2. Laut

1.8K 132 6
                                    

Pagi ini awan mengabu menggantung di langit, rintik kecil kini mulai terlihat berjatuhan, awalnya hanya setetes demi setetes, namun kian lama semakin semarak.

Laut mendongak memandang langit, sekiranya langit yang mengabu akan berubah menjadi biru. Sepertinya hujan tidak akan berhenti secepat itu

Laki-laki itu lalu menatap sekilas pada perempuan rambut panjang, dengan ikat rambut kelinci pada ruang kelas XI IPS. Laut membuang pandangannya, lalu mengusap wajahnya kasar.

"Dia cantik."

****

"Lepasin tangan gua!"

Kanara memberontak. mencoba melepaskan tangan Tian yang mencekal pergelangan tangannya.

"Bangsat, berani lo sama gua hah?," tanya Tian.

Kanara mengangkat sebelah alisnya, seolah Tian menanyakan pertanyaan yang paling bodoh sedunia. "Mikir anjing, gua salah apa sama lo!"

Tian tersenyum. Lalu mendorong tubuh Kanara ke tembok, yang membuat tubuh gadis itu terbentur.

Tian adalah mantan pacar Kanara satu tahun lalu. Namun karena keegoisan Tian, Kanara lebih memilih mengakhirinya hubungan mereka.

Tidak terima diputuskan sepihak, Tian menyebarkan rumor pada semua siswa SMANIC tentang, Kanara anak hamil diluar nikah, juga pembawa sial.

"Kapan lo akan terima cinta gua Kanara Thea Alaya?"

"Manusia bangsat kayak lo, enggak pantas dicintai oleh siapapun!" kata Kanara menunjuk Tian.

Plakk....

Satu tamparan berhasil mendarat pada pipi mulus Tian. 

Tak terima ditampar oleh Kanara, Tian mencekik Kanara. Sampai gadis itu kehabisan pasukan oksigen.

"Sekali lagi lo seperti itu, mati lo sama gua!" Tian hendak ingin menampar Kanara lagi. Namun, seorang tiba-tiba saja mendorong tubuhnya hingga tersungkur ke tanah.

"Cemen, beraninya sama cewek doang!" ungkap Laut.

Tian menelan ludah kasar, sudut bibirnya terangkat. Wajahnya memerah, lalu bangkit kembali.

"Cowok kayak lo enggak pantas jadi pahlawan kesiangan!" ucap Tian sedikit berteriak.

Laut menatap remeh pada Tian. "Seenggaknya gua nggak mukul cewek," ungkap Laut.


"Sialan!"

"Udah cukup!, gua mohon berhenti!" teriak Kanara. 


Keduanya terdiam.

"Gua akan bikin hidup lo tidak akan tenang!" Tian menggertak. Laki-laki itu menyambar ransel dan memacu keluar dari ruangan XI IPS.

Kanara berbalik menatap Laut. "Lo nggak kenapa-kenapa Lun?" tanya Kanara.

"Lo enggak lihat bibir gua berdarah!"

"Iya gua tahu!, terima kasih dan maaf."

Kanara tidak suka dengan Laut, laki-laki itu sangat angkuh dan sombong.

"Udah culun, kemampuan sedikit, sok-sokan lawan Tian. Tian itu bukan lawan yang mudah!"

"Memang Tian itu seperti apa?"

"Tian itu, kalau sudah lo mangsanya dia tidak akan melepaskan lo!" ungkap Kanara.


"Kenapa lo nggak melawan, bukannya lo kuat?. Seharusnya cowok kayak gitu lo tendang saja," kata Laut.

Kanara tertawa kecil. Laut menautkan sebelah alisnya.

"Gua bukannya nggak berani melawan. Hanya saja, mau sekuat apapun gua, bakalan kalah sama tenaga cowok."

Sakit rasanya melihat gadis itu terluka, neneknya pernah berkata, bahwa jika dirinya melihat seorang perempuan yang tengah kesulitan maka Ia harus membantunya.

Walaupun neneknya memperlakukannya seperti pembantu namun, didikan neneknya tidak pernah salah. 

"Seenggaknya lo sudah berusaha."

****

"Siapa yang sudah berani buat lo babak belur?," tanya Atra

"Enggak usah lo perpanjang, gua lagi bad mood."

"Jawab!, bener yah kata orang. Lo itu culun dan enggak berani ngelawan," ucap Atra terkekeh, meremehkan Laut.

Laut menghela nafas panjang, memutar bola mata.

"Terserah lo mau nilai gua seperti apa, intinya dia yang cari masalah duluan."

"Siapa?," tanya Tian.

"Tian" jawab Laut.

"Tian Anggara?" Laut mengangguk.

"Gila anjir, lo buat masalah apa sama dia!" Tian membulatkan kedua matanya.

"Belain perempuan,"

Atra menganga, tidak percaya, hampir saja air liurnya terjatuh ketanah.

Baru pertama kali Atra mendengar kata 'perempuan', keluar dari bibir Laut Abumi Sastranagara.

Atra mentertawakan laki-laki didepannya itu. Sepertinya sebentar lagi Laut akan jatuh cinta.


"Bacot!"














HAPPY READING GUYSS

Makasihhhhhhhhh banget buat kalian semua yang sudah mau membaca cerita ini, dengan senang hati saya mengucapkan terimakasih pada perempuan CEGIL Laut (PECEL) 🙏🏻😍❤️❤️💐💐

DIA LAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang