Cicatrize 2.7 : Last Goodbye

80 9 2
                                    

Detak jantung Ji Na berpacu cukup keras kali ini. Ia tak nyaman sekali karena tiba-tiba merasa bahwa ia tau segalanya dari tindakan Jae Hyun barusan. Ia mengerti bahwa Jae Hyun tak menyukai pakaiannya. Tapi, ia tak mengerti apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Maka, di dalam toilet, yang Ji Na lakukan hanya membasuh gaunnya yang basah dengan minuman manis tadi dengan air bersih. 

Sampai sebuah ketukan ringan terdengar dari daun pintu toilet.

TOK TOK TOK.

Tanpa curiga, justru dengan perasaan yakin bahwa Jae Hyun lah yang mengetuk pintunya, Ji Na memutuskan untuk segera membukanya. Dan benar saja. Ada paper bag berisi sebuah terusan pendek berwarna putih yang menggantung di kenop pintu. Ji Na mengangkat kepalanya. Wanita itu masih menangkap punggung Jae Hyun yang melangkah menjauhinya. Tanpa sebuah pesan jelas yang Jae Hyun tuliskan untuknya, radar Ji Na langsung menangkap maksud Jae Hyun bahwa : Pria itu ingin Ji Na mengganti bajunya dengan pakaian yang telah ada di tangannya sekarang.

 Tanpa sebuah pesan jelas yang Jae Hyun tuliskan untuknya, radar Ji Na langsung menangkap maksud Jae Hyun bahwa : Pria itu ingin Ji Na mengganti bajunya dengan pakaian yang telah ada di tangannya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terusan itu manis sekali. Gaun putih tanpa lengan itu menutup dada Ji Na rapat-rapat. Roknya berbentuk mermaid yang menutup lutut Ji Na dengan cantik. Meskipun punggungnya terbuka sedikit, namun kesan inilah yang Jae Hyun suka terhadap Ji Na. Wanita itu mengakuinya ketika ia menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. 

Hatinya semakin berdesir saat memikirkannya. Jae Hyun masih begitu ingat dengan ukuran pakaian Ji Na. Bahkan, sepasang pumps heels warna silver terasa sempurna sekali di kakinya. Entah bagaimana terusan ini ada pada Jae Hyun, Ji Na tidak begitu memusingkannya. 

Setelah merapihkan dandanannya, Ji Na memutuskan untuk kembali ke aula. Rupanya acara presentasi produknya telah selesai. Jajaran meja yang semula tertata rapih menutupi sebagian besar aula, kini telah tergulung bersih entah ke mana. Pandangannya berpendar ke segala penjuru, mencari Johnny. Namun, kedua matanya bukan menangkap sosok Johnny. Melainkan, sosok Jae Hyun yang berada persis satu garis lurus dengannya. 

Jae Hyun terlihat lebih santai dari sebelumnya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya sambil melemparkan pandangannya pada Ji Na dari kejauhan. Senyumannya terukir di bibir Jae Hyun ketika pria itu mendapati semburat kemerahan yang muncul di pipi Ji Na. Wanita itu cantik tanpa harus menunjukkan lekuk tubuhnya ke pria lain. 

Ji Na mengerti saat Jae Hyun berniat untuk menghampirinya. Ia mendapati pria itu sempat mengambil beberapa langkah mendekatinya, namun diurungkan setelah Johnny tiba di sisi Ji Na. 

“Wow, aku tidak tau kau membawa gaun cadangan,” Johnny melingkarkan tangannya di pinggang Ji Na. Pria itu bahkan mengusap pipi Ji Na, menyingkirkan helaian rambut yang jatuh di wajahnya sambil tersenyum tampan. “Cantik sekali,” pujinya. 

Senyum tipis yang Ji Na gelar di bibirnya bermaksud untuk membungkam bibirnya dari bicara bohong pada Johnny. 

“Acaranya sudah selesai. Sebentar lagi akan di mulai acara dansa,” Johnny mengulurkan tangannya di hadapan Ji Na, “may I?” 

LOVE STORY : CICATRIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang