Suami Peter pan 6

43 6 0
                                    

Aron berdiri didepan Anna yang tampak menggoyangkan badanya ke kana kiri, dia memeluk Anna menjadikannya sandaran dan dia mengelus punggung Anna.

"Anna masih sakit?" Tanyanya dengan pelan yang di angguki oleh Anna.

Pembukaan semakin dekat dan lengkap membuat Anna semakin merasakan rasa mulas yang kuat.

Dia sangat ingin mengejan namun tadi ada suster yang mengatakan jangan mengejan sebelum pembukaan lengkap.

Jadilah dia hanya bergerak agar semakin mudah ketika bersalin nanti.

Beberapa saat kemudian suara tangis bayi menyambut pendengar para orang tua didepan kamar bersalin.

"Ya tuhan, cucuku sudah lahir." Pekik girang Charles yang sontak berdiri dan memeluk besannya orang tua Anna, Sam.

"Sam, aku akan menjadi kakek." Sam menggelengkan kepalanya.

"Bukan kau saja Charles. Aku pun akan menjadi kakek."

Suasana berubah menjadi haru, para orang tua merasa lega karena ibu dan bayinya sehat. Namun tidak dengan Mia dan Diego. Mereka berdua tampak murung.

Diego yang kesal karena Anna telah memiliki anak bersama adiknya yang idiot itu. Sedangkan Mia yang sedih karena ayah mertuanya seakan tidak menganggap anaknya Maya ada.

Dia hanya tersenyum pedih melihat putrinya Mia yang tengah di gendong oleh ibu Anna.

"Lihat Miya, adik tampan mu sudah lahir." Ucap Vivian sembari memperhatikan cucu pertamanya itu yang baru lahir.

"Biar aku yang memberikannya nama." Ucap Charles secara tiba-tiba.

"Vincenzo Marco Will." Anna tersenyum mendengar nama yang terucap indah dari mulut ayah mertuanya itu.

"Nama yang indah ayah. Panggilannya Vincen."

"Halo Vincen. Ini ibu." Sapanya sembari menatap putranya yang masih terlelap.

"Boleh Aron mengendong bayinya?" Aron yang sedari tadi terdiam dan sekali bicara membuat semua orang jantungan.

Pasalnya Aron adalah anak yang aktif. Mereka takut bayi yang masih merah ini terjadi kenapa-napa ketika di gendong oleh sang ayah.

"Sayang, kamu boleh gendong Dede bayinya nanti y. Untuk saat ini Dede bayinya masih rentan untuk di pegang untuk yang belum berpengalaman." Mendengar penuturan mamahnya membuat Aron cemberut.

Anna yang melihat itu hanya mengulas senyum tipis melihat suaminya yang masih bertingkah kekanak-kanakan seperti itu.

****************************

Malam harinya masih berada di rumah sakit hanya ada Anna dan Aron. Anna tengah menyusui Baby Vincent.

Sedangkan Aron bersandar di samping Anna. Aron memperhatikan Vincent yang tampak menyusu Anna dengan nikmat dan pelan.

"Anna..." panggilnya dengan pelan.

"Hmmm...." Ia menjawabnya dengan berdehem. Tangannya mengusap pipi Aron dimana wajah Aron memang tengah bersandar di bahunya.

"Tiba-tiba Aron pengin nenen."

"Iya nanti ya setelah baby Vincent kenyang, baru Aron yang nenen. Sabar ya?" Aron menganggukan kepalanya. Sesungguhnya dia memang sudah sangat tidak tahan ingin nenen.

Beberapa menit kemudian Anna memindahkan baby Vincent di box bayi dekat ranjangnya. Dia membaringkan tubuhnya menghadap samping dan menarik Aron agar menghadap ke arah payudaranya.

"Tidur." Tangan Aron memeluk pinggang Anna, sedangkan tangan Anna yang satunya menepuk pantat Aron yang satunya lagi menjadi bantalan Aron.

"Tidur lelap my husband."

END

Kisah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang