Sebuah pernikahan akan lengkap jika terjadi karena adanya cinta dan saling menerima satu sama lain. Tapi tidak denganku, harus menikah dengan seorang pria yang dulu pernahku khianati. Apa itu tidak cukup bagiku untuk menyakitinya kembali? Air mata ini tak henti-hentinya mengalir di lapisan kulit pipiku, aku benar-benar tersiksa akan hal ini. Aku takut akan sesuatu yang terjadi pada jalan pernikahan kami nanti. Sungguh aku takut.
Aku merasakan ada sebuah pelukan hangat yang menyambar punggungku dan dia sama sepertiku. Menangis dalam diam dan menyembunyikan kepalanya di pundakku.
"Kenapa menangis, Bun?" aku memutar tubuhku untuk memeluk Bunda dari depan. Aku masih melihat air mata yang menetes dari kelopak mata indahnya, tapi bukan ini yang ingin aku lihat.
"Bunda minta maaf, Sar. Bunda minta maaf karena udah melukai hati kamu," ujar Bunda yang membuatku menggeleng-gelengkan kepala karena tidak mau mendengar penyesalan Bunda pada pernikahan ini. Karena aku yakin, ini balasan untukku. Balasan di mana aku pernah mencampakan pria itu, walaupun dia sangat mencintaiku pada saat itu. Ya, aku sudah menyakitinya.
"Bunda jangan bicara seperti itu, Saras tidak apa-apa. Nah, sekarang Bunda bersihkan dulu air matanya. Saras juga akan sedih kalau lihat Bunda seperti ini," kataku sambil membersihkan air mata Bunda dengan tissue.
"Kamu beneran nggak apa-apa? Bunda takut sesuatu hal yang terjadi padamu," keluh Bunda sambil mengamit tanganku.
Aku merapatkan jari-jari kami dan tersenyum kearahnya, "Insha allah Saras tidak apa-apa, tidak ada yang perlu Bunda khawatirkan. Saras akan bahagia bersama Mas Fajri."
Bunda mengangguk tanda beliau mengerti akan ucapanku tadi. Aku berkata seperti ini karena ingin menguatkan satu sama lain, meyakini satu sama lain bahwa tidak akan ada yang terjadi apa-apa pada keluarga baruku nanti.
===
Acara resepsi pun selesai digelar, tidak terlalu megah dan tidak terlalu banyak yang kami undang dalam acara resepsi kali ini. Hanya ada beberapa keluarga dan teman dekat kami, acara resepsi pun tidak digelar di gedung melainkan di halaman rumah kami, Aku dan Mas fajri yang tak lain semua ini diinginkan oleh Mas Fajri. Aku tahu apa maksudnya dia.
Semua kerabat sudah meninggalkan acara resepsi, hanya tinggal para tukang yang harus membereskan tenda dan dekorasi, lalu ada beberapa pekerja yang juga harus membereskan peralatan makanan dan sebagainya. Sedangkan kami berdua segera menuju kamar, karena Mama-Orang tua Mas Fajri-lah yang meminta kami segera masuk kamar. Padahal kami memang sudah memiliki perjanjian bahwa tidak akan pernah melakukan hubungan suami-istri, dan itu semua diajukan oleh Mas Fajri.
Semua pakaianku sudah terlepas dan digantikan oleh setelan tidur yang simpel. Baju lengan panjang dengan motif garis-garis, ditambah celana panjang dengan motif yang sama. Aku melihat ke arah Mas Fajri yang sudah terlelap duluan dan membelakangiku dari arah kamar mandi, lama aku terdiam sambil memandangnya dan aku putuskan untuk segera beranjak ke kasur agar bisa beristirahat untuk besok pagi yang semangat.
Di saat hendak menaiki kasur, tubuh Mas Fajri bergerak dan duduk di kasur. Memandangku dengan tatapan dingin. Tentu saja ini bukan Mas Fajri yang kukenal 2 tahun lalu.
"Kamu ingat perjanjian tempo hari lalu kan?" tanyanya.
Aku mengangguk, "Bagus, pastikan kamu benar-benar mengikuti perjanjian itu. Karena aku benar-benar tidak sanggup untuk memulai hubungan bersama kamu lagi."
Buing!
Loloslah satu butiran air mata dari kelopak mata kananku, mendengarnya berucap seperti itu tambah membuatku sakit hati. Tapi seperti yang aku bilang tadi, bahwa ini adalah balasan untukku. Tuhan, aku harap kamu memang mencintaiku karena Engkau memberikan cobaan sedemikian rupa ini yang berhasil membuatku rapuh. Kuatkan aku Tuhan, terima kasih.
______________________________
Haloha~ NGEONGFOX datang lagi, bawain menu spesial di siang hari *loh*
Yap! seperti janji ku semalam, aku sudah mempunyai ide dan inilah ide ke delapan ku. Semoga kalian suka ya, tunggu edisi berikutnya dan jangan lupa berikan vote dan comment menarik kalian dicerita ini. #JustRespectMyWorks , matur nuwun :)
Teras, 22 Mei 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pilihan [SELESAI]
Romance[Mohon maaf atas buruknya penulisan di cerita ini, oleh sebab itu penulis sedang berusaha untuk memperbaikinya secepat mungkin] Penyesalan memang selalu datang terlambat, kini aku hanya ingin memperbaiki segala kesalahan yang pernah ada. Satu hal y...