada Kyungsoo. "Tapi kenapa kau keluar? Bukankah sebentar lagi kau akan tampil?"

Kyungsoo bingung harus menjawab apa, tapi dia berusaha jujur.

"Aku tidak mau hyung,"

"Kenapa?"

"Aku tidak siap jika nantinya harus ke Seoul. Aku sudah nyaman berada disini."

Baekhyun tersenyum sejenak sebelum membalas perkataan Kyungsoo, "Kau mencoba lari dari masa lalumu ya?"

Telak. Pertanyaan Baekhyun barusan menampar Kyungsoo dengan telak.

"Aku tau kau memilih untuk menjauh dari kehidupanmu dulu. Tapi taukah dirimu betapa hancurnya orang-orang yang kau tinggalkan?" Kyungsoo menatap Baekhyun dengan tatapan bingung.

Merasa pembicaraan ini akan panjang, Baekhyun mengajak Kyungsoo untuk mengobrol di taman belakang sekolah.

"Setahun bukanlah waktu yang singkat. Aku tau kau menjalaninya dengan berat sampai akhirnya kau mampu berdiri lagi dan memasang tembok pertahanan diri. Tapi lihatlah keluar, betapa hancurnya keadaan diluar tembokmu. Keluargamu berantakan. Mereka terus-terusan menyalahkan diri mereka karena tidak menjagamu dengan baik. Ayahmu menyesal telah memperlakukanmu dengan buruk. Ibumu pun sama, ia merasa bersalah karena tidak menemanimu tumbuh. Dan yang paling parah adalah kakakmu sendiri. Separuh jiwanya menghilang ketika tau kau tidak ditemukan. Chanyeol menjadi sosok yang berbeda. Tak ada lagi senyum di wajahnya. Hanya ada kemarahan yang tersisa. Marah pada dirinya sendiri sampai ia berniat menyusulmu,"

"Apa? Chanyeol hyung?" Baekhyun mengangguk, ia menghela nafas sebelum melanjutkan ceritanya. Kejadian dulu sungguh mengerikan ketika ia melihat dengan mata kepalanya sendiri mulut Chanyeol berbusa karena meminum obat penenang dosis tinggi.

"Kami semua khawatir Chanyeol tidak akan selamat karena setelah mabuk ia minum obat penenang. Efeknya begitu parah sampai dia tidak sadarkan diri selama berhari-hari. Setelah ia bangun, semuanya berubah. Kami tidak mengenal Chanyeol karena pribadinya yang begitu dingin. Tapi setelah bertemu denganmu jiwanya telah kembali. Kau yakin masih mau menjauh darinya?"

Kyungsoo bergeming. Mendengar cerita Baekhyun membuatnya luluh. "Aku takut hyung, aku takut mereka tidak sepenuhnya menerimaku. Aku yang membuat keluarga mereka hancur hyung. Ibu dan Kakak pasti membenciku. Seperti dulu saat mereka meninggalkanku. Aku-Aku bahkan telah membunuh ibu kandungku sendiri hyung. Seharusnya aku tidak dilahirkan di dunia ini. Kalau aku tidak ada, ibu pasti masih hidup sampai sekarang." Kyungsoo mulai terisak.

Pelangi Setelah Hujan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang