Chapter 3

2.3K 217 14
                                    

Happy Reading
≪ °❈° ≫≪ °❈° ≫≪ °❈° ≫≪ °❈° ≫

Wang Yibo datang ke rumah sakit seorang diri, ia melihat sang Ayah yang sedang duduk menunggu kehadirannya didepan ruang rawat Zhan.

"Ada apa?" tanya Yibo karena tiba-tiba ayahnya menelpon dan mengatakan harus datang ke rumah sakit.

"Kau bertanya ada apa?"

Dugh!

Tuan besar Wang memukul wajah brengsek putranya. "Apakah aku pernah mengajarkanmu bersikap brengsek?! Kau sudah menikah tapi kau membawa seorang wanita ke rumahmu tanpa memikirkan perasaan istrimu! Dimana hatimu Yibo?! Kau sungguh gila!"

Yibo terdiam mengusap bibirnya yang terluka akibat pukulan ayahnya. "Aku tidak mencintainya."

"Jika kau tidak mencintainya kenapa kau menerima perjodohan ini?! Apa aku pernah memaksamu?! KAU SUNGGUH MEMBUATKU MENYESAL MEMILIKI ANAK SEPERTIMU!"

Tidak lama sang ibu keluar dari ruangan Zhan bersama bibi Xin.

Mata Nyonya Wang tajam menatap anaknya. "Kau! Kau anak sialan! Aku kecewa padamu!" Nyonya Wang memukul kepala Yibo dengan penuh amarah.

"APA KAU PUAS SEKARANG?! KAU PUAS MELIHAT XIAO ZHAN PERGI DARI KEHIDUPANMU SELAMANYA?!!!! JAWABB!" teriaknya dengan berurai air mata.

Deg!

"Hiksss, kenapa kau melakukan hal itu Yibo?" Lalu tiba-tiba Nyonya Wang jatuh pingsan, untung saja Tuan besar siap siaga dibelakang sang istrinya.

"Kau, temui Xiao Zhan didalam. Minta maaf padanya!! Aku sudah muak melihat wajahmu!" Tuan besar membawa istrinya menjauh dari sana.

Sementara Yibo masuk kedalam ditemani oleh Bibi Xin. Mata Yibo terhenti ketika melirik Xiao Zhan yang berada di atas brankar pasien.

Perutnya yang tadi besar kini sudah kempes.  Ia menoleh ke bibi Xin meminta penjelasan.

Bibi Xin yang paham maksud tatapan itu pun menjelaskan. "Tuan Zhan sudah melahirkan, saat ini anaknya berada di ruang inkubator karena terlahir prematur," jelasnya.

Yibo mendapatkan jawaban itu hanya diam mengangguk. Ia berjalan ke arah Zhan. "Maaf, aku tidak bisa mencintaimu. Aku telah memutuskan setelah ini untuk menceraikan mu."

Bibi Xin yang berdiri tidak jauh dibelakang Yibo hanya bisa menangis dalam diam.

Yibo masih bersikap biasa. Sampai dia memegang tangan kurus Zhan terasa begitu dingin. Kemudian matanya menatap wajah Zhan yang pucat seperti mayat.

"Apa yang terjadi?" tanya Yibo.

"Hikss, Tuan Wang. Xiao Zhan telah pergi, hiksss, dia telah meninggal," ucap bibi Xin dengan suara tangisannya.

Deg!

Bukan ini yang aku inginkan! Aku yang seharusnya pergi bukan mu Zhan!

Yibo sangat benci ditinggalkan, dia lebih memilih pergi daripada ditinggal pergi.

"Zhan!" Yibo mengguncang tubuh Zhan yang kaku. "Bangun! Aku bilang bangun!"

"Hikssss, tuan Wang bibi mohon jangan siksa tuan Zhan lagi. Hiksss, biarkan dia pergi dengan tenang di sana. Tolong jangan ganggu dia lagi."

Yibo meremas brankar pasien Zhan. "Sial!" gumam Yibo. "Apa ini salahku?" batin Yibo.

≪ °❈° ≫≪ °❈° ≫

Ketika Aku Memilih Pergi [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang