Happy reading....
Taehyung mengetuk-ngetuk jarinya diatas ponsel, berpikir keras berharap dirinya tak melakukan kesalahan. Ya, dua hari lalu tepat dimana dirinya dan Jisoo menghabiskan waktu seharian, entah apa gerangan keesokan harinya Jisoo tak menjawab panggilan maupun pesan darinya. Disekolah juga mereka tidak bertemu, bahkan dua hari ini gadis itu diantar dan dijemput oleh supirnya, bukan bersama kakak beradik itu.
Dirinya mengacak rambutnya diikuti helaan nafas panjang, memutar otak mencari bahan setidaknya untuk bertukar pesan dengan Jisoo, wanita yang tanpa sadar sudah memenuhi hatinya.
Taehyung mulai mengetik satu-persatu kata yang kiranya akan dibalas oleh Jisoo. Mengetik lalu dihapus sudah Taehyung lakukan untuk yang ke belasan kali. Lagi-lagi Taehyung menghela nafas saat tak ada satupun pesan yang akan dikirimnya
"Aish! Kak Jisoo juga, maksudnya apa? Baru dibuat senang sehari, udah dicueki berhari-hari" Gerutu Taehyung setelah melempar asal ponselnya diatas kasur
Berjalan dengan malas, Taehyung menuruni tangga. Meminum minuman manis sepertinya pilihan yang tepat untuk keadaan hati Taehyung sekarang. Tiba didepan kulkas, Taehyung menunduk sambil memilih minuman apa yang cocok untuknya, namun tiba-tiba Taehyung menutup pintu kulkas dengan keras. Moodnya tiba-tiba semakin buruk saat dirinya merasa dejavu dengan suasana ini. Iya, Jisoo. Taehyung teringat saat dirinya dengan manis membuat cemilan beserta susu kedelai dan menemani Jisoo menghabiskannya dimeja makan, berdua, hampir satu jam, ah! Jisoo juga sempat menyuapi Taehyung beberapa kali.
Taehyung berdecak, memutar arah tubuhnya dan berjalan kearah tangga. Saat dirinya melewati meja makan, dengan kesal Taehyung menendang kursi yang kemarin diduduki Jisoo. Bukan, bukan niat untuk menedang kakak kelas yang sialnya sekarang mengisi hatinya, hanya kesal saja. Kesal seakan kursi itu mengejeknya sekarang.
"Den? Kenapa nendang kursi?" Tiba-tiba suara dari arah belakang, mengharuskan pria itu untuk menoleh. Menggaruk tengkuknya berpikir, dan dengan enteng menjawab, "Ada kecoa Bi" Tanpa menghiraukan raut bingung dari wanita paruh baya itu, Taehyung berjalan dengan sedikit berlari menaiki tangga
"Saya udah 15 tahun kerja dirumah ini, gak pernah ketemu kecoa" Gumam bibi itu sambil menunduk memastikan.
🏡💞
Jisoo melewati segerombolan orang-orang yang sedang memperhatikan dinding mading yang berisikan jadwal ulangan tengah semester.
Jisoo sedikit merasa tak adil, saat yang lain harus berdesakan melihat pengumuman di mading, sedangkan ia sudah mendapatkan jadwalnya sebulan yang lalu. Namun apa boleh buat, dibalik itu semua Jisoo juga ingin seperti mereka. Berteman dengan siapa saja, bermain kapan saja, bahkan menjalin asmara. Jisoo tertawa dalam hati saat kata menjalin asmara terlintas dibenaknya. Tidak, tidak, kata itu adalah sesuatu yang harus ia hindari. Tak peduli seberapa memujanya ia dengan seorang pria, dia tidak bisa bahkan tidak boleh berpacaran. Jisoo merasa tidak, pantas.
Dengan tote bag berisikan buku tambahan untuk mempersiapkan ujian ditangan kanannya, Jisoo berjalan sedikit cepat. Jujur saja, tangannya semakin terasa sakit mengangkat bobot buku-buku yang terbilang tebal. Berselang beberapa langkah, tiba-tiba tangan Jisoo terasa ringan, namun dengan cepat Jisoo tersadar. Pria dengan jaket kulit hitam, membawa tote bagnya, dan berjalan didepan Jisoo tanpa berbalik.
"Hey! Itu tas gue" Jisoo berjalan menyeimbangkan langkah besar pria itu, tanpa berlama-lama langsung merebut kembali tasnya.
"Siapa si-,
"Taehyung! Buat kaget aja, kirain siapa" Jisoo bernafas legah sambil kembali memberi tasnya kepada Taehyung. Pria itu tertawa kecil, menoleh melihat gadis yang setinggi bahunya sedang mengusap-usap tangan kanannya yang sakit akibat membawa tote bag.
"Tas ranselnya gak sekalian gue bawain kak? Cape banget kayaknya" Taehyung mengangkat bagian atas tas ransel Jisoo sambil kembali berjalan. Entah mengapa, kekesalan Taehyung kemarin tiba-tiba hilang saat bertemu langsung dengan wanita yang menjadi pusat kekesalannya ini.
Jisoo tersenyum menghadap Taehyung saat merasakan berat dipunggungnya berkurang. Menepuk pelan bahu Taehyung sambil mengucapkan terimakasih. Taehyung menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Bisa-bisanya gadis ini bersikap biasa saja, saat sudah 3 hari puluhan pesan dan panggilan dari Taehyung tak digubrisnya.
"Kak Ji, kenapa ga-"
"Tae, makasih ya udah mau bawain buku gue yang super berat ini. Akhirnya sampai kelas juga" Jisoo mengambil tote bag dari tangan Taehyung, melirik jam yang sebentar lagi akan ada bell berbunyi.
"Taehyung, cepat balik kekelas. Satu menit lagi masuk," Taehyung bergeming ditempat, menatap Jisoo penuh arti
"Kalau gitu gue masuk luan ya, gurunya galak. Bye Tae!" Jisoo berbalik sambil melambaikan tangannya kearah Taehyung. Dan benar saja, saat Jisoo sudah meletakkan bokongnya dikursi, bell tanda pelajaran pertama berbunyi. Taehyung tersenyum kecil saat Jisoo masih melambaikan tangannya dan memberi gestur mengusir dari kelasnya. Dengan berat hati, Taehyung melangkahkan kakinya dari depan kelas Jisoo. Tanpa sadar, gerak-gerik keduanya tak luput dari pandangan Jennie.
🏡💞
Taehyung menyandarkan punggungnya di mobil Rubicon miliknya, menunggu Jennie yang sedang berjalan bersama Jisoo menuju mobil sedan beserta supir pribadi Jisoo di depan sekolah.
Sudut bibirnya terangkat kecil saat melihat tawa lepas Jisoo bersama sang kakak. Entahlah, Taehyung rindu tawa lepas itu saat mereka melakukan panggilan video setiap malam. Seperti merasa diperhatikan, Jisoo berbalik dan langsung bertabrakan dengan manik coklat Taehyung. Jisoo menggeleng kecil saat tiba-tiba Taehyung membuang pandangannya kearah lain.
"Jenn, luan ya. Sana lu udah ditungguin adik lu tuh" Ucap Jisoo saat supirnya membukakan pintu penumpang dibelakang.
"Gitu-gitu lu...."
"Apaan sih. Udah sana" Jisoo mendorong Jennie, dan dengan cepat menutup pintu mobilnya
"Hati-hati Pak" Ucap Jennie saat sang supir priabadi Jisoo ingin memasuki pintu kemudi. Dibalas dengan anggukan dan senyum lebar, Jennie berbalik melangkahkan kakinya kearah Taehyung
"Lama lu. Udah tau panas" Protes Taehyung dan langsung menekan tombol remot mobilnya
"Dihh, Gue gak ada nyuruh lo nunggu diluar ya,"
"Caper lo kan ke Jisoo. Sorry-sorry aja ni ya, lo bukan tipe Jisoo" Sambung Jennie menjulurkan lidahnya sebelum menurunkan kursi mobilnya menjadi tertidur.
"Omongan lo!"
"Nyelekit" Lirihnya diakhir, membuat Jennie menyemburkan tawanya.
🏡💞
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (VSOO) || REVISI
FanfictionTaehyung baru saja memasuki sekolah menengah akhir swasta, yang sama dengan kakaknya yang berjarakkan 1 tahun diatasnya. Awalnya dirinya dibuat kagum dengan sifat manis sahabat dari kakaknya tersebut waktu diawal mereka berjabat tangan, saling berke...