⁰¹ MABA (Mahasiswa Babak Akhir)

208 52 117
                                    

"It's oke, Ra. Everything will be fine."
Sepatah dukungan untuk mahasiswa akhir
__________________________________

Hai-hai everyone, welcome to my lapak.

Bantu ramaikan tiap chapter-nya, oke 😉.

Happy Reading and i hope you like this story 😀.

Ruangan ber-AC dengan suhu berkisar 18° celcius, nyatanya tak mampu menahan hawa panas yang menjalar di sekujur tubuh mahasiswa cantik yang sudah memasuki semester akhir. Apalagi saat ini ia tengah berhadapan langsung dengan dekan fakultasnya.

Memang apa yang sedang dia lakukan? Apalagi kalau bukan sedang bimbingan skripsi, dengan harapan lekas mendapat ACC agar segera melangkah maju ke tahap selanjutnya.

Eh malah apes, seperti kata pepatah, realita tak sesuai ekspektasi.

Bagaimana tidak, gadis yang mengambil jurusan manajemen bisnis itu sudah menunggu hampir empat jam agar bertemu dengan pembimbingnya. Namun, ketika sudah melakukan bimbingan, bukan tanda ACC yang didapat. Melainkan berkas skripsinya yang justru penuh coretan dan harus kembali revisian.

Bahkan ini sudah kali ke limanya, gadis itu menghadap sang dosen untuk bimbingan skripsi bab 4-5.

Ya, gadis berusia 22 tahun itu bernama Ayra Chantika Putri. Salah satu mahasiswa tingkat akhir di Atlanta University, yang bahkan saat ini semester perkuliahannya sudah berada di semester 9.

Lulus tidak tepat waktu? Ya, gitu deh. Tapi keterlambatannya yang belum wisuda, bukan karena Ayra tidak serius menyelesaikan skripsinya. Pokoknya banyak faktor yang menghambat.

"Ayra, kenapa masih banyak poin-poin yang tidak sesuai, terutama di bab 4. Kan sudah ibu kasih catatan, apa-apa saja yang harus kamu perbaiki." Bu Kinan sebagai dekan fakultas ekonomi dan bisnis, sekaligus mendapat amanat untuk menjadi dosen pembimbing Ayra, memberikan koreksi setelah membaca berkas mahasiswanya.

"Ini sudah ke lima kalinya loh kamu ngadep ke Ibu, dan poin yang harus direvisi masih sama dengan bimbingan minggu lalu," tutur Bu Kinan yang masih mengkoreksi skripsi Ayra.

"Maaf, Bu. Bukan maksud saya ingin mengulang kesalahan yang sama. Tetapi, saya sudah berusaha merevisi bagian yang Ibu sampaikan. Dan mohon maaf sekali lagi, Bu jika masih banyak yang salah." Sadar akan kekurangan pada skripsinya, Ayra hanya pasrah, menunduk dan meminta maaf seperti yang sudah-sudah.

Percayalah, gadis yang mempunyai kakak laki-laki itu, sudah berusaha semaksimal mungkin agar skripsinya tidak lagi ada revisian. Tapi, apa mau dikata, Bu Kinan yang belum puas dengan pekerjaannya, meminta kembali agar Ayra memperbaiki kesalahan skripsinya untuk yang kesekian kalinya.

"Ya sudah, bimbingan hari ini kita cukupkan. Kamu perbaiki lagi sesuai dengan catatan yang Ibu beri. Dua hari lagi kamu temui Ibu," titah Bu Kinan yang sangat berharap, mahasiswanya itu kembali menghadap dengan skripsi yang sesuai.

"Baik, Bu. Kalau begitu saya permisi," pamit Ayra seraya merapikan lembaran skripsi yang kembali penuh dengan coretan.

Sekeluarnya dari ruangan dosen pembimbing, dua orang teman Ayra, Ratna Anggita dan Yumna Fadilla langsung melontarkan pertanyaan seperti biasa.

"Gimana?" Pertanyaan singkat dari kedua temannya hanya mendapat gelengan dari Ayra, tidak ketinggalan dengan senyum tipis yang dipaksa terukir dari bibirnya.

Give Me Support Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang