Cicatrize 2.1 : I Still Want You

180 9 0
                                    

Jika ada sebuah pil yang bisa menghapus ingatan seseorang dalam sekejap, maka Hwang Ji Na akan jadi orang pertama yang membeli pil tersebut. Berapapun harganya. Ia tak peduli jika itu harus jutaan, bahkan milyaran Won sekaligus demi menghapus sosok Jung Jae Hyun yang selalu berkeliaran di dalam kepalanya.

Ji Na sendiri tidak mengerti dengan hatinya, yang seolah memiliki gelar paling keras kepala dibanding siapapun. Ia sudah disakiti berkali-kali. Ribuan luka telah Jae Hyun tancapkan di sana, bahkan beberapa masih menganga lebar dan basah. Tapi bisa-bisanya, di waktu yang bersamaan, Jung Jae Hyun harus ada pada setiap hembusan napasnya.

Berliter-liter alkohol juga sepertinya tidak memberikan efek apapun pada Ji Na. Meskipun sudah ada tumpukan botol-botol soju di depannya, bibirnya masih saja menggumamkan nama Jae Hyun tanpa terkontrol. Tujuannya mabuk untuk menghilangkan jejak perasaan yang Jae Hyun tinggalkan sejak pertemuannya di café tadi, justru berujung pada rasa rindu yang amat dalam ia rasakan saat ini.

Sepertinya aroma parfum Jae Hyun yang menyeruak masuk ke hidung Ji Na pada setiap detik dalam pertemuan mereka tadi itu telah membuatnya mabuk. Ia tak butuh alkohol. Kehadiran pria itu telah membuatnya sakit kepala. Ia bahkan tak sadar saat kedua kakinya membuat tubuhnya berakhir di sebuah tempat makan favorit mereka berdua dulu.

Restoran Ayam dan Bir milik Bibi Kim yang terletak persis di persimpangan dekat kantornya : Elysian Inc., tempat makan yang hampir setiap pekan dijajaki oleh Ji Na sambil menggandeng tangan Jae Hyun erat-erat dulu. Tempat ini, kursi yang kini didudukinya, menyimpan begitu banyak kenangan penuh luka yang membalutnya begitu hangat. Wajar jika Ji Na bisa membayangkan ada puluhan sosok Jae Hyun yang mondar-mandir di sekitar restoran ini sekarang.

"Ugh! Aku pasti sudah gila!" Wanita mabuk itu menggerutu sambil memukul kepalanya keras-keras. Ia berhenti mengedarkan pandangannya ke sekitar restoran setelah semua orang yang dilihatnya adalah Jae Hyun.

"Kenapa pria itu harus ada di mana-mana?!" Ji Na merengekkan gerutuannya dengan nada begitu frustasi.

Pandangannya pun ia angkat pada kursi yang ada di hadapannya. Wanita super mabuk itu berdecih setelah sosok pria berjas monokrom juga terlihat menduduki kursi itu.

"Kau bahkan ada di sini! Apa kau baru saja menghipnotisku sehingga aku bisa melihatmu ada di mana-mana, huh?!"

Wanita itu mengomeli sosok Jae Hyun yang duduk di hadapannya. Pada sosok pria yang tengah memandangnya jengah dengan kedua tangan yang ia lipat ke atas dadanya.

Tak mendapat jawaban. Ji Na berdecih sekali lagi.

"Dan, kau diam saja? Setidaknya menghilanglah sana! Wus~ Menghilang!~" Ji Na mendorong bahu Jae Hyun dengan jari telunjuknya dengan sempoyongan.

"O? Kau tidak bisa menghilang?" Lantas, ia memandang Jae Hyun sambil mengernyitkan dahinya dalam-dalam karena sosok Jae Hyun masih saja ada di hadapannya meskipun ia sudah berulang kali mendorongnya dengan jari telunjuknya.

"Heh! Ahjusshi! Begini saja," Ji Na tau-tau menegak, kemudian mengangkat kedua tangannya ke udara. "Aku mengerti kau mungkin mencari teman untuk mabuk. Tapi, aku ... ugh, aku payah sekali dalam minum. Oke? Aku ... hmm... aku tidak ingin bertindak kurang ajar padamu, jadi tolong pergilah, ya?"

"Sudah tau payah dalam minum. Tapi kau malah minum sampai 3 botol soju," Sosok Jae Hyun itu menyambar dengan suara dalam dan tegas. Tatapannya setajam sindirannya untuk Ji Na.

"Ne?" Ji Na menyambar nyaring. "Ahjussi, aku juga tidak ingin seperti ini. Salahkan mantan kekasihku yang setiap detiknya membuat jantungku berdenyut nyeri. Dia menipuku, tapi perasaanku tidak bisa hilang untuknya! Anda pikir aku harus bagaimana, huh?"

LOVE STORY : CICATRIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang