[ Re Written ]
Urie menatap ke arah langit saat salju mulai turun, ia membuka telapak tangannya untuk merasakan butiran salju yang jatuh. Dingin.
Urie tersenyum dan mengganti pakaiannya ke pakaian musim salju, bersenandung sembari berjalan ia menikmati hari pertama musim salju ini. Semoga saja tidak ada badai salju
"Hmm...kapan yah alurnya mulai?~ aku sudah bosan menunggu" Gumam Urie sembari mengamati sekitarnya yang terasa familiar
Disitu lah ia mencium bau darah yang pekat juga bau Muzan yang membuat nya mual, sebenarnya Muzan itu harum. Ekhem! Mendengar langkah kaki yang mendekat Urie melompat masuk kedalam bayangan penasaran apakah ini yang ia tunggu tunggu?
Drap drap drap!
Bukan. Itu hanyalah seseorang tak penting yang lewat, lalu bau darah apa ini? Apakah seseorang mati sebelum keluarga Kamado di lenyapkan oleh Muzan? Apakah ini layak untuk di investigasi? Hmm...ini hanya untuk memuaskan rasa penasarannya.
Ia keluar dari dalam bayangan dan berjalan menuju bau darah tersebut berada, kakinya perlahan menuntun nya kesebuah hutan yang lumayan lebat dan belum dipenuhi salju.
Disitulah ia menemukan seorang bocah yang berlumuran darah dengan air mata yang berlinang, matanya kosong tanpa adanya cahaya dan harapan. Kulit putih pucat layaknya mayat, jika bukan karena suara nafas nya yang pelan dan tersenggal senggal Urie akan mengira bahwa anak ini sudah tewas
Urie berjalan kearah anak tersebut yang tergeletak di tanah bersimbah darah dan berjongkok dihadapannya
"Tuhanku, apa yang Muzan lakukan kepadamu? Masih kecil pula." Urie menatap prihatin anak ini dan mengusap wajah nya untuk mengecek kondisinya
Kulitnya dingin sedingin es, melihat anak ini membuat hati Urie sakit. Selamatin gk yah? Duh kalau diselamatkan bakal repot..tapi kalau nggak malah nggak enak rasanya.
Kalaupun diselamatkan gimana? Hmm...kasih darahnya gitu? Bukannya bahaya yah?... You never know unless you try!!!
"Buka mulutmu." Urie menggores tangannya dan darah pun keluar mengucur ke tanah sebelum terserap, anak tersebut meskipun sudah tak terlalu responsif tetap membuka mulutnya. Urie tersenyum melihat kepatuhan anak tersebut dan mendekatkan lukanya ke atas mulut anak tersebut.
Darah merah pekatnya menetes perlahan-lahan masuk kedalam mulut anak tersebut, ia tersedak ketika menelan darah yang diberikan oleh Urie. Urat diwajahnya menonjol, rasa panas dan sakit meng gejolak didalam tubuh anak tersebut
Ia berteriak kesakitan memegangi lehernya sementara Urie hanya menonton
'Selamat gk yah?'
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Darkness Devil 『Demon Slayer x Male Reader』
Teen FictionVestia Hilise, bocah yang aduhai membuat sakit kepala emaknya yang nilainya cuman bagus IPA sama B.Inggris dan juga seorang wibu ini, Ketimpa musibah . Dia tertiban pohon dan isekai kedalam anime yg kurang ia sukai, Demon Slayer. Sebagai iblis pula...