oh, hi cinta ku.
jangan lupa selalu bersyukur
dan juga jangan lupa selalu vote dan komen di setiap bacaannya.
happy reading...
•
•
•Ara berjalan menelusuri koridor sekolah bersama dengan Erik. Pagi ini Erik harus menemui kepala sekolah. Karena ulah Dinara yang memilih bolos sekolah kemarin itu.
Semua para siswa-siswi berbisik-bisik. Mungkin saja mereka tengah membicarakan Ara. Karena ia datang ke sekolah bersama dengan Papa-nya.
"Ih, gak malu banget sih. Ngelakuin apa lo, Ra? Sampai Papa lo di panggil ke sekolah?" cibir salah satu siswi yang mengenakan kaca mata.
"Aduh Om Erik. Kalau saya sih, malu banget punya anak modelan kaya Dinara." ucapannya, membuat Dinara menatap tajam wajah siswi itu.
"Ngapa lu, liatin Amel kaya gitu? Gak suka?" sinis siswi yang bernama Bianka.
"Heh kalian! Gak usah ikut-ikutan!" tegas Titania yang baru saja tiba.
"Liat nih, Ra. Lu harus jadi kaya saudara tiri lu."
"Titania yang udah cantik, baik, pinter, gak pernah buat malu orang tua lagi."
Sungguh suasana pagi ini sangatlah menjengkelkan. Ingin sekali Ara mencakar mulut mereka.
"Om harus banyak bersyukur deh, punya anak kaya Titania."
"...jangan kaya Dinara, yang sering buat malu!"
"Lo kalo gak tau masalahnya gak usah bacot sialan!" Dinara mulai melawan. Ia sudah tak tahan lagi.
"Dinara!" cela Erik.
"Sudah, ayo!" Erik menarik tangan Dinara pergi menjauh.
*********
Beberapa menit berada dalam ruang kepala sekolah. Dan berbincang dengan Pak Bambang mengenai Dinara. Erik beranjak dari tempat duduknya.
"Sekali lagi, Saya minta maaf Pak Bambang. Mengenai Dinara, anak saya." ucap Erik.
"Iya Pak Erik. Saya hanya berharap, Dinara kedepannya tidak akan mengulanginya lagi."
Pak Bambang menatap wajah Ara. "Dinara, Bapak harap kamu bisa menjaga nama baik sekolah ini."
"Baik, Pak."
"Kalau begitu, Saya dan Dinara permisi dulu, Pak Bambang." ucap Erik.
"Iya, Pak. Silakan,"
Erik pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Laki-laki paruh baya itu menghentikan langkahnya. Lalu menatap tajam wajah Dinara. Seolah-olah memberikan peringatan.
"Sudah puas kamu buat Papa malu?" Dinara hanya terdiam.
"Ingat, Ara. Papa sekolahin kamu supaya kamu jadi anak yang berguna untuk keluarga! Jadi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
DINARA [ON GOING]
Short StoryKehidupan Ara berubah ketika dua wanita masuk dalam kehidupannya. Sedikit demi sedikit kebahagiaan yang Ara punya berhasil di rebut. Bahkan sikap hangat sang Papa-nya. "Akan ku rebut kembali apa yang jadi milikku, dulu." ~Dinara Reynata