Rafa

4 0 0
                                    

Setelah pesan itu, aku tidak lagi memikirkan dia. Masalah KRS ku saat itu telah selesai, aku hanya tinggal masuk kuliah mengikuti acara kampus yang super banyak itu. 

Hari-hari berlalu, aku sadar bahwa namanya sering muncul di room chat grup angkatan dan informasi maba. Dia sering memberikan informasi terkait masa kuliah, tapi dia tidak pernah membalas pesan ku dahulu.

Singkat cerita, sampailah kita pada masa orientasi tingkat Fakultas. Disana pihak fakultas memerkenalkan banyak sekali organisasi baik jurusan dan prodi. Aku pikir disitulah pertama kali aku melihat dia. Menggunakan kaos bercorak warna biru dia berjalan menjadi model utama dari perkenalan prodi. Aku tau itu dia karena dia memerkenalkan diri. Aku tidak ingat bagaimana caranya, hanya saja sejak saat itu aku merasa mulai muncul kekaguman karena prestasi nya. Tapi tetap saja aku hanya kagum pada dia, tidak lebih.

Saat acara jurusan dimulai, aku baru tau dia adalah ketua nya saat itu. Kekagumanku bertambah pada dia. Benar-benar sosok yang berprestasi dan punya banyak bakat. Public speaking yang bagus serta testimoni baik tentang dia dari beberapa mahasiswa dan dosen.

Pada acara tersebut, dia sebagai mc memandu acara pagi itu. Seru. Acara dimulai sangat meriah. Aku menikmati acara itu. Saat itu aku yakin sama sekali tidak ada alasan untuk melihatnya, karena aku sangat menikmati acaranya. 

Setelah acara selesai, yaa aku pulang seperti biasa. Tapi mulai perkuliahan aku jadi sering melihat dia dan mendengar semua hal baik tentang dia baik dari kating dan dosen, dia bahkan aktif di berbagai organisasi. Membuat aku berpikir sepertinya aku lebih kagum terhadap dia.

Sampai akhirnya aku bercerita dengan temanku, Emmi.

"Emmi, kamu tau kak Rafa?",tanya ku.

"Kak Rafa? tau. Kenapa?",tanya dia balik.

"Gapapa, nanya aja. Dia tu pinter banget ya. Sering ikut lomba kata sensei.",jawabku.

"Hooh, pinter. Tapi aku agak gimana gitu sama dia.",kata Emmi.

"Hah, kenapa?",tanya ku lagi.

"Masa aku pernah chat dia kan tanya gitu, aku kayanya juga udah sopan kok chatnya eh dia malah bilang gini..."

"Lain kali, kalo chat yang sopan ya dek"

"Bayangin deh, padahal sumpah deh aku udah sopan banget chatnya", timpa Emmi.

"Hah, masa sih? Enggak kok, dia baik. Sama aku juga baik, aku tanya dijawab.",elak ku tak percaya.

"Ya Tuhan benerann, sejak itu aku jadi agak gimana sama dia.",jawab Emmi.

"Em... padahal dia orangnya baik tau menurut aku, pinter, sopan.",timpaku lagi masih tak percaya.

"Ih, coba kalo chatnya masih ada, aku tunjukin ke kamu."

"Tapi sama aku dia baik tuh.",kataku

"Kenapa? Jangan-jangan kamu naksir ya sama dia. Makanya belain dia mulu.",jawab Emmi.

"Apaan si Em. Enggak ya...ngaco kamu tuh..",kataku.

"Lagian daritadi gak percaya banget sama ceritaku.",kata Emmi.

"Gimana mau percaya, dia aja baik sama aku di chat, dia bantuin aku. Walaupun pertanyaan terakhirku  gak dibales si.",kataku sambil melihat lautan. Yaa kampus kita ada di sekitar pesisir pantai, tapi masih agak jauh dari pantainya kok.

"Terserah kamu deh.",ucap Emmi seakan muak dengan pembahasan tentang Kak Rafa.



What's on Your Mind?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang