Epilog

840 68 9
                                    

Tadinya, hari kelulusan adalah hari yang paling [name] nantikan.

Tapi belakangan ini [name] tak begitu peduli sejak kehadiran Yuzuha yang kini berjalan semakin dekat dengannya serta terkadang menjadi pelindungnya saat sang mantan kekasih muncul tanpa peringatan.


Ia hanya peduli menghabiskan waktu dengan Yuzuha yang terus membawanya ke lokasi bersantai seperti taman bermain dan kedai makanan.

Di kota orang yang begitu sibuk, ia hanya bisa menghabiskan waktu dan uangnya bersama dengan teman yang hingga saat ini masih ia miliki.

Sementara teman - temannya yang lain sudah sibuk kesana kemari mencari pekerjaan, ia hanya berdiam diri di rumah menunggu kabar dari seorang Yuzuha untuk mengajaknya keluar.


“Yo! Kedai biasa ya” suara Yuzuha terdengar dari sambungan telepon.

“Iya. Ini udah mau jalan” [name] menjawab.


[name] berjalan keluar, menuju kedai es krim yang kini sudah menjadi tempat langganan dirinya dan Yuzuha untuk bersantai.

Hari ini, Yuzuha merencanakan pertemuan mereka untuk melakukan kencan buta.


Ia tidak tahu akan bertemu dengan siapa atau siapa yang Yuzuha bawa, tapi ia merasa percaya diri kalau kencan kali ini akan berjalan dengan lancar. Dan siapa tahu, setelah kencan buta, ia bisa berkencan sungguhan dengan orang itu.




Ah, ia rindu lelaki itu. Lelaki manja yang sudah mengambil perawannya. Bisa - bisanya lelaki itu cuma fiktif. Tapi kalau lelaki itu cuma khayalan, apa itu artinya dia masih tersegel?


[name] menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikirannya tentang lelaki itu yang tiba - tiba muncul.

Tak sadar, ternyata ia sudah sampai di depan kedai. Dengan segera ia masuk ke dalam dan duduk di tempat andalan mereka.


[name] mengeluarkan telepon genggamnya, membuka sosial media miliknya yang begitu sepi sambil menunggu kehadiran temannya.

Suara bel dari pintu kedai membuat [name] mengunci handphone-nya. Matanya kemudian beralih pada suara langkah kaki yang mulai mendekat.

Itu adalah Yuzuha dengan seorang perempuan yang terlihat lebih muda darinya.



“Tunggu sebentar ya, cowok - cowoknya pada nunggu di luar” kata Yuzuha.


“Kenapa gak masuk?”

“Pada mau masuk bareng katanya”


“Kayak cewe aja, maunya barengan” ujar perempuan tadi.


[name] terus memandangi perempuan yang sedang duduk di antara dirinya dan Yuzuha.



Merasa tidak nyaman karena pandangan [name] yang semakin lamat, perempuan itu memutuskan untuk membuka suaranya.


“Mm.. kenapa ya?”

“Apa kita pernah ketemu sebelumnya?”


“Kayaknya sih enggak. Aku nggak ingat”

[name] mengangguk paham.



“Ini itu adik tingkat kita yang dulu jadi relawan di toko buku”
Yuzuha yang tadi menguping akhirnya angkat suara.

“Oh”

“Kenalin, aku Emma” perempuan itu menjulurkan tangannya yang langsung disambut perkenalan kembali oleh [name].


CURSED | Sano Manjirou ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang