"Kyung-aa," panggil Jongdae begitu melihat Kyungsoo masuk kelas.
"Yak kau tau tidak, besok kita akan kedatangan Presdir dari Seoul,"
"Lalu?"
"Aish kenapa kau tidak excited? Ku dengar Presdir dari Kim Group. Selain itu juga akan ada pencarian bakat dari agensi Baekhyun sunbaenim!"
"Kim Group?" Jongdae mengangguk. Sementara Kyungsoo tidak salah mengira itu pasti perusahaan ayahnya. Bagaimana perusahaan itu bisa sampai disini, Kyungsoo tidak ingin ikut. Ia sudah mengubur kenangan lama dan hidup sebagai Kyungsoo yang baru.
"Kau akan ikut audisinya kan? Kau berbakat dalam menyanyi Kyung,"
"Tidak,"
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa." Kyungsoo terdiam, ia mengalihkan pandangan ke arah jendela. Menatap langit yang luas dan menghela nafas pasrah. Agaknya sejauh apapun ia bersembunyi, masalah akan selalu datang. Mau tidak mau Kyungsoo harus menghadapinya.
***
Sepulang sekolah, Kyungsoo membantu Nenek Eunji berjualan ramen. Kali ini pelanggan cukup banyak sehingga membuat Kyungsoo kewalahan. Kakek Seong Mo bahkan tidak melaut dan ikut membantu di kedai. Kyungsoo juga melarangnya melaut karena takut terjadi apa-apa.
"Akhirnya dagangan kita habis. Hari ini ramai sekali," ujar Kakek Seong Mo.
"Besok kita akan kedatangan Presdir dari Seoul. Kepala desa menyuruhku menjamu mereka," balas Nenek Eunji.
"Halmoeni, Harabojji," panggil Kyungsoo menyela percakapan mereka.
"Nee? Ada apa Kyung-aa?"
"Kalian ingat ceritaku kan tentang keluargaku?" Baik Kakek Seong Mo maupun Nenek Eunji mengangguk.
"Ku rasa besok hyungku yang kesini karena pasti dia Presdir dari Kim Group. Aku harus bagaimana?" Kyungsoo mengutarakan keluh kesahnya. Nenek Eunji mendekat dan menarik Kyungsoo dalam dekapannya. Ia dengan penuh kasih sayang mengusap lembut surai hitam milik Kyungsoo.
"Kau belum siap bertemu dengannya? Tidakkah kau rindu padanya?" tanya Nenek Eunji.
"Aku tidak tahu nenek, aku rindu sekaligus takut. Aku takut dia marah karena aku selamat tapi tidak pulang," terang Kyungsoo.
"Mereka pasti akan mengerti keadaanmu Kyung-aa. Kau tidak perlu khawatir. Atau kau ingin hidup dengan identitas baru? Kau bisa memakai marga kami. Atau kau pura-pura lupa ingatan?" usul Kakek Seong Mo. Nenek Eunji mendelik menatap suaminya yang idenya ada-ada saja.
"Jika kau belum siap kau bisa diam di rumah. Kami tidak akan memaksamu sayang," ujar Nenek Eunji.
"Aku akan tetap membantu halmoeni. Tenang saja, kali ini aku tidak akan melarikan diri." Nenek Eunji tersenyum simpul. Ia mengeratkan pelukan dan mencubit pelan pipi gembul milik Kyungsoo. Sudah banyak kepahitan yang dilalui anak itu hingga bahagia pun menjadi ketakutan tersendiri baginya.
Kyungsoo masih terbelenggu dengan ketakutannya sendiri. Ketakutan akan tidak diterima ia di dunia ini. Tapi bukankah setelah hujan akan ada pelangi? Setelah badai menerjang pasti akan reda dan kembali membawa keceriaan? Nenek Eunji berharap badai itu sirna dalam hidup Kyungsoo dan berganti dengan pelangi yang indah.
***
"Kau yakin akan pergi ke pulau itu?" tanya Irene. Ia barusaja mendengar penjelasan Chanyeol terkait program CSR.
"Kau bahkan melarang kami naik kapal tapi kau malah pergi besok?" imbuh Suho.
"Maaf Appa, Eomma. Yeollie tidak akan melarang kalian lagi. Besok kalian boleh ikut jika senggang," ujar Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Setelah Hujan ✔
FanfictionSequel dari Rintik Sendu Kalau mau baca cerita ini baca Rintik Sendu dulu ya, atau kalau yang sudah baca bisa review sekilas terutama di bagian ending biar inget hehe.. Mari bertemu kembali dengan kisah Kyungsoo dan Chanyeol Happy Reading