Dibalik pintu Kyungsoo bersandar. Sungguh ia tidak tega melihat keadaan Suho. Mau bagaimanapun Suho adalah ayah kandungnya. Tapi kenapa rasanya masih sakit padahal ia sudah berusaha melupakan apa yang terjadi di masa lalu.
"Kau akan terus kesakitan kalau memendam semuanya. Lepaskanlah," ujar Kakek Seong Mo.
"Tapi aku takut," cicit Kyungsoo.
"Mereka tidak seburuk yang kau pikirkan." Kakek Seong Mo mendekap pelan cucunya. Ia mengusap pelan punggung Kyungsoo yang bergetar.
"Mau bergabung bersama mereka?" tawar Kakek Seong Mo. Kyungsoo mendongak dengan mata berkaca-kaca lantas mengangguk pelan.
Kakek Seong Mo tersenyum senang. Ia mengantar Kyungsoo ke bibir pantai.
"Selamat malam," sapa Kakek Seong Mo.
"Malam Kakek," balas Suho.
"Kenapa kau bersembunyi seperti itu Kyung?" tanya Chanyeol. Kyungsoo yang berada disebalik tubuh Kakek Seong Mo menyembul pelan.
"Dia ingin bergabung, boleh?" ujar Kakek Seong Mo yang disambut dengan senang hati.
"Tentu."
Chanyeol menarik tangan Kyungsoo dan membawa adiknya itu ke area bakaran.
"Kakek juga ingin bergabung?" tanya Irene. Kakek Seong Mo menggeleng pelan.
"Kondisinya memang belum stabil, tapi percayalah dia ingin melawan rasa takutnya. Jangan dipaksa, pelan-pelan saja." Nasehat Kakek Seong Mo sebelum meninggalkan keluarga Kim.
"Hyung bisa memasak daging?" tanya Kyungsoo.
"Tentu saja. Aku sudah pandai memasak setelah belajar dengan Eomma," balas Chanyeol sembari membolak-balikkan daging. Kyungsoo jadi rindu memasak bersama ibunya.
"Kyungsoo-yaa, sini bantu Eomma memotong buah," pinta Irene. Kyungsoo mengangguk lantas membantu Irene memotong apel.
"Sekolahmu tinggal berapa bulan lagi sayang?" tanya Irene.
"Empat bulan lagi Eomma, setelah ini aku akan disibukkan dengan les-les," jawab Kyungsoo.
Irene mengangguk paham, ia mengambil sepotong buah apel dan menyuapkannya ke Kyungsoo.
Kyungsoo tertegun saat Irene mengusak rambutnya pelan, rasanya begitu nyaman. Tatapannya beralih ke arah Suho yang membantu Chanyeol memanggang daging. Hubungan mereka terlihat hangat. Irene mengikuti arah pandang Kyungsoo, tangannya meraih tangan Kyungsoo yang hampir saja mengiris jari.
"Fokus sayang." Irene terkekeh begitu Kyungsoo gelagapan. Ia baru sadar kalau hampir saja mengiris jarinya.
"Maaf Eomma."
Akhirnya hidangan makan malam sudah terjadi. Dengan view deburan ombak pantai dan nyiur pohon kelapa, suasana malam ini begitu hangat.
"Kyungsoo-ya, kau masih takut dengan laut?" tanya Chanyeol hati-hati. Yang ditanya hanya menggeleng meski ragu.
Chanyeol akhirnya mengatur kursi agar tidak menghadap ke arah laut tapi tangan Kyungsoo mencegahnya.
"Gwenchana hyung, aku bisa menghadapinya. Kan ada kalian," ujar Kyungsoo mantap. Mereka pun duduk setengah melingkar dan mulai menikmati makanan.
"Buka mulutmu Kyungie,"
"Eomma, aku bukan anak kecil," gerutu Kyungsoo tapi tetap menyambut suapan Irene yang sontak mengundang gelak tawa.
"Sampai kapanpun kau tetap bungsu keluarga Kim yang menggemaskan." Tanpa sadar Suho menimpali. Meski keadaan sempat canggung tapi Kyungsoo sepertinya sedikit demi sedikit bisa menerima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Setelah Hujan ✔
FanfictionSequel dari Rintik Sendu Kalau mau baca cerita ini baca Rintik Sendu dulu ya, atau kalau yang sudah baca bisa review sekilas terutama di bagian ending biar inget hehe.. Mari bertemu kembali dengan kisah Kyungsoo dan Chanyeol Happy Reading