Chapter 4

86 14 1
                                    






Chapter 4 : Rainbow Connection







Siwon


Seoul - Korea, 2014

Aku kembali melirik Minho yang sama sekali belum ingin berbicara denganku. Sebenarnya itu tidak masalah, tapi raut wajah cemberutnya benar-benar tidak enak dilihat. Kapan anak ini akan bersikap dewasa? Hei, aku sudah rela jauh-jauh mencarinya meski terpaksa.

"Ya! Tersenyumlah, aku tidak ingin Ibumu mengira aku melakukan hal buruk untuk membawamu kesini"

Dia tetap saja diam menyibukkan pandangan memperhatikan jalanan yang membawa kami ke rumah Ayah.

"Kau masih memikirkan Tiffany? Tenang saja, tidak ada apa-apa diantara kami. Aku hanya tidak tahan untuk tidak menciumnya. Kau tahu kan rasanya melihat wanita cantik dan seksi seperti itu?"

Minho kini menatapku tajam, dia sangat tidak cocok menampilkan wajah itu.

"Aku tahu kau menyukai sahabat cantikmu itu. Tenang saja, aku bukanlah orang yang harus kau khawatirkan"

"Diamlah Hyung! Dan jangan menggambarkan dia seperti itu, kau sangat menjijikkan," desisnya tajam.

"Kau tahu tidak adil memperlakukannya dengan buruk. Dia tidak salah, kaulah yang salah tidak bisa mengesampingkan perasaan"

"Dia sahabatku, Hyung tahu betapa menjijikkan melihat sahabatmu dicium kakaknya sendiri?"

"Aku tidak tahu dia sahabatmu waktu kita bertemu pertama kali Choi Minho. Dan itu tidak menjijikkan, kau hanya cemburu itu wajar. Bersikap dewasalah. Mungkin dengan itu dia akan tertarik kepadamu"

~~~

"Terima kasih sudah membawanya kesini Siwon," Lee Minah, wanita bertubuh kurus tinggi dengan pakaian anggun sama seperti senyumnya itu dengan tulus memeluk Siwon.

"Bukan masalah, dia hanya sedikit marah denganku itulah kenapa wajahnya ditekuk seperti itu"

"Tidak apa-apa, kau pasti lapar. Pergilah ke ruang makan, Suho dan kekasihnya sudah disana menunggu. Aku akan memanggil Minho," Siwon memberi senyum sopannya lalu berjalan santai ke ruangan itu.

Disana dia menemukan Ayah dan adiknya yang lain serta wanita cantik yang tersenyum tipis kepadanya sudah duduk menunggu. Dia dan Minho baru saja tiba di kediaman itu, tapi adiknya itu langsung menuju kamarnya tanpa ingin berbicara dengan siapapun.

"Oh Hyung, kenapa lama sekali. Kami sudah lapar"

"Dimana Minho?" pertanyaan Ayahnya hanya membuat Siwon mengangkat bahu seakan tak peduli. Jelas kelakukannya itu membuat sang kepala keluarga geram, namun kehadiran tamu disana membuatnya harus menahan diri.

Siwon hanya berperilaku sopan didepan Ibunya dan Ibu dari Minho. Selain itu dia akan menunjukkan sikap brengseknya kepada semua orang yang dianggapnya mengganggu, terlebih kepada Ayahnya. Meski begitu tetap saja dia akan tunduk jika Ayah-nya memerintahkan sesuatu, apalagi sudah mengancamnya. Bukannya dia menghormati pria itu, dia hanya memanfaatkan fasilitas yang dia dapatkan. Itu saja.

"Hai kita bertemu lagi. Siapa namamu? Aku lupa," Siwon kini menyapa ramah gadis cantik yang sebenarnya sudah beberapa kali bertemu dengannya itu.

"Joohyun. Bagaimana perjalanan Oppa? Pasti menyenangkan"

Siwon tersenyum lebar mendengar pertanyaan itu sambil membayangkan perjalanan singkatnya yang melebihi kata menyenangkan. "Kalian harus ke Hawaii, aku merekomendasikan tempat itu untuk liburan"

"Jadi apa yang Minho lakukan disana Hyung?"

Sekilas Siwon melirik Ayahnya yang juga menatapnya penasaran. Wajah tampannya kemudian menyeringai. "Dia tinggal dengan tiga orang wanita cantik dan seksi. Pantas saja dia betah disana. Haha anak itu, dia benar-benar anak Appa"

"Siwon!" bentakan kecil itu membuat Siwon tertawa. Sedangkan Suho dan kekasihnya tersenyum kaku.

"Appa, tenang saja. Putra kesayangan Appa sudah bertumbuh menjadi pria sejati. Oh, setidaknya dia tidak meniduri salah satu dari wanita itu dengan sembarangan. Sepertinya"

Siwon sama sekali tidak takut menyindir Ayahnya. Jika saja pria itu sadar.

"Dimana sopan santunmu Choi Siwon!"

"Santailah sedikit Appa. Kau akan membuat calon menantumu yang cantik ini ketakutan. Bukan begitu Joohyun?"

~~~

"Kau akan pulang sekarang Siwon?" pertanyaan lembut itu membuat tubuh Siwon berbalik sambil memasang senyum ramahnya mendapati satu-satunya orang yang dia hormati dirumah itu menatapnya peduli. Ada sebungkus kotak makanan dilapisi kain emas ditangan wanita itu, Siwon sudah bisa menebak itu untuknya.

"Ya, itu untukku bukan?" wanita itu mengangguk tersenyum memberinya kotak itu.

"Simpan dalam lemari pendingin. Kau hanya perlu memanaskannya."

"Aku mengerti"

"Terima kasih Siwon. Sering-seringlah datang, Ayahmu akan senang jika anak-anaknya berkumpul"

Siwon tersenyum miring. Benarkah?

Summer Sunsets [Book 1✔️] EBOOK Ready! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang