Jihan VOP
"Bangun hann." Ucap seseorang menepuk-nepuk pipiku. Aku membuka mata dan tersenyum saat tau siapa yang membangunkanku.
"Hai fan." Gumamku masih mengantuk. "Mmm...5 menit lagi ya?" Ucapku malas-malasan.
"5 menit atau....5 jam?" Sindirnya sembari tersenyum.
"Isshh...iya iya. Ternyata kenal kamu makin lama aku makin strees." Ucapku.
"Kalau kamu stress, harusnya jangan ngegoda aku." Ucapnya. Aku menaikkan satu alis lalu menatapnya. Soffan yang seperti membaca pikiranku, memajukan dagunya menunjuk ke arahku. Aku memperhatikan tubuhku dan...oww, aku pake lingerie. Hah? Lingerie?
"Soffannnnn!!!" Teriakku saat menyadari semuanya.
"Isshh kenal kamu makin lama aku selalu hampir budeg." Gerutu Soffan.
"Kenapa mata kamu nggak ditutup?!!" Tanyaku masih dengan suara keras.
"Cuci mata." Ucapnya sambil nyengir.
Bukk
Bantal yang aku lempar pas terkena wajah Soffan. "Cinta sih cinta, tapi ngelemparin dia itu hak!!" Ucapku dalam hati. Soffan memandangku geram bercampur kesal. Aku meleletkan lidah padanya dan berlari ke arah kamar mandi karena dia mulai mengejarku. Saat didepan kamar mandi, aku terpeleset dan...
Brukk
"Kamar mandi kampretttttt."
♡♥♡♥♡♥
"Ahahahahahaha." Suara tawa menggema ke seluruh ruangan.
"Isshh...kalian tuh ya, temen kena sial malah diketawain." Geramku.
"Ya habis, kalian tuh klop banget begonya." Ucap Nirmala berusaha menetralkan tawanya.
"Kita nggak bego." Ucapku kesal.
"Ciee yang udah pake kita." Ledek Salma. Aku hanya memutar bola mata kesal.
"Tuh kan, kata aku juga apa. Sehari tuh nggak akan berhasil." Ucap Nirmala. Yang lain hanya mengangguk setuju sambil menyesap kopi masing-masing. Aku cemberut karena Nirmala selalu tau apa yang akan terjadi.
"Ah iya, nih." Ucapku sembari menyodorkan toples berisi ide mereka ke meja.
"Kocok sama kamu. " Ucap Tina yang dibalas anggukan olehku. Akupun mengambil toples itu dan mulai mengocok. Setelah puas mengocok, akupun mengeluarkan kertas.
Seperti biasa, Nirmala langsung mengambil kertas dengan cepat.Nirmalapun membukanya dan tersenyum simpul.
"Isinya bukan ide kamu lagi kan?" Tanya Nita yang dibalas anggukan oleh Nirmala.
"Terus yang siapa?" Tanya Salma antusias.
"Yang Nita." Ucap Nirmala sambil tersenyum.
"Nit, kamu nggak nulis yang aneh-aneh kan?" Bisikku pada Nita yang memang berada disampingku. Nita hanya menggeleng kecil.
"Kenapa kamu senyam-senyum nir?" Tanyaku was-was.
"Karena ini lucu." Ucap Nirmala tersenyum kecil.
"Isinya apaaaa???" Ucap Nisa tak sabar.
"Jihan harus masak." Ucapnya sambil tertawa kecil. "Ahh bahagianya melihat sahabat menderita." Ucap Nirmala lagi yang mendapat toyoran dariku.
"Astaga nit, kamu kan tau aku nggak biaa masak. Kenapa ngasih saran ituuuuu??" Tanyaku frustasi. Nita hanya nyengir tak acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding
Teen FictionSiapa yang bisa menolak bila dijodohkan dengan orang yang disuka? Pasti nggak ada. Tapi apa jadinya kalau harus membantu dia mendapatkan hati sahabat kamu dengan pernikahan ini? Sakit? Pasti. Tapi inilah pernikahanku.