hutan.

337 50 6
                                    

ayo streaming bfe guys ☝🏻☝🏻☝🏻

chapter two; “hutan.”

i hope you like this

happy reading guys! (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠) -r

w

arn!; gajelas

——🍀

T

ubuh kecil nya itu menubruk dedaunan dan ranting dari yang paling atas hingga yang bawah dan berakhir jatuh di tanah dengan keras.

Sejak masih berada di udara chenle sudah tak sadarkan diri.

Pakaian yang didominasi warna putih itu kotor karena tanah, dan ada beberapa bagian yang sobek karena terkena ranting, tubuh mulus nya juga menerima luka sayatan karena ranting pohon, dan noda cokelat karena tanah.

Sudah berjam-jam chenle tetap pada posisinya yang tengkurap tak sadarkan diri, hingga suara mengendus-endus terdengar oleh telinganya, karena suara itu benar benar dekat dan tubuh nya dan seperti dijilati sesuatu.

kelopak matanya perlahan terbuka yang pertama ia lihat adalah hewan besar di atas nya tubuh nya

"AAAAKK!!"

"MEONGG!!"

Chenle terbangun kaget dan langsung menghindar dengan cepat, sama halnya dengan hewan besar itu, hewan itu melompat kaget dan mengeong telinga nya mundur kebelakang dan ekornya mengembang.

"K-kamu mau apa!?! kenapa ukuranmu besar sekali!?" Tanya chenle tidak santai dan sekarang ia sedang bersembunyi di balik daun yang lumayan besar.

"Meoww..." Hewan itu yang awalnya merasa terancam tidak lagi, ekor nya tak lagi mengembang dan telinganya kembali seperti semula.

"K-k-kucing?.." ucap chenle dan mulutnya terbuka.

"Meong!" Setelah kucing itu mengeong dia pergi dari hadapan chenle entah kemana, chenle menghembuskan nafas lega, dirinya sangat khawatir jika ia dimakan kucing raksasa itu.

"Syukurlah dia pergi..."

"Tapi sekarang aku harus apa?..



oh ya aku haus, aku harus mencari sumber air," chenle berbicara sendirian.

Ia keluar dari persembunyiannya dan berjalan jalan menyusuri tanah setapak di hutan ini, mulutnya tak berhenti mengucapkan kata 'wahh' karena tumbuhan disini sungguh besar, karena di desa peri semua tumbuhan menyesuaikan dengan ukuran ukuran peri kecuali pohon di tengah tengah desa itu, pohon tempat ratu tinggal.

Terkadang ada serangga-serangga atau hewan yang ia lihat dan chenle langsung bersembunyi di balik daun atau batu terdekat.










Sudah lama ia terus berjalan rasanya sudah berkilo-kilo meter dari tempat pingsan nya, ya mungkin itu bagi dirinya yang bertubuh kecil itu, bagi manusia mungkin hanya beberapa meter saja.

Kenapa tidak terbang?

"Kalau aku terbang.. hahhh.. itu akan semakin membuatku lelah."

Memang faktanya, chenle akan lebih lelah jika terbang menggunakan sayap nya terlalu lama, apalagi chenle kan bukan berada dekat dengan pohon cahaya -tempat ratu tinggal itu, di desa peri, yang bisa membuat tenaga nya terisi.
























Sampai akhirnya telinga runcing nya itu mendengar suara aliran air, raut wajah kelelahan dan punggung yang membungkuk itu tergantikan raut bahagia dan punggung nya kembali tegap, chenle berlari mencari sumber suara air itu dan saat melihat ada aliran sungai rasa lelah nya menguap hilang begitu saja.

Poor Little Fairy [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang