Chapter 2 : Something just like this
Siwon
Sekali lagi aku memperhatikan penampilanku dikaca mobil yang terparkir tepat dipinggir pantai yang kemarin kudatangi. Sudah tidak seperti kemarin ketika aku mempermalukan diri dengan baju formalku. Hari ini aku lebih siap entah itu mencari adik nakal-ku atau untuk tujuan baruku menggoda Tiffany. Wanita cantik yang baru kukenal kemarin. Dia bahkan hadir dalam mimpi indahku. Aku tahu bukan itu tujuanku kesini. Tapi jika mencari adikku begitu sulit dan hanya membuatku gila apa salahnya sedikit bermain ditempat ini? Meski waktuku tidak banyak, aku tidak peduli. Aku menyalahkan Ayahku karena hanya memberiku lokasi tempat dia banyak menghabiskan waktu, bukan tempat tinggalnya. Entah bagaimana cara adikku itu menyembunyikan tempat tinggal dia. Dia bahkan mematikan nomornya seakan tidak ingin untuk dihubungi.
"Oh, kau lagi. Belum ketemu?" suara tak asing itu membuatku berbalik lalu mendapati Jessi dengan tangannya yang memegang rak dipenuhi botol-botol minuman.
"Belum. Jika saja kau bersedia berbagi sedikit informasi denganku," kataku berjalan disampingnya. Langkahnya begitu cepat membuatku terheran-heran.
"Sudah kubilang aku tidak menjual informasi"
"Tapi aku tidak sedang membeli. Anggap saja kau sedang membantuku sebagai sesama orang Korea," bujukku lagi. Sebenarnya tadi malam sudah berkali-kali aku berbicara kepadanya. Tapi kini aku tahu betapa kuatnya pendirian wanita itu. Dia terus mengabaikanku dengan melayani pelanggannya tadi malam.
"Carilah orang Korea lain yang mau membantumu. Aku tidak ingin membahayakan usahaku karenamu"
"Hei, sudah kubilang aku bukan polisi atau pengedar obat terlarang seperti yang kau pikirkan!"
Jessi tertawa lalu membuka pintu bar-nya yang tentu belum buka. Masih siang hari, dia mungkin akan buka sebentar lagi. Aku hanya bisa memperhatikan Jessi tertawa mengejekku dari dalam. Tentu aku tidak bisa seenaknya ikut masuk kesana bersamanya.
Sialan.
Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang untukku.
Mataku kembali menyapu setiap tempat duduk yang cukup ramai. Tak ada wanita yang kucari disana. Padahal aku berharap akan bertemu dengannya sama seperti kemarin. Apa dia hanya mengerjaiku saja ketika bilang bahwa dia sering kesini? Sejak kapan aku dengan mudah dibodohi seorang wanita?! Tentu saja dia hanya mempermainkanku. Wanita semacam dia memiliki harga diri yang tinggi. Tapi aku mungkin akan menunggunya juga sebentar didalam bar. Untuk memastikan saja.
Oh, Choi Siwon. Ingatlah tujuan utamamu yang sebenarnya!
~~~
Tiffany
Sudah kesekian kali aku kembali mengintip dari jendela rumahku memperhatikan bagaimana Taeyeon dan mantan kekasihnya, Baekhyun, berselisih didepan rumahku sejak tiga puluh menit yang lalu. Entah dari mana pria berwajah seperti anak kecil itu tahu alamat rumahku, atau mungkin Taeyeon-lah yang memberitahu. Yang pasti aku belum sempat menanyakan apapun kepada sahabatku itu karena sejak tadi dia belum masuk juga.
Banyak pertanyaan muncul dibenakku. Kenapa pria itu harus datang sampai kesini? Karena dari cerita Taeyeon dialah yang bersalah. Menurutku berselingkuh bukanlah hal sepele, itu adalah penyakit yang sulit disembuhkan. Aku lebih baik tidak serius dalam menjalin hubungan dan bermain-main, daripada berkomitmen namun berselingkuh. Tapi jika dia sampai datang jauh kesini, mungkin aku juga perlu mendengar cerita dari sudut pandang lain. Entahlah.
Pikiranku juga masih dikacaukan karena kejadian tadi malam. Dan lihatlah bahkan pelakunya tidak berani menunjukkan batang hidungnya sampai saat ini. Dimana anak itu? Meskipun aku masih marah dengan ciuman itu, tapi sebagai teman aku khawatir sesuatu yang buruk terjadi padanya. Aku sedikitnya tahu masalah keluarga Minho, dan jika dilihat dari cara berbicaranya tadi malam mungkin saja kali ini dia benar-benar akan kembali ke rumahnya.
Aku hanya tidak ingin dia melakukan hal bodoh lainnya. Karena selama ini Minho tidak pernah melewati batas yang ada di antara kami seperti semalam.
Tubuhku tersentak ketika pintu rumahku terbuka. Oh, aku ketahuan mengintip dan Taeyeon sepertinya tidak peduli. Sudah lama aku tidak melihat wajah seriusnya. Dan aku tahu betul kali ini masalah Taeyeon juga sangat mengganggunya.
"Apa kau tidak apa-apa jika aku pergi sebentar dengannya?" tanyanya pelan. Dia sebenarnya tidak perlu bertanya kepadaku.
"Kau baik-baik saja?" Taeyeon mengangguk singkat lalu memelukku. Ada senyum tipis diwajahnya. "Kau masih masih mencintainya heuh?"
"Jangan sok tahu!"
"Sangat terlihat di matamu Kim"
"Aku akan menceritakan semuanya nanti malam, apa yang akan kau lakukan sekarang?" kini dia menjauhkan tubuhnya lalu berjalan mengambil dompetnya yang ada diatas meja makan.
"Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu. Aku mungkin akan bekerja atau ke tempat Jessi"
"Baiklah, jika kau disana sampai malam aku akan menyusul"
Aku hanya mengangguk menatap tubuh mungilnya menghilang dibalik pintu. Kadang aku suka lupa betapa dewasanya Taeyeon dapat terlihat karena wajah polosnya. Oh, wajah itu. Kenapa aku baru sadar wajahnya mirip sekali dengan Baekhyun! God. Tiba-tiba aku merinding.
~~~
Jessi Bar & Grill.
Seperti malam-malam biasanya, tempat itu merupakan salah satu pilihan dimana anak-anak muda menghabiskan waktu mereka disana. Suara musik yang tidak terlalu memekakkan telinga namun membuatmu bersemangat, minuman, makanan, dan pemandangan pantai malam. Semuanya merupakan paket lengkap bagi mereka yang begitu mencintai kehidupan bebas di kota kecil itu.
Tak terkecuali Tiffany. Hampir setiap harinya dia habiskan disana. Entah itu untuk bekerja, oh ya dia bisa bekerja ditengah banyak orang karena disanalah dia mendapatkan inspirasi. Entah karena suasana hatinya yang baik atau buruk, atau hanya untuk sekedar bersenang-senang dengan teman-temannya. Tak jarang dia akan membantu Jessi juga jika tempat itu sangat ramai. Tapi malam itu, suasana hatinya sedang tidak bisa dijelaskannya. Semakin gelap hari, semakin gelap juga hatinya. Kedatangan Taeyeon membuat kenangan keluarganya yang jauh disana kembali membuat rindu dihatinya dan tentu saja Minho. Ciuman itu jelas mempengaruhinya, meski dengan kuat pikirannya ingin mengabaikan itu. Tapi dia sama sekali tidak ingin hal kecil itu mengganggu hubungan pertemanannya dengan Minho. Pria itu terlalu baik untuk dia lepaskan. Lihatlah pria itu bahkan menghindarinya seharian ini dan tidak ingin membalas pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Sunsets [Book 1✔️] EBOOK Ready!
RomanceSudah tersedia!! Ebook novel by Arielle Young💫 "Saat mimpi, keluarga dan cinta memaksamu untuk memilih salah satunya; apa yang akan kau lakukan?" Rated 🔞+++++ Jadi untuk yg belum cukup umur disarankan jangan membaca yaaa🫶🏻 credit gambar cover by...