suami Peter pan 4

44 7 0
                                    

Sudah delapan bulan aku menikah dengan Ario. Dan setelah satu bulan pernikahan aku di nyatakan hamil. Cepat sekali benih Arion tumbuh didalam sana.

Kelakuan Arion pun masih sama tidak pernah berubah. Setelah mengetahui enaknya melakukan hubungan suami istri Arion selalu meminta setiap hari.

Namun aku terkadang menolaknya dan dia akan menangis dan ngambek kepadaku.

Tak ku pikirkan akan hal itu seperti sekarang ini dia sedang ingin nenen kepadaku namun aku menolaknya.

"Hiks....Arion aduin papah nanti kalau Anna pelit hiks...hiks...Hua...."

"Arion cuman pengin nenen Anna hiks....." Berusaha memejamkan mata dan tidak mendengarkan rengekan Arion barusan.

Namun semakin lama bukanya reda Arion malah semakin kencang menangisinya.

Ku Jambak rambutnya dan langsung menyumpelnya dengan payudara milikku.

"Nih Nenen diem ngak!!!" Bentak Ku dengan kesal. Dia masih sesenggukan walaupun bibirnya mau menghisap payudaraku.

Sedangkan satu tangannya berada di payudaraku yang menganggur dengan tangannya yang memainkan payudara ku itu.

Tangannya meraih tanganku agar mau menepuki bokongnya itu.

Aku menghela nafas panjang, tidur menyamping dengan menyusui bayi tua ini sudah menjadi rutinitas ku. Padahal kandunganku sudah besar namun Arion tampaknya tidak paham dengan apa yang aku rasakan. Padahal aku sudah menjelaskannya ribuan kali.

Arion tidak kapok pada bentakan, cubitan dan jambakan ku. Setiap hari dia selalu membuatku marah dan kesal dengan tangisannya itu.

Bagaimana jika nanti anakku lahir? Apakah aku bisa mengurus bayiku?
Semenjak hamil Arion suka selalu meminta nenen dariku membuat Asiku yang belum waktunya keluar karena ulah Arion. Aku pun tidak paham. Hal itu semakin membuat Arion senang dan lengket kepadaku. Kemanapun aku pergi dia akan selalu mengikuti layaknya anak ayam.

"Arion, sebentar lagi dedeknya mau lahir. Arion harus mengalah jangan nenen terus." Terang ku kepadanya. Namun dia hanya menatapku tak membalas perkataan ku mulutnya masih sibuk meminum Asiku.

"Arion ngak boleh cengeng lagi, Arion kan sudah mau jadi ayah."

Arion hanya menganggukan kepalanya. Tangan Arion merambat mengusap purut besar ku dengan lembut.

"Arion sayang Anna. Nenen Anna selalu enak Arion suka." Setelah mengecup bibir Anna, Arion kembali nenen lagi. Hingga suara decapan terdengar jelas di kamar mereka.

****************************** 

"Bagaimana kandungan mu Anna?" Tanya ayah kepadaku.

"Sehat, cucu ayah sehat."

"Syukurlah. Ini kue yang kamu mau. Mamah masak untuk mu. Dimakan ya." Aku mengangguk dan menerima tas berisikan makanan dari mamah.

Ayah berjongkok didepan ku mengelus perut besar ku, "Halo...cucu kakek....sehat selalu ya disana. Cepatlah keluar kakek tidak sabar bertemu dengan mu." Aku tersenyum saat ayah tampak menempelkan telinganya di perutku.

Sebuah tendangan di hadiahi calon bayi ku kepada ayah, "Dia menendang." Pekik ayah girang. Dia terlihat sangat senang ketika mendapati calon cucunya menendang perutku.

Sedangkan di belakang Arion sedang menjemur pakaian.

"Arion harus jadi anak yang rajin biar Anna ngak marah-marah lagi."

Arion dengan semangat menjemur pakaian mereka berdua.

Sejujurnya terkadang Arion merasa sedih karena Anna yang selalu memarahi dirinya. Dia sudah senang dengan kehadiran Anna dan calon dedek yang berada didalam perut Anna.

Dia tidak memiliki teman. Ketika ibunya memberitahu bahwa dia akan mendapatkan teman seumur hidup dia sangat senang namun sepertinya Anna tidak senang kepada dirinya.

Di atas balkon dua pasang mata tengah memantau kegiatan Arion yang tengah menjemur pakaian itu.

"Itulah Anna, mengapa ayah memintamu menjaga Arion."

Anna terdiam setelah mendengarkan kisah Arion yang tidak memiliki teman. Dan berapa bahagianya Arion ketika mendapatkan dirinya.

"Walaupun dia seperti itu, tapi dia bertanggung jawab Anna. Dia anak yang baik walaupun dia kekanak-kanakan."

"Ayah tau kamu pasti malu memiliki suami seperti itu kan?"

"Ayah pun awalnya sama tidak yakin dia akan menjadi suamimu namun tidak ada salahnya mengenal terlebih dahulu. Arion anak yang baik. Percayalah Anna kamu akan bahagia hidup bersama Arion ketika kamu benar-benar mau menerima Arion sepenuh hati kamu."

***************************

Setelah selesai menjemur pakaian Arion makan dengan di suapi oleh Anna dengan makanan yang di bawakan oleh ayahnya tadi.

Makan sembari menonton tv, itulah kegiatan mereka sehari-hari. Bersih-bersih rumah dan hanya berleha-lehe, itu hanya Arion sedangkan Anna dia masih memiliki pekerjaan kantor namun dia memilih bekerja di rumah karena tengah hamil.

"Buka mulutnya Arion." Arion dengan patuh membuka mulutnya menerima suapan demi suapan yang Anna berikan kepadanya.

Selesai makan Anna menemani Arion menonton film Transformer. Mereka berdua berbaring di sofa panjang yang bisa di jadikan kasur. Bahu dan kepala Anna bersandar, sedangkan Arion memeluk Anna dengan menjadikan bahu Anna sebagai bantalan. Tak jarang tangan Arion mengelus perut besar Anna.

"Dedek bayinya kapan lahir Anna?"

"Sekitar dua bulan lagi."

"Arion ngak sabar pengin main sama dedek bayinya."

"Iya yang sabar ya. Nanti kita main sama dedek bayinya sama-sama." Dia mencium kening suaminya dengan sayang.

Sudah dia putuskan dia akan melupakan masalah masa lalunya dan mencoba menerima Arion.

Membuka lembaran baru bersama Arion dan calon anaknya. Seperti apa kata ayahnya, dia akan mencoba mengikuti perkataan ayahnya.

"Anna sayang Arion."

"Maafin Anna ya Arion."

Kisah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang