Awal Mula

5 2 0
                                    

Yoga berjalan dengan santai di lorong asrama dengan wajah yang tak henti – hentinya tersenyum, mendengar kabar kalau Dimas tidak pulang asrama membuatnya senang bukan kepalang. Karena dengan begini ia bebas menguasai ruangan asrama milik Dimas, "sering – sering kek gini juga gapapa dah" ucapnya senang sambil merogoh saku celanaya mengambil kunci kamar Dimas.

Langkahnya terhenti di asrama dengan nomor 26, ia mengarahkan kunci di tangannya untuk membuka pintu asrama tersebut dengan hati yang masih gembira.

"Lha? Kok gak bisa kebuka?" ucapnya bingung saat berusaha membuka pintu namun tidak berhasil. Ia mencoba lagi mengotak – atik namun hasilnya tetap sama, raut wajahnya kini berubah panic karena hal ini. Pikiran buruk langsung memenuhi isi pikiran Yoga.

"Bnagsad!! Ini kok gak bisa dibuka kenapa anjing!!" umpatnya kesal, ia masih berusaha mengotak – atik pintu sialan ini supaya bisa terbuka.

Sial, masih pagi udah kena apes aja.

"Ngapain lo disitu!"

Deg!?

Yoga langsung terdiam kaku mendengar suara yang taka sing baginya, ia melirik kebelakang lewat ekor matanya dan mendapati Dimas yang sudah berdiri tak jauh di belakangnya menatapnya dengan tatapan dengan penuh tanya.

"Ehh.... Kapten udah pulang aja" ucapnya basa basi.

Dimas langsung menatap bawahanya dengan tatapan curiga, "lo mau maling ya?" tuduhnya.

Yoga langsung menggeleng cepat, "GAK!! Jangan nuduh sembarangan dong!"

"Terus ngapain lo pagi – pagi ke asrama gue?"

"Anu... itu gue.... Ahhh y ague tuh mau ngecek asrama lo aman gak!!"

Dimas menatap curiga kearah Yoga seakan tak yakin dengan jawabannya, sedangkan Yoga hanya tersenyum dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.

"Ck!! Gue tau lo pasti ada niatan buat ngambil makanan didalam kan?"

"Mampus gue!!" Yoga tak bisa berkata apapun lagi ucapan Dimas benar – benar tepat sasaran, ia lalu menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal sambil tersenyum canggung. Dimas yang menyadarinya langsung memutar bola matanya dan berjalan menuju pintu ruangannya.

"Ck!! Lo emang gak pernah berubah" ucapnya sambil membuka pintu ruangannya dan berjalan masuk diikuti Yoga.

"Tapi semalem lo bilang gak balik asrama, kok sekarang balik?"

Dimas duduk di sofanya tanpa menjawab pertanyaan Yoga, Yoga yang melihatnya pun terheran – heran. Karena tak biasanya Dimas pulang ke asrama kalau sedang jalan keluar bersama Admorelda, ia hafal betul kalau Dimas akan pulang ke apartrmen jika sedang keluar dengan gadis pujaanya itu.

"Gimana caranya biar bisa dapetin Morel?"

"Hah?!"

Ahhh... Yoga paham mengapa Dimas berubah seperti ini.

"Lo mincing ucapan kayak yang kemaren lagi? Aduh kapten, kan udah gue bilang tunggu dia siap dulu aja kenapa sih?!"

"Gue takut kalo dia balik sama masa lalunya!"

Yoga terdiam, ucapan Dimas ada benarnya tapi dilain sisi perasaan orang kan gak bisa dipaksa. "Kalo gitu kenapa lo gak cari cewek lain aja? masih ada banyak cewek yang mau ama lo tanpa, lo cari sekalipun" yah tak heran Dimas adalah salah satu angkatan dengan kepopuleran tinggi, banyak gadis – gadis rela antri untuk Dimas.

"Gak! Gue maunya Morel!!"

"Yaudah kalo gitu resikonya lo tau sendiri"

"Ck!! Kenapa sih dia gak bisa lupain bajingan itu?! Sialan banget!!" Dimas marah lantaran Morel terlalu terpuruk akan masa lalunya yang benar – benar memuakan itu, ingatannya berputar saat Morel dengan sedihnya menceritakan rasa sakitnya akibat pria sialan yang benar – benar ingin Dimas habisi saat ini juga. Ia paling benci melihat gadis kesayangannya itu menangis.

AdmoreldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang