"Kalau gitu, aku dong yang jadi selingkuhan kamu. Haha."
Definisi, mulut tertawa tapi hati terluka.
__________________________________Yuhuu, Give Me Support update new chapter.
Happy reading 😉.
✨
✨
✨
Setelah berjam-jam di kampus, tetapi tak juga bertemu dengan dosen pembimbing. Ayra memutuskan segera pulang ke rumah. Gadis berparas ayu itu ingin segera merehatkan badan serta pikirannya yang benar-benar carut marut.
Namun, tidak sampai disitu, bayangan akan kasur empuk seketika sirna. Kala netranya menangkap seseorang yang ia kenali sedang bercengkrama mesra di atas motor sport berwarna hitam ketika sedang menunggu lampu merah berganti warna bersama perempuan yang tak kalah cantik dari Ayra.
Lantas, tak ingin berbasa-basi, ketika lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, Ayra langsung menancap gas kuda besi maticnya untuk mengejar pengendara motor sport hitam tadi.
Beruntung, pengendara yang berboncengan dengan seorang perempuan itu hanya melajukan kendaraan dengan pelan. Jadi, tidak sulit untuk Ayra mengejarnya dan menghentikan laju motor tersebut di dekat sebuah taman.
"Turun," titah Ayra sesaat setelah mematikan mesin motor, pun masih dengan nada bicara yang tenang.
"Ayra," beo Chiko.
Yah, laki-laki itu adalah pacar Ayra yang sudah menjalin hubungan hampir satu tahun ini. Namun, entah apa alasannya, Chiko justru kepergok sedang jalan dengan perempuan lain.
"Dia, siapa?" tanya perempuan yang dibonceng Chiko dengan raut wajah bingung.
"Naumi, kamu tunggu sebentar, ya," bisik Chiko pada perempuan yang dipanggil Naumi itu.
Sedetik kemudian, Chiko langsung menarik tangan Ayra sedikit menjauh dari Naumi.
"Dia, siapa?" Pertanyaan sama yang Chiko dengar dari dua perempuan yang berbeda.
"Dia, Naumi," jawab Chiko, akan tetapi bukan itu yang ingin Ayra ketahui.
"Nggak sepenting itu nama dia siapa. Satu hal yang paling penting, ada hubungan apa kamu dengan perempuan itu?" Ayra memang pandai mengatur ekspresi wajahnya. Gadis dengan dimple smile itu memasang raut muka setenang ombak laut yang sedang surut, meski hal itu bertolak belakang dengan perasaannya.
Tak kunjung mendapat jawaban, Ayra pun langsung menyeletuk, "Kalau kamu udah nggak nyaman sama aku, bilang. Nggak seperti ini caranya, tega bermain api di belakang aku."
Lebih lanjut, gadis berjuluk mahasiswa akhir itu terus mempertanyakan siapa Naumi, "Jawab Chiko, dia siapa?"
"Dia selingkuhan kamu? Pacar simpanan kamu? Pacar kedua, ketiga, atau kesepuluh?"
Memanas, Chiko tidak terima Ayra menyebut Naumi dengan sebutan yang ia lontarkan.
"Cukup ya, Ra. Dia bukan selingkuhan aku!" sentak Chiko yang memantik kesabaran Ayra.
"Lalu?" Ayra menuntut jawaban lebih rinci lagi.
"Dia mantanku, jauh sebelum aku kenal sama kamu. Dan hampir lima bulan belakangan ini, aku udah sering jalan lagi sama Naumi," pungkas Chiko, seolah ia tidak memikirkan bagaimana hancurnya perasaan Ayra.
"Kalau gitu, aku dong yang jadi selingkuhan kamu. Haha," Ayra tertawa miris.
"Bu- bukan gitu maksud aku, Ra," sangkal Chiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Support
RomanceKeluarga yang seharusnya menjadi support system paling utama, justru yang paling sering mematahkan semangat untuk terus melangkah. Alhasil, memberikan dampak kurang baik pada mindset anak gadisnya. Ayra, mahasiswa tingkat akhir dengan segala lika li...