37

1 1 0
                                    

Hari itu, 12 Desember. Maya mulai membuka tulisannya kembali. Mencoba menulis cerita, meskipun cerita yang akan dia tulis tidak seperti yang dia harapkan dan bayangkan selama ini.

Di senja dan di depan kipas kesayangannya, Maya menulis dalam diarinya...


Aku ingin memberikan sebuah kabar. Ada kabar baik dan kabar buruk. Mana yang ingin kalian dengar pertama kali? Hahaha, aku akan memberitahu kan kabar baiknya dulu ya..

Sudah hampir 6 bulan aku tidak berjumpa dengan dia, eh... 8 bulan? Seperti yang kalian tahu, Kak Rafa adalah kakak tingkatku yang sekarang ini telah menjalani semester akhir. Dia berkegiatan di luar kampus, jadi aku tidak bisa lagi bertemu dengannya. Tapi tahun depan, dia kembali lagi. 

Aku senang mendengarnya. Baik sekarang kabar buruknya...

mungkin banyak sekali cerita yang terlewatkan dari cerita sebelum ini sampai cerita ini dipublikasikan. Ya... Jadi...

Kamu tahu? mungkin ini akan jadi chapter terakhir kisah ku dan Kak Rafa. Ah , lebih tepatnya kisahku tentang Kak Rafa. Karena kenyataannya kami tidak pernah membangun kisah bersama. Hanya aku dan kisahku. 

Aku memutuskan untuk berhenti. Bukan berhenti mengaguminya. Tapi berhenti berharap akan ada masa dimana aku dan Kak Rafa bisa lebih dekat. 

Temanku... dia bersama Kak Rafa. Ya... ini kabar baik dan juga buruk. Akhirnya temanku bisa dekat dengan seseorang yang benar-benar baik dan semoga juga tulus padanya, kabar buruknya aku tidak lagi bisa menyukai Kak Rafa terlalu dalam. Walaupun mereka baru masa pendekatan, aku tidak mau merusak apapun. Terlebih temanku sama sekali tidak tahu bahwa aku menyukai lelaki yang ternyata menyukainya.

"Nahloh bingung. Yang namanya Maya emang ga jelas"- Author.

Aku berusah menahan diriku, dan ya. Aku berhasil dan masih baik- baik saja sampai sekarang.

Jadi itulah alasanku menjadikan ini sebagai akhir dari kisah yang ku buat. Hadeh, seharusnya aku tidak masang namanya dalam ceritaku. Tapi ya sudah...

Aku bersyukur dan berterima kasih sekali. Sekarang aku sudah tahu apa yang ada dalam pikirannya, apa yang dia mau. Dan itu tidak pernah ada aku di dalamnya. Harusnya aku sadar sedari dulu. Tapi aku terlalu naif untuk mengakui hal itu secara 100%.

Tapi sekarang aku sudah mencoba nya Kak. Semoga bahagia, ya.

Maya,12/12. [bukan promo shopee].

Maya menutup laptopnya dan menutup usianya. Eh kisahnya maksudnya, ya ampun. Tapi satu hal yang Maya sadar, dia tidak merasa ada kesedihan yang besar. Dia lebih merasa tenang. Maya mempublikasikan cerita nya saat itu juga. Sebagai tanda bahwa ia telah yakin dan bertekad untuk berhenti. Demi dirinya, demi pertemanannya, dan demi seseorang yang mungkin tidak akan lagi ia tulis cerita tentangnya. 

Karena ini Maya sadar dan belajar bahwa jika kamu ragu mengambil keputusan, maka orang lain lah yang akan mendapatkannya. 

Tapi pada akhirnya, Maya tidak lagi bimbang dan gelisah. Dia tahu apa yang Kak Rafa inginkan. Dia tahu selama ini apa yang Kak Rafa pikirkan, yaitu teman Maya. Bukan Maya. 

.

.

.


.


.

Terima Kasih telah membaca cerita ini. Cerita nya pendek, sependek dosa dosamu. Aamiin. Semoga menghibur. Selamat membaca.

What's on Your Mind?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang