“Kalau begitu saya saja” kata Aliandra
(Sebenarnya aku tidak terlalu ingin, mencampur adukkan urusan bisnis dan entertainment pribadiku meskipun aku seorang selebgram. Tapi, karena sudah tidak ada pilihan lain, jadi aku harus mengambil apa saja yang ada di depanku), batin Aliandra.
Mereka semua seakan tidak percaya pada dirinya, Bu Aliandra-mereka yang biasanya menolak untuk dishoot saat fokus pada bisnis. Sekarang bahkan mau mempromosikan brandnya sendiri lewat atensi besar yang ia miliki di social medianya
“I…Ibu…. sungguh?” tanya Dian dengan begitu hati-hati.
“Iya, let's go kita udah ngga bisa nunggu lagi!” jawab Aliandra.
Aliandra mulai memeragakan berbagai pose dan script scene dalam adegan iklan yang dibuat. Saat matanya melihat ke arah kamera, tak sengaja ia melihat kehadiran Ardi disebelah Dian dan sutradara.
(Dia abis darimana aja sih, apa dia ngelihat model yang pingsan tadi?), batin Aliandra bimbang.
(Jangan sampe Ardi liat plisss...)
Aliandra tidak menyadari bahwa sedari tadi ada sepasang mata yang terus memperhatikan Aliandra dari jauh,
(kamu orang paling tulus yang pernah saya temui), batinnya
Aliandra melanjutkan syuting, dan tak lama akhirnya ia bertemu dengan sorot mata kehijauan, milik Ardi.
Aliandra merasa jika ada yang lain dari matanya, tapi Aliandra tidak yakin pasti apa maksud tatapan itu
(apa dia mulai ingat siapa aku?), pikir Aliandra
Tapi, kalau diingat-ingat kenapa dia tidak membicarakan sama sekali tentang masa lalu, ataupun kejadian gempa waktu itu.
Bagaimanapun, meski hubungan kami memang tidak dekat tapi, paling tidak sebagai seorang rekan yang pernah berada dalam 1 area kantor kami sewajarnya bertegur sapa.
“YA! CUT!!” Teriak sutradara itu kepada seluruh tim.
Selama hampir 2 jam, Aliandra melakukan beberapa pose.
"Akhirnya sesi ini selesai, Alhamdulillah…." gumam Aliandra.
Aliandra berdiri dari kursi venue itu, namun punggung belakangnya terasa agak pegal, lalu Aliandra menepuk-nepuknya pelan sambil berdiri.
“Kerja bagus semuanya, Terima kasih ya untuk hari ini” kata Aliandra memberikan semangat kepada seluruh tim kreatif nya.
“Kita seharusnya yang berterima kasih ke Bu Aliandra, karena Ibu mau repot-repot menggantikan model kita hari ini agar sesi produksi iklan tetap berjalan” Ujar Pak Tono sutradara di perusahaan Aliandra. Ia pun langsung mengangguk dengan tersenyum sambil bersalaman.
Dian dan Ardi mendekat bergabung dengan obrolan kami,“Terima kasih Bu Aliandra, saya mengapresiasi hal yang anda lakukan” kata Ardi singkat.
Aliandra begitu terkejut mendengar apa yang Ardi katakan, apa dia dari tadi melihat? apa dia tau soal model yang pingsan tadi? Aliandra meringis mungkin ini tanda-tanda awal gagalnya projectnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIANDRA
RomanceAliandra, wanita cantik dan periang itu mulai memasuki realita kesulitan hidup yang sebenarnya. Selama ini, dia tidak pernah memikirkan untuk mencintai sipapun karena sudah merasa cukup bahagia dengan dirinya sendiri. Namun, semua itu berubah ketika...