Empat

16 1 0
                                    

Seperti biasa, Nathan hari ini berada di Cafe 42 bersama teman-temannya, minus Evan. Fatih sedari tadi sibuk bermain game dengan satu tangan yang digunakan untuk memakan cemilan. Lucio yang sibuk menonton Vidio pembelajaran yang ada di aplikasi berbayar dan Nathan yang sibuk mengerjakan tugas-tugas Kimia yang belum sempat dia selesaikan di perpustakaan tadi.

Victory~

Fatih seketika bersorak bahagia, tak lupa di selingi oleh ejekan kepada tim sebelah.

"Hahahaha anying, berani lu ejek Hero favorite gue, mamam tu defeat!" itulah yang dikatakan oleh Fatih.

Lucio dan Nathan tak terganggu dengan ucapan Fatih maupun sorak bahaginya karena keduanya menggunakan earphone di telinga mereka. Nathan yang menggunakan earphone untuk mendengarkan musik sembari mengerjakan tugas dan Lucio yang mendengarkan penjelasan pelajaran yang ada di sebuah video.

Saat Fatih sedang menatap ke arah sekitarnya, dia secara tak sengaja menangkap siluet seragam yang cukup familiar di matanya. Seragam identitas sekolah sebelah, rival sekolah 42 yaitu SMA 23. Seorang remaja perempuan dengan rambut pendek dan menggunakan varsity yang modelnya sama seperti varsity perempuan kemarin.

"Woy, woy, woy! Itu perempuan yang kemarin bukan si?!" Fatih menunjuk kearah seorang perempuan sembari menggoyangkan tubuh Lucio.

Lucio yang merasa terganggu pun dengan berat hati melepas earphonenya dan menatap kearah tunjuk Fatih. Lucio sedikit menyipitkan matanya saat menatap kearah perempuan yang di tunjuk. Gaya varsity yang di pakainya memang sama dengan perempuan kemarin tapi kan yang memilikinya bukan hanya perempuan itu kan? Tapi gaya rambut dan juga bentuk wajahnya sama persis.

"Than-than, itu perempuan kemarin!" ucap Lucio sambil mengguncangkan tangan Nathan.

Nathan yang sedang menulis tiba-tiba di guncangkan tangannya oleh Lucio tentu saja kecoret, Lucio yang sadar pun segera meminta maaf tapi dia segera mengalihkannya dengan perempuan berambut pendek dengan seragam indentitas sekolah 23 dan juga menggunakan varsity berwarna hitam dan putih.

"Nathan, lu ga lupa kan perkataan lu kemarin?" tanya Fatih yang membuat Nathan menatap kearah remaja perempuan yang tadi di tunjuk oleh Lucio.

Nathan menganggukkan kepala sebagai jawaban, "nah, sekarang samperin! Tuntaskan janjimu, kawan!" Fatih berucap sembari menepuk pundak Nathan untuk memberikan semangat.

Nathan menganggukkan kepalanya mengerti. Dengan langkah pelan dan lambat dia mengikuti perempuan tersebut hingga ke lantai 2 cafe ini. Nathan melihat remaja perempuan itu duduk dibagikan pinggir cafe, dekat dengan pagar sembari memainkan ponselnya.

Nathan benar-benar gugup saat ini, ia juga merasa tidak yakin jika perempuan itu adalah orang yang kemarin memberikan uang ke Evan.

"Lu yakin dia orangnya?" tanya Nathan memastikan.

Nathan hanya takut jika perempuan itu ternyata bukanlah perempuan yang kemarin memberikan uang ke Evan sambil mengumpat. Jika salah orang maka sama saja ia menyakiti hati perempuan itu kan? Bahkan walaupun tidak salah orang kamu juga akan menyakiti hatinya. Ingin mundur pun sepertinya percuma karena ia tau bagaimana sifat Fatih.

"Yakin 99% bro!" jawab Fatih dengan yakin, "bro, lu kalo ga nepati perkataan lu. Lu harus nanggung biaya hidup gue selama 2 bulan!" Cetus Fatih seenaknya yang di balas tatapan terkejut dari Nathan.

"Gila lu?! Makan lu aja banyak anying, bangkrut gue!" ujar Nathan tak terima.

Kan, ayolah dompet Nathan itu beda jauh sama dompetnya Hotman Paris. Kalau misal dompet Hotman Paris itu kosong, tapi yakinlah di ATM nya pasti akan ada black card dan kartu debit yang isinya luar biasa banyak. Beda sama Nathan, kalo di dompet ga ada isinya, jangan harap di kartu ada duitnya. Paling-paling duit 5k, itu pun sengaja di diamkan biar kartunya ga kosong saat di cek.

Pelampiasan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang