19. Laut

595 58 0
                                    

Acha menunduk lalu menjawab.
"Mau ikut boleh?, soalnya gua belum punya teman."

Laut terdiam seketika.

Acha melirik Laut meminta persetujuan. Laut yang langsung paham, spontan menganggukkan kepalanya.

Senyumannya mengembang seketika.
Banyak sekali keberuntungan yang diberikan semesta padanya kali ini, Acha senang di SMANIC juga senang bertemu Laut.

Kemudian, keduanya sama-sama berjalan beriringan menuruni tangga untuk ke kantin.

Kanara berjalan menyusuri koridor hendak menyapa Laut. Namun niatnya itu ia urungkan ketika melihat Laut bersama dengan seorang wanita.

Kanara berdecih, "Laki-laki babi," gumam Kanara. 

"Kamu pasti lagi liatin Laut kan?"

"Seperti yang lo tahu,"

"Pacar lo itu, gua apa Laut sih!" bentak Tian.

"Lama-lama gua benci sama lo kar, gua juga males sebenernya pacaran sama lo"

"Lo selalu curhat sama gua tentang masalah lo, gua cape kali dengerin cerita lo dan gua males banget anjing" teriak Tian.

Kanara tak pernah berpikir bahwa Tian akan mengatakan hal yang sama seperti orang-orang. Mata kanara berkaca-kaca kemudian menatap minik mata milik Tian seolah-olah tatapan itu penuh dengan arti.

Tangan kanara meraih tangan Tian, namun di tepis oleh Tian. Tian mendorong tubuh kanara hingga perempuan itu tersungkur dari kursinya terjatuh terjerembap dengan mukanya mengenai tanah; jatuh tertiarap.

Kini perhatian orang-orang beralih kepada kedua sejoli tersebut.

"Gua kira lo udah berubah bangsat, selama ini gua udah cape hadapin sifat lo yang kayak setan"

Laut yang melihat Tian mendorong tubuh kanara itu pun mengepalkan tangannya, matanya melotot memerah padam. Sudah beberapa kali laut memberitahu Tian agar cowok itu tidak membuat kanara terluka namun, cowok itu tetap saja melakukannya.

Acha hanya terdiam menatap punggung kepergian laut. Seolah-olah dirinya sedang tidak dengan cowok

Empat pukulan itu berhasil mengenai wajah dan perut Tian. Api amarah menguasai laut, Ia terus memukul Tian sampai cowok itu mengeluarkan darah dari wajah dan bibir cowok itu.
Kali ini laut tidak akan memberikan celah untuk Tian melawan dan tidak akan memaafkan cowok itu lagi.

"Bangsat......" Teriak Tian, Satu pukulan berhasil mengenai wajah laut, bahkan sekarang hidung laut mengeluarkan banyak cairan berwarna merah tersebut.

"Gua udah bilang sama lo, kalo lo cuman mau menjadikan kanara sebagai pelampiasan dalam hubungan kalian. Tolong Ian jangan pernah sakiti dia atau bikin dia terluka. "

Tian berdecik. "Kenapa lo sangat peduli sama kanara?"tanya Tian.

"Karna gua sayang sama kanara!!!"

Tian meraih baju kerah kemeja laut, Ia beranjak ingin memukul cowok itu namun ia mengurungkan niatnya dan beranjak pergi meninggalkan kantin.

"Apa lo lihat-lihat" tegas tian karna sekarang sorot mata semua orang beralih kepada dirinya.

"Dihh siapa juga yang liatin lo, kurang kerjaan banget gua" timpal Aya.

Tian menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal, Tian meninggalkan kantin dengan sumpah serapahnya.

"Kamu nggak apa-apa Ra,?" Tanya laut. Kanara mengangguk. Kanara menatap sendu kearah laut. Selama ini hanya laut yang perduli kepada dirinya, sedangkan Tian tidak pernah perduli.

"Laut....aku salah ya mengharapkan Tian untuk kembali kayak dulu" Isak tangis itu terdengar sangat jelas di telinga laut.

Sementara Acha melonggo tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Dari penglihatannya laut bertengkar dengan cowok yang sama sekali tidak Ia kenal. Dan siapa perempuan yang laut bela sampai rela melukai dirinya sendiri?. Acha sangat iri dengan perempuan itu.

"Kalo kamu mau nangis, nangis aja di dalam pelukan ku ra. Aku akan senang hati bisa menjadi tembok tempat kamu bersandar"

Benar saja, kanara memeluk laut. Ia menangis dalam pelukan cowok didepannya. Selain Tian, Ia sangat menghawatirkan laut. Kenapa dirinya merasa sangat sakit ketika melihat laut terluka.

Acha menatap sendu kearah laut dan kanara.

"Maafin kanara, gara-gara aku kamu terluka hikss...."

"Nggak apa-apa Ra, aku malahan Seneng bisa bantuin kamu"

"Tapi kamu terluka gara-gara aku, kalo sampe luka kamu parah aku nggak akan bisa maafin diri aku sendiri"

Laut terkekeh "cuman luka bekas tonjok aja Ra, ini belum seberapa sama luka di dalam hati ini hehe"

"Maksud kamu?...."



















HAPPY READING

DIA LAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang