Hello again my first love

162 4 0
                                    

Jihan VOP

"Ahhhh pagi yang cerah. Semangat Jihan!! Fighting!!" Teriakku saat membuka jendela kamar. Itu sudah menjadi rutinitasku. Semilir angin pagi yang sejuk terasa segar saat menyentuh kulitku.

"Jihann...ayo sarapannn..." teriak bibiku dari bawah.

"Iya bi. Aku siap-siap dulu." Teriakku dengan volume yang lebih kecil. Takut kualat.

Aku pun bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi, aku langsung memakai baju yang sudah aku siapkan. Baju kaos lengan panjang berwarna putih hitam dengan celana levis berwarna senada dan tas gendong kecil berwarna putih sudah melekat pada tubuhku. Rambut hitam panjangku kubiarkan tergerai. Aku memoleskan bedak sedikit lalu memakai parfum. Kulihat bayanganku lalu tersenyum simpul. Manis. Narsis dikit nggak apa-apa kan? Akupun turun kebawah untuk sarapan. Dibawah kulihat adik,paman,dan bibiku sedang sarapan. Akupun menyapa mereka.

"Pagi bi. Pagi paman." Sapaku sambil tersenyum simpul.

"Pagi Jihan." Jawab mereka berdua kompak. Akupun menarik kursi untuk duduk.

"Pagi imel." Sapaku pada adik semata wayangku ini.

"Pagi kak." Jawabnya tak mengalihkan pandangannya dari nasi gorengnya.

"Han bisa temenin bibi beli perlengkapan rumah nggak nanti siang?" Tanya bibiku. Akupun mengangguk setuju.

"Boleh bi. Tapi kalau Jihan udah periksa toko. Sama mau ada reunian juga bi. Jadi agak siang. Nggak apa-apa kan?" Tanyaku.

"Nggak apa-apa." Jawabnya singkat.

Selesai sarapan, akupun berangkat ke toko. Saat sampai, aku mengambil kunci toko dan membuka pintunya. Kubuka gordeng yang menutupi jendela. Memastikan tempat duduk dan peralatannya rapih. Kulihat sekeliling cafe ini. Cafe dengan gaya minimalis yang didominasi warna hijau dan putih dengan hiasa bunga disetipa sudutnya. Dengan hiasan taman kecil yang dipenuhi bunga didepan memberikan kesan manis pada cafe ini. Dandelion Cafe. Ya itulah nama yang aku berikan. Aku tak tau kenapa aku memberikan nama itu, hanya merasa cocok saja.Lalu akupun beranjak ke ruanganku yang berada dilantai dua. Kubereskan ruanganku sampai rapih. Setelahnya akupun merebahkan diri pada sofa diruangan ini.

Tringg...

Bunyi bel menggema tanda ada seseorang masuk ke cafe. Akupun beranjal dari sofa dan berlari kebawah. Kulihat para karyawanku mulai berdatangan. Mereka menyapaku ramah seperti biasa. Setelah itu tanda 'open' pun dipasang.

#♡#♡#♡#♡

Author VOP

Matahari semakin meninggi tanda hari makin siang. Para pengunjung cafe pun kian banyak. Dari mulai yang sudah lansia ataupun remaja yang meluangkan waktu untuk sekedar nongkrong. Seorang wanita menggunakan celana hitam panjang dipadu dengan blouse berwarn hijau toska dengan jilbab yang berwarna senada berjalan menuju cafe. Dijingjingnya jas dokter yang menyatakan itu adalah profesinya.

Tringgg...

Bunyi bel saat wanita itu masuk. Seorang pelayan yang bertugas menerima tamu tersenyum ramah padanya. Wanita itupun membalasnya dengan senyuman.

"Ada ibu?" Tanya wanita itu.

"Ada mbak. Silahkan naik saja keatas. Beliau ada diruangannya." Jawab pelayan itu sambil tersenyum.

"Terimakasih." Ucap wanita itu singkat lalu beranjak pergi ke atas.

Saat sudah sampai diatas, diputarnya knop pintu ruangan Jihan itu.

"Assalamualaikum." Ucapnya.

"Waalaikumsalam." Balas Jihan. Jihan pun mengalihkan pandangannya dari dokumen yang dia baca pada orang yang mengucapkan salam.

My WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang